Fermentasi tradisional

Pembuatan Dadiah (Meutia Puspita Arum/H3118044)

Pembuatan Dadiah (Meutia Puspita Arum/H3118044)

by Meutia Puspita Arum -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020b

Dadiah merupakan makanan khas dari pulau Sumatra yaitu berasal dari  Padang, Sumatra Barat. Dadiah merupakan produk fermentasi dari susu kerbau segar. Berbeda dengan yogurt yang menggunakan susu sapi, dadiah harus menggunakan susu kerbau karena jika menggunakan susu sapi hasilnya tidak bisa mengeras dan menjadi dadiah. Cara pembuatannya yaitu susu kerbau segar yang baru diperah, disaring lalu dimasukkan ke ruas bambu biasanya berukuran 15-30cm (jangan sampai penuh). Bambu memberikan aroma yang khas untuk dadiah. Kemudian ditutup dengan daun pisang yang telah dilayukan kemudian ikat rapat. Setelah itu didiamkan selama 1-2 hari. Namun biasanya masyarakat Minang menjualnya ke pasar saat telah dibiarkan selama 2 hari. Fermentasi terjadi secara spontan, tidak ada tambahan apapun, hingga lama kelamaan susu akan mengental dan membentuk krim  padat yang jika dilihat seperti bubur sum-sum. Dadiah yang telah jadi ditandai dengan daun pisang yang  berubah menjadi kecoklatan. Dadiah tak dapat dilepaskan dengan ampiang atau emping beras, kuah gula merah cair, serutan kelapa, dan serutan es. Selain dimakan bersama emping beras, dadiah juga bisa disantap dengan sirih, samba lado, dan lauk untuk makan nasi.

Hal yang menentukan keberhasilan membuat dadiah adalah bambu yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan kain namun jangan terlalu bersih untuk membantu proses fermentasi alami. Waktu lamanya fermentasi juga diperhatikan karena jika lebih dari 2 hari dadiah rasanya akan terlalu asam dan tidak enak. Saat menutup bambu dengan daun pisang juga harus diikat rapat untuk mencegah udara masuk. Susu kerbau yang baru diperah harus langsung diolah. Apabila membeli susu secara kemasan, sebaiknya direbus sampai mendidih terlebih dahulu untuk mematikan mikroba patogen.