General
Mohon dipelajari dengan baik RPS Seminar 2023
1. Jelaskan pengertian dan tugas moderator !
2. Jelaskan pengertian dan tugas penyaji / pemrasaran !
3. Jelaskan Pengertian dan tugas notulis !
4. Uraikan tata cara dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi !
5. Uraikan tata krama penyaji dan peserta
Menurut W.J.S Poerwadarminta (1994), makalah adalah uraian tertulis yang dikemukakan untuk mendapatkan pembahasan yang lebih lanjut.
Makalah juga bisa disebut sebagai sebuah karya tulis yang di dalamnya terdapat buah pemkiran dari seorang penulis yang belum pernah dipublikasikan dan bersifat ilmiah.
Makalah ilmiah merupakan sebuah makalah yang membahas suatu permasalahan dari hasil studi ilmiah. Isi dari makalah jenis ini tidak boleh semata-mata berdasarkan pendapat atau opini yang bersifat subjektif.
Makalah jenis ini diperoleh dari hasil sebuah penelitian. Berbeda dengan makalah ilmiah, makalah kerja memungkinkan si penulis untuk memberikan opini yang bersifat subjektif dari permasalahan yang dibahas.
Makalah kajian merupakan sebuah makalah yang isinya merupakan cara-cara pemecahan suatu masalah yang sifatnya kontroversial.
Makalah posisi adalah makalah yang penyusunannya dilakukan atas permintaan suatu pihak, di mana fungsi dari makalah jenis ini adalah sebagai alternatif pemecahan suatu permasalahan yang ada.
Sesuai namanya, makalah jenis ini berisi berbagai analisis suatu permasalahan yang sifatnya objektif dan empiris.
Makalah jenis ini merupakan yang paling sering di dapatkan oleh siswa/mahasiswa sebagai tugas dari guru/dosen. Isi dari makalah ini merupakan tanggapan/reaksi penulis terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi.
Setelah mengetahui pengertian dan berbagai jenis makalah, saatnya kamu mulai mengenal berbagai tahapan dalam membuat makalah.
Namun, sebelum menuju proses cara membuat makalah, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu seperti apa strukturnya agar memudahkan kamu dalam penyusunannya nanti.
Apa saja sih struktur makalah?
Cover adalah sampul dari makalah yang memuat judul, logo, identitas penulis, serta tempat dan tahun terbit.
Untuk bagian cover, sebaiknya penulisan menggunakan aturan rata tengah (center) agar cover terlihat lebih rapi.
Kata pengantar juga merupakan salah satu bagian yang harus ada di sebuah makalah.
Sesuai namanya, fungsi dari kata pengantar adalah sebagai pengantar agar pembaca memiliki pandangan umum terhadap makalah yang kamu buat.
Daftar isi merupakan sebuah halaman yang memuat informasi halaman dari konten sebuah makalah.
Untuk memudahkan pembaca dalam menemukan informasi tertentu, maka kamu harus memberikan keterangan halaman pada setiap bab maupun sub-bab di makalah kamu.
Di bagian pendahuluan biasanya terdiri dari 3 sub-bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.
Inti dari sebuah latar belakang adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada pembuatan makalah tersebut, seperti:
Latar belakang harus ditulis dengan jelas serta mudah dimengerti.
Selain memuat jawaban dari sebuah pertanyaan, latar belakang juga harus memuat data-data atau fakta-fakta yang mendukung.
Di bagian rumusan masalah, kamu bisa mengisinya dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan kamu jelaskan di bagian pembahasan.
Pertanyaannya tidak perlu terlalu banyak, cukup 2 sampai 3 pertanyaan yang jelas dan merupakan hasil “pengerucutan” dari latar belakang yang kamu tulis sebelumnya.
Sesuai namanya, tujuan merupakan bagian yang berisi tentang tujuan dibuatnya makalah tersebut.
Tujuan bisa kamu tuliskan secara singkat dan menggambarkan secara jelas manfaat dari pembuatan makalah tersebut.
Pembahasan/Isi merupakan bagian paling penting dari sebuah makalah. Bagian ini berisi uraian pokok dari permasalahan yang kamu bahas.
Tentu saja, pembahasan di bagian isi ini harus sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang telah kamu buat sebelumnya.
Isi biasanya mencakup tentang landasan teori, uraian materi, serta solusi atau penyelesaian dari sebuah permasalahan.
Bagian penutup biasanya terdiri dari sub-bab kesimpulan dan saran.
Kesimpulan berisi tentang summary atau ringkasan tentang hasil pembahasan makalah kamu.
Untuk menulis bagian ini, kamu bisa menganalisis poin penting pada bagian-bagian sebelumnya untuk menghasilkan sebuah kesimpulan dari permasalahan yang kamu bahas.
Saran merupakan bagian yang ditujukan kepada pembaca.
Saran dapat berisi harapan penulis agar makalah yang dibuat dapat bermanfaat dan diterapkan oleh pembaca.
Bagian ini berisi daftar referensi yang digunakan oleh penulis dalam membuat makalah.
Daftar referensi yang digunakan bisa berupa jurnal, buku, atau informasi valid dari internet.
Dalam membuat makalah, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan tema atau topik yang ingin kamu bahas.
Jika kamu mendapat tugas dari guru/dosen dan temanya telah ditentukan, maka kamu bisa lanjut ke tahap berikutnya.
Tapi, kalau belum, kamu harus memikirkan dulu tema atau topiknya.
Hal tersebut dikarenakan pemilihan tema akan mempengaruhi tingkat kesulitan serta estimasi waktu pengerjaan makalah tersebut.
Sebisa mungkin, pilihlah tema yang sekiranya kamu kuasai dan memiliki wawasan lebih di topik tersebut.
Setelah menemukan tema atau topik yang ingin kamu bahas, tentukan judul makalah yang akan kamu buat,
Buatlah judul semenarik mungkin.
Selain manarik, judul juga harus jelas dan berhubungan dengan tema yang kamu pilih.
Setelah memiliki tema dan judul, saatnya kamu mengumpulkan bahan referensi yang akan mendukung proses penyusunan makalah kamu.
Referensi bisa kamu dapatkan dari berbagai jurnal, buku, atau artikel yang ada di internet.
Khusus untuk artikel yang ada di internet, pilihlah yang sumbernya jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah mendapatkan bahan referensi, saatnya kamu mulai menulis makalah kamu.
Dalam menulis makalah, ada baiknya kalau kamu melakukannya secara sistematis sesuai dengan struktur makalah yang sudah dijelaskan di atas.
Mulai dari bagian pendahuluan, fokus terhadap isi makalah, kemudian tutup dengan kesimpulan yang jelas.
Jangan lupa, dalam penulisan makalah, kamu harus berkutat pada data atau fakta yang ada. Intinya, kamu harus selalu objektif dalam membahas permasalahan yang ada serta solusinya.
Setelah makalah yang kamu buat sudah jadi, jangan terburu-buru untuk mempublikasikannya. Teliti dan perbaiki jika terdapat kesalahan dalam makalah tersebut.
Cek terlebih dahulu apakah makalah yang kamu buat sudah sesuai dengan struktur makalah yang ada.
Cek juga kesalahan ejaan, penulisan, dan bahasa yang kamu gunakan.
Setelah yakin semuanya beres, barulah kamu boleh mempublikasikan makalah yang kamu buat tadi.
Dalam pembuatan sebuah makalah, seorang penulis harus memperhatikan beberapa hal penting untuk mempermudah penyusunan serta memperjelas isi makalah tersebut.
Selain struktur makalah, penulis juga harus memperhatikan tata bahasa serta sumber referensi yang digunakan.
Semoga setelah ini, kamu bisa menyusun makalah yang kamu inginkan dengan benar sehingga isinya bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke sosial media agar teman-temanmu juga mengetahui bagaimana cara membuat makalah dengan baik dan benar.
Sekian, semoga bermanfaat!
Referensi Makalah: diambil dari situs academia.edu
Buatlah makalah untuk diseminarkan dengan tema/topik terkait seni rupa dengan sistematika penulisan seperti materi perkuliahan di atas !
Posted by Romi Satria Wahono on 7 May, 2016 in Research Methodology | 12 comments
Literature review atau tinjauan pustaka adalah istilah yang sering dikerjakan oleh mahasiswa ketika sedang mengerjakan skripsi, tesis atau disertasi. Dosen dan peneliti juga fasih menggunakan istilah ini karena kehidupan akademisi sangat dekat dengan perilaku literature review. Literature review atau tinjauan pustaka pasti akan kita lakukan misalnya ketika kita memulai memahami suatu topik penelitian baru, mengikuti trend penelitian baru dan memahami state-of-the-art dari suatu topik penelitian. Sayangnya literature review sering dimaknai sederhana yaitu hanya membaca literatur ilmiah, padahal sebenarnya prosesnya tidak sesederhana itu.
Literature review tidak hanya bermakna membaca literatur, tapi lebih ke arah evaluasi yang mendalam dan kritis tentang penelitian sebelumnya pada suatu topik. Literature Review is a critical and in depth evaluation of previous research (Shuttleworth, 2009). Literature review yang baik adalah yang melakukan evaluasi terhadap kualitas dan temuan baru dari suatu paper ilmiah. Perlu dipahami bahwa yang disebut dengan literatur ilmiah dapat berupa:
Sebaiknya dipahami bahwa untuk menghindari tsunami literatur ketika kita memulai suatu topik penelitian, usahakan mengutamakan journal ilmiah yang terindeks oleh Web of Science (ISI) dan SCOPUS. Keduanya saat ini terpercaya sebagai organisasi pengindeks dan perangking journal dan proceedings di dunia penelitian. Web of Science atau dulu bernama ISI sebelum akhirnya diakuisisi oleh Thomson Reuters, mengindeks sekitar 12 ribu journal ilmiah di dunia ini, dan termasuk pengindeks journal yang paling terpercaya. Sedangkan SCOPUS mengindeks kurang lebih 20 ribu journal ilmiah, dan biasanya menjadi standard publikasi ilmiah dan syarat kelulusan bagi mahasiswa di luar negeri yang mengambil program S2 dan S3. Untuk mengecek apakah suatu journal dan proceedings terindeks SCOPUS, bisa menggunakan situs ScimagoJR.Com.
Manfaat dari literature review yang kita lakukan diantaranya adalah sebagai berikut. Tanda dalam kurung saya berikan untuk memberi clue tentang jenis literatur jenis apa yang kita gunakan.
Setelah melakukan literature review, peneliti tidak berhenti sampai hanya membaca literatur, tetapi juga merangkumkan, membuat analisis dan melakukan sintesis secara kritis dan mendalam dari paper-paper yang direview atau ditinjau. Hasil dari rangkuman, analisis dan sintesis ini kemudian dituliskan dalam bentuk paper ilmiah yang sering kita kategorikan ke dalam paper survei (survey paper). Perlu dipahami bahwa paper secara umum terbagi menjadi dua: technical paper dan survey paper. Technical paper berisi hasil eksperimen dan penelitian kita yang biasanya dituntut adanya temuan-temuan baru yang arahnya ke contribution to knowledge di dalamnya. Sedangkan survey paper berisi, hasil literature review, dalam hal ini adalah berupa rangkuman, analisis, dan sintesis dari ratusan atau bahkan ribuan paper pada satu topik penelitian.
Survey paper yang kita buat inilah yang kemudian kita jadikan Bab 2 dari skripsi/tesis/disertasi kita. Rangkuman dari state-of-the-art methods yang kita temukan pada saat literature review, juga kita masukan pada Bagian 1 (Introduction) dan Bagian 2 (Related Research/Work) dari technical paper yang kita tulis. Sayangnya kesalahan besar mahasiswa kita adalah menuliskan Bab 2 Tinjauan Pustaka di skripsi/tesis/disertasi, dengan isi hanya copy paste dari buku tentang teori-teori dasar. Padahal seharusnya berisi evaluasi yang mendalam dan kritis tentang penelitian sebelumnya pada suatu topik, sesuai dengan makna literature review yang sebenarnya. Efeknya kebanyakan Bab 2 dari skripsi/tesis/disertasi mahasiswa kita hancur lebur ketika kita lemparkan ke aplikasi anti plagiarism seperti Turnitin, iThenticate, Viper, dan sebagainya.
Jenis dan metode yang digunakan para peneliti untuk melakukan literature review atau tinjauan pustaka dan kemudian merangkumkannya ke dalam suatu paper, secara umum terbagi menjadi empat:
Traditional review adalah metode tinjauan pustaka yang selama ini umum dilakukan oleh para peneliti, dan hasilnya banyak kita temukan pada survey paper yang ada. Paper-paper ilmiah yang direview dipilih sendiri oleh para peneliti pada satu topik penelitian, dan dipilih berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang peneliti. Kelemahan dari traditional review adalah tergantung kepada pengetahuan dan pengalaman peneliti, sehingga memungkinkan terjadinya bias pada saat memilih paper-paper yang direview, yang akhirnya berpengaruh pada kualitas survey paper yang dihasilkan. Contoh dari traditional review adalah sebagai berikut:
Systematic mapping study adalah metode literature review yang sistematis dengan menggunakan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemilihan paper juga tidak dilakukan secara subyektif oleh peneliti, akan tetapi menggunakan protokol dan filter yang telah ditetapkan di depan. Systematic mapping study biasanya dilakukan untuk topik penelitian yang lebih luas daripada traditional review. Biasanya hasilnya berupa klaster dan klasifikasi dari temuan-temuan yang didapatkan pada suatu topik penelitian. Kadang dilakukan untuk mengidentifikasi tren penelitian ke depan suatu topik penelitian. Beberapa contoh systematic mapping study adalah sebagai berikut:
Systematic literature review atau sering disingkat SLR atau dalam bahasa indonesia disebut tinjauan pustaka sistematis adalah metode literature review yang mengidentifikasi, menilai, dan menginterpretasi seluruh temuan-temuan pada suatu topik penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian (research question) yang telah ditetapkan sebelumnya (Kitchenham & Charters, 2007). Metode SLR dilakukan secara sistematis dengan mengikuti tahapan dan protokol yang memungkinkan proses literature review terhindar dari bias dan pemahaman yang bersifat subyektif dari penelitinya. SLR adalah metode literature review yang biasa dilakukan peneliti di bidang farmasi dan kedokteran, meskipun boleh dikatakan baru mulai dibawa ke dunia computing pada tahun 2007 oleh Barbara Kitchenham lewat papernya berjudul Guidelines in performing Systematic Literature Reviews in Software Engineering. Setelah itu mulai booming karena banyak journal terindeks SCOPUS dan ISI mulai merekomendasikan para penulis survey paper untuk menggunakan metode SLR ini. Beberapa contoh dari SLR adalah sebagai berikut:
Tertiary Study adalah SLR dari SLR. Menggunakan metode yang sama dengan SLR, perbedaanya adalah apabila SLR membahas satu topik penelitian, tertiary study lebih luas, karena membahas satu bidang penelitian. Contoh dari tertiary study adalah sebagai berikut:
Pembahasan lebih komprehensif tentang literature review saya sajikan di slide mata kuliah research methodology, khususnya pada pembahasan tentang literature review.
Literatur rwview merupakan diskusi dari pengetahuan tentang topik yang sedang dipelajari atau bisa juga berupa hasil pengetahuan yang didukung dengan literatur riset dan merupakan fondasi dari penelitian
Langkah 1: Formulasikan Permasalahan
Langkah 2: Cari Literatur
Langkah 3: Evaluasi Data
Langkah 4: Analisis dan Interpretasikan
1. IEEE (Institute of Electrical dan Electronics Enginers) Citation Style
Model IEE: Setiap refrensi diberi nomor berdasarkan urutan kemunculannya pada dokumen. ketika mengacu suatu refrensi dalam tulisan, digunakan nomor refrensi yang diapit oleh kurung siku [].
2. Chicago Citation Style
Model Chicago: Berbeda dengan model acuan IEEE, pada model acuan chicago, refrensi refrensi diurutkan berdasarkan abjad pada daftar pustaka
Model Lain Sitasi
1. APA Style ( American Psychological Association)
untuk rumpunan ilmu pisikologi, pendidikan dan ilmu ilmu sosial. contoh :
2. MLA Style (Modern language Association)
untuk rumpun ilmu literature, seni, humanities. contoh:
3. AMA Style ( American Medical Association)
Buatlah paper / tulisan (mini research) dengan literature review tentang proyek karya seni / Skripsi yang akan dibuat. Manfaatkan serta analogikan literature review yang diperoleh pada Skripsi atau konsep dan visualisasi karya Tugas Akhir (sesuai rencana dan minat) guna mencari celah-celah untuk kebaruan karya (novelty)
Dalam penelitian ilmiah, ada beberapa tahap yang harus dilewati dengan baik. Ada tiga tahapan penelitian yang akan dibahas dalam pembahasan kali ini. Adapun ketiga tahap tersebut yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan penelitian dan tahap laporan penelitian.
Kegiatan penelitian merupakan suatu proses memperoleh atau mendapatkan suatu pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Dalam penelitian di bidang apapun, tahapan-tahapan itu pada umumnya memiliki kesamaan, walaupun ada beberapa hal sering terjadi pemodifikasian dalam pelaksanaannya oleh peneliti sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi tanpa mengabaikan prinsip-prinsip umum yang digunakan dalam proses penelitian.
Secara garis besar, tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ada tiga tahap, yaitu:
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan diantaranya ialah:
Mengidentifikasi masalah/Mencari permasalahan: Tahap ini, peneliti harus terlebih dahulu mencari apa masalah yang hendak diteliti.
Merumuskan masalah: Dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan masalah yang kemudian peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang akan diteliti. Buatlah secara operasional dan membuat batasan-batasan masalahnya terutama dalam menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti.
Mengadakan studi pendahuluan: Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat dapat diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian lapangan. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan studi dokumenter, kepustakaan dan studi lapangan
Merumuskan hipotesis: Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian di lapangan. (untuk penelitian kuantitatif)
Menentukan sampel penelitian: Pada tahap ini, ditentukan obyek yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang akan diteliti disebut populasi penelitian. Bila dalam penelitian hanya menggunakan sebagian saja dari populasi, maka dalam hal ini cukup menggunakan sampel.
Menyusun rencana penelitian: Tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan penelitian. Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal-hal sebagai berikut:
Dalam tahap ini, ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dengan baik. Diantara kegiatan dalam pelaksanaan penelitian diantaranya:
Kegiatan ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian dijadikan dasar dalam menguji hipotesis yang diajukan.
Pengolahan data atau analisis ini dilakukan setelah data terkumpul semua yang kemudian dianalisis, dan dihipotesis yang diajukan diuji kebenarannya melalui analisis tersebut. Jika jenis data yang dikumpulkan itu berupa data kualitatif, maka pengolahan datanya dilakukan dengan cara menarik kesimpulan deduktif-induktif, namun jika data yang dikumpulkan berupa jenis data kuantitatif atau berbentuk angka-angka, maka analisis yang digunakan menggunakan analisis kuantitatif atau statistika sebelum menarik kesimpulan secara kualitatif.
Untuk kepentingan publikasi, maka penelitian harus dilaporkan kepada orang-orang yang berkepentingan. Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel ilmiah, laopran, skripsi, thesis atau disertasi. Tahap laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dalam sebuah proses penelitian.
Berdasarkan uraian Tahapan Penelitian pada materi di atas, buatlah proposal penelitian untuk Skripsi bagi yang merencanakan skripsi sebagai syarat kesarjanaannya atau proposal Tugas Akhir bagi yang merencanakan jalur penciptaan karya untuk syarat kesarjanaannya.
Sistematika Proposal :
A. Latar Belakang Masalah Penelitian atau Penciptaan (sesuai minat Skripsi atau Tugas Akhir)
B. Batasan Masalah Penelitian atau Penciptaan
C. Rumusan Masalah Penelitian atau Penciptaan
D. Tujuan Penelitian atau Penciptaan
E. Manfaat Penelitian atau Penciptaan
F. Tinjauan Pustaka (Literature Review atau Art Review)
G. Metode Penelitian atau Penciptaan (sesuai minat)
H. Daftar Pustaka
Setelah proposal dibuat, siapkan sebagai bahan presentasi untuk Webinar dengan Power Point, Flash atau media presentasi lainnya
Jenis-Jenis Forum Ilmiah dan Penjelasannya
Forum ilmiah merupakan wahana untuk melakukan presentasi maupun diskusi ilmiah. Forum ilmiah sendiri terdiri dari berbagai jenis, berdasarkan model pelaksanaan dan forumnya, di samping itu juga ditinjau berdasarkan cakupan pesertanya yakni peserta menurut Kalangan luas atau terbatas. Presentasi makalah bisa dilakukan dalam forum ilmiah pada kalangan luas juga terbatas. Untuk kalangan terbatas, biasanya guru berperan sebagai presenter dalam forum MGMP sekolah dengan dihadiri oleh Pengawas, Kepala Sekolah, Guru lainnya.
Aktivitas forum ilmiah sendiri bisa menjadi latihan bagi guru supaya mengasah keterampilan dalam mempresentasikan makalah. Sebaiknya forum ilmiah ini menjadi agenda sekolah secara rutin agar guru berada di sekolah tersebut bisa saling berbagi pengalaman serta pengetahuan kepada sesama guru mata pelajaran lainnya. Kepada kalangan luas, forum ilmiah biasanya diikuti berbagai profesi, tak hanya oleh kepala sekolah, guru, pengawas saja, tetapi juga oleh dosen, maupun praktisi Pendidikan lainnya, baik itu instruktur maupun pemerhati dunia Pendidikan lainnya.
Dengan semakin beragamnya para peserta ikut ke dalam forum ilmiah maka semakin kaya pula isi diskusinya. Adapun beberapa macam serta jenis forum ilmiah, diantaranya sebagai berikut :
Simposium merupakan serangkaian pidato singkat didepan pengunjung yang memiliki seorang pemimpin. Biasanya symposium ini menampilkan beberapa pembicara dan umumnya mereka ikut mengemukakan pandangan-pandangannya sesuai topik http://128.199.249.99 yang dibahas dengan gagasan berbeda. Bisa juga suatu topik permasalahan dibagi ke dalam beberapa aspek. Selanjutnya tiap-tiap aspek disoroti secara khusus serta tersendiri, tanpa memerlukan berbagai sudut pandang.
Adapun pembicara pada simposium ini terdiri atas pihak penyanggah serta pembicara dibawah pimpinan moderator. Pendengar dalam symposium akan diberi kesempatan mengajukan pendapat atau pertanyaan sesudah penyanggah juga pembahas utama selesai berbicara. Sementara moderator hanya bertugas mengkoordinasikan proses jalannya pembicaraan serta meneruskan berbagai pertanyaan, pandangan umum sanggahan berasal dari peserta.
Sementara, hasil symposium sendiri bisa disebarluaskan, khususnya dari penyanggah da pembahas utama, sedangkan untuk pandangan-pandangan secara umum biasanya hanya dianggap perlu. Simposium bisa digunakan dalam mengemukakan pandangan-pandangan berbeda terhadap topik tertentu, jika kelompok memerlukan keterampilan ringkas, jika ada pihak pembicara telah memenuhi syarat,dan jika jumlah pesertanya besar.
Seminar adalah pembahasan masalah ilmiah, meskipun topik biasanya dibahas adalah persoalan atau masalah terjadi sehari-hari. Tujuan membahas masalah ialah supaya mencari solusi pemecahan, maka dari itu seminar harus selalu diakhiri oleh keputusan-keputusan kesimpulan sebagai hasil dari pendapat bersama, dan terkadang diikuti rekomendasi atau resolusi. Pembahasan yang terdapat pada seminar umumnya berasal dari kertas kerja makalah yang sudah disusun oleh beberapa pembicara sebelumnya sesuai ide-ide bahasan telah diminta oleh panitia penyelenggara.
Lokakarya adalah pertemuan ilmiah dan biasanya membahas sebuah karya. Umumnya lokakarya diawali oleh presentasi mengenai sebuah karya atau bagaimana cara menghasilkan karya oleh pihak pemakalah, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas untuk menghasilkan karya. Adapun tujuan dari lokakarya ini ialah agar menghasilkan produk atau hasil karya, seperti model pembelajaran, proposal penelitian, dan lain sebagainya.
Kata diskusi sendiri berasal dari istilah dalam bahasa Latin, yakni discusum atau discutio yang artinya bertukar pikiran. Sementara dalam bahasa Inggris sendiri, kita kenal istilah discussion artinya pembicaraan atau perundingan. Sementara berdasarkan istilah, arti diskusi ialah bertukar pikiran mengenai suatu masalah, agar memahami, menemukan faktor penyebab terjadinya masalah, serta menemukan jalan keluarnya. Biasanya diskusi bisa dilakukan oleh ratusan, puluhan, ataupun 2-3 orang saja.
Dengan kata lain, diskusi ialah proses tukar menukar pendapat, informasi, maupun pengalaman dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh pengertian lebih detail, lebih teliti mengenai sesuatu ataupun merampungkan dan mempersiapkan kesimpulan.
Rapat adalah sebuah bentuk sarana komunikasi secara kelompok dan resmi sifatnya langsung tatap muka, dan biasanya diselenggarakan oleh berbagai organisasi, baik organisasi kepemerintahan maupun swasta.
Konferensi adalah pertemuan atau rapat untuk bertukar pendapat atau berunding tentang suatu masalah untuk dihadapi bersama. Rapat atau konferensi bisnis biasanya pertemuan membahas persoalan bisnis. Sedangkan konferensi pers, ialah sebuah pengumuman untuk pers dengan diikuti sesi tanya jawab mengenai hal-hal tertentu ada di dalam pengumuman.
Tips jadi pembicara di Forum Ilmiah harus Anda pahami dengan baik. Terlebih jika Anda merupakan seorang yang dipercaya menjadi pengisi utama di dalamnya. Seperti Anda ketahui, forum ilmiah merupakan salah satu wadah yang dihuni oleh para akademisi dari berbagai kalangan.
Jenis forum satu ini bisa Anda temukan dengan mudah baik di lingkungan pendidikan, perusahaan, ataupun dunia maya. Sejauh ini, hanya mereka yang memiliki kapasitas bicara baik saja yang mampu masuk langsung ke dalam jenis forum satu ini.
Namun perlu dipahami, sebenarnya kemampuan bicara seperti ini bisa dilatih. Syaratnya sederhana saja, Anda harus memahami tips-tipsnya dengan baik. Sayangnya tidak semua orang memiliki waktu untuk mempelajari hal ini.
Bahkan ada juga di antara mereka yang menyerah pada keadaan dan lebih memilih untuk menyepelekan tips-tips ini. Padahal tips jadi pembicara di forum ilmiah dengan baik dan benar itu begitu diperlukan oleh orang-orang. Lantas apa saja tips-tips tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini!
Hal pertama yang harus Anda lakukan pada saat Anda berbicara di forum ilmiah adalah penguasaan materi. Penguasaan materi ini memiliki posisi yang sangat penting. Terlebih jika Anda memang dipilih menjadi pembicara. Sisihkan waktu beberapa hari sebelum forum dilaksanakan.
Tujuannya agar Anda bisa mendalami materi-materi yang hendak diperbincangkan secara lebih mendalam. Selain itu, diperlukan juga pencarian materi di berbagai media agar Anda memiliki banyak materi. Materi yang lengkap ini akan akan membantu melancarkan pembicaraan Anda pada saat tampil di Forum Ilmiah tersebut.
Menjadi pembicara di forum tidak berarti Anda yang paling hebat di dalam forum tersebut. Karenanya jangan pernah menyepelekan orang lain yang ada di dalam forum yang sama dengan Anda. Inilah tips jadi pembicara di forum ilmiah selanjutnya. Jangan pernah sekalipun Anda menyepelekan hal ini.
Seperti Anda ketahui, Forum Ilmiah bertujuan untuk berbagi ilmu dan menemukan solusi dari sebuah permasalahan ilmiah. Forum ini bukan bertujuan untuk memperlihatkan siapa yang paling pandai atau siapa yang paling tidak pandai. Dengan mengedepankan sikap saling menghargai, permasalahan yang diangkat dalam forum itu sendiri akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Jika Anda meremehkan orang lain yang ada pada forum tersebut, bukan yang tidak mungkin mereka yang memiliki kapasitas lebih tinggi akan merendahkan Anda juga. Tentunya hal ini akan memperburuk kredibilitas Anda.
Tips jadi pembicara di forum ilmiah selanjutnya adalah tidak mudah terpancing emosi. Ada kalanya perdebatan muncul ketika Anda sedang berada pada sebuah forum ilmiah. Dalam kondisi seperti ini pastikan untuk tidak mudah marah dan terpancing emosi. Hal ini akan mengurangi kualitas dari forum itu sendiri.
Seperti Anda ketahui, sering kali perdebatan seperti ini menjuru pertikaian atau perselisihan. Karenanya sangat direkomendasikan bagi Anda untuk tidak melayani mereka yang sengaja memicu pertikaian saat sedang berada di forum seperti ini. Jika Anda mudah terpancing emosi forum yang dibuat tidak akan mendatangkan kesimpulan tapi malah mendatangkan permusuhan.
Tips jadi pembicara di forum ilmiah selanjutnya adalah memilih waktu yang tepat. Saat hendak membuat forum ilmiah, jangan sampai Anda memaksakan diri untuk mengisi forum tersebut saat kondisi Anda sedang tidak memungkinkan. Pastikan untuk memilih waktu yang tepat. Waktu yang baik akan menghasilkan pemikiran yang baik pula.
Pemikiran yang baik akan lebih mudah diterima oleh anggota forum yang lain. Jadikan ini prinsip utama Anda saat menjadi pembicara dalam sebuah forum ilmiah. Pasti Anda akan jauh lebih mudah untuk menguasai keadaan jika tips jadi pembicara di forum ilmiah ini Anda lakukan sepenuhnya. Jangan lupa ikuti juga jenis forum ilmiah.
Sebelum membahas mengenai keuntungan mengikuti forum ilmiah di lingkungan universitas, ada baiknya jika Anda memahami apa pengertian dari forum ilmiah itu sendiri. Forum ilmiah merupakan sekumpulan orang-orang yang melakukan riset, analisis, dan publikasi terhadap sebuah materi ilmiah.
Sudah tentu didalamnya ada banyak orang dengan kapasitas yang luar biasa. Bukan hal yang tidak mungkin jika Anda adalah salah satu di antaranya. Terlebih untuk Anda yang masih mahasiswa dan sedang berkuliah.
Hanya saja, seiring dengan berjalannya waktu forum ilmiah ini menjadi salah satu forum yang kurang diminati. Orang-orang lebih cenderung mengikuti forum-forum tak bermanfaat dibanding mengikuti forum dengan keuntungan berlimpah seperti ini.
Perlu dipahami, memang tidak semua orang bisa cocok saat memasuki forum ilmiah. Pasalnya hanya mereka yang menyukai materi ilmiah saja yang bisa berlama-lama di dalamnya. Untungnya forum ilmiah ini sering dibuka di wilayah internal kampus. Lantas apa saja keuntungan mengikuti forum ilmiah ini bagi Anda yang masih kuliah?
Salah satu keuntungan yang bisa Anda dapatkan dalam mengikuti forum ilmiah adalah meningkatkan daya analisis Anda secara pribadi. Perlu dipahami, di dalam setiap forum pasti ada materi yang dibahas setiap harinya. Materi ini akan terus berganti sesuai dengan orang-orang yang mengangkatnya.
Karena terus berinteraksi dengan orang yang memiliki kapasitas sama, Anda akan bisa meningkatkan daya analisis secepat mungkin. Pasalnya dengan sering bersama di forum ilmiah seperti ini, Anda bisa mendapatkan berbagai ilmu bermanfaat yang berkaitan dengan materi ilmiah yang sedang dikaji.
Inilah keuntungan mengikuti forum ilmiah yang mungkin tidak Anda sadari sebelumnya. Perlu dipahami, setiap orang tidak mungkin memahami kesatuan ilmu secara menyeluruh. Bisa jadi apa yang sudah Anda ketahui tidak diketahui oleh orang lain. Begitu juga sebaliknya.
Di dalam forum ilmiah seperti ini, analisis terhadap materi yang diangkat dilakukan oleh semua anggota forum. Jadi kesimpulannya akan segera muncul dan tidak membutuhkan waktu lama.
Selain menambah dan meningkatkan daya analisis Anda, mengikuti forum ilmiah di lingkungan Universitas juga bisa menambah relasi. Biasanya setiap forum diikuti oleh beberapa orang atau banyak orang dengan visi dan misi yang sama. Di sini akan muncul jalinan yang kuat antara anggota forum yang satu dengan yang lainnya.
Bicara tentang forum ilmiah, berarti materi yang diangkat adalah hal-hal yang berkaitan dengan materi ilmiah itu sendiri. Dengan mengikuti forum seperti ini, Anda bisa mendapatkan banyak relasi. Relasi ini tentu bisa membuka peluang Anda untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak kedepannya.
Tak jarang orang-orang yang mengikuti forum ilmiah ini tak hanya berasal dari akademisi saja. Ada juga mereka yang berasal dari ranah profesional. Anda bisa mengambil ilmu dari mereka untuk meningkatkan kapasitas diri Anda sendiri. Hal ini jadi keuntungan mengikuti forum ilmiah lainnya.
Hal lain yang menjadi keuntungan saat Anda mengikuti forum ilmiah adalah mendapatkan tambahan ilmu. Bagaimana tidak, di dalam forum ilmiah ini Anda akan terus melakukan analisis, riset, dan publikasi terkait berbagai materi ilmiah yang diangkat oleh anggota-anggotanya.
Sudah pasti dengan aktif di dalamnya Anda bisa mendapatkan berbagai tambahan ilmu. Tambahan ilmu ini pasti bermanfaat untuk kuliah Anda ataupun demi karir Anda di masa depan. Sangat direkomendasikan untuk menuliskan semua materi yang berhasil Anda dapat di forum ilmiah seperti ini.
Tujuannya agar Anda bisa dengan mudah membukanya jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Tak hanya itu saja, data-data yang Anda dapatkan juga bisa dipublikasikan di berbagai situs ilmiah di dunia maya agar bisa bermanfaat bagi orang lain.
Selain berbagi ilmu, kredibilitas nama Anda juga akan naik seiring dengan berjalannya waktu jika mengikuti sebuah forum ilmiah ini. Anda akan mendapat banyak keuntungan mengikuti forum ilmiah lainnya yang mungkin tidak disadari sebelumnya.
Jenis-jenis forum ilmiah menjadi hal yang ditanyakan dan mengundang banyak penasaran orang. Mengingat forum ilmiah adalah sebuah agenda penting yang melibatkan banyak masyarakat untuk membahas sebuah masalah secara ilmiah. Agenda ini dilakukan menggunakan cara diskusi, persentasi, atau dengan saling berargumentasi.
Tujuan diselenggarakannya forum ilmiah adalah untuk menjelaskan data serta teori sebagai solusi nyata bagi sebuah permasalahan yang tengah dibahas. Tak heran jenisnya beragam sesuai dengan masalah apa yang hendak dituntaskan. Berikut adalah jenis forum ilmiah yang bisa digunakan untuk publikasi karya Anda.
Jenis-jenis forum ilmiah yang pertama adalah diskusi panel. Diskusi ini diikuti oleh peserta yang banyak dengan satu atau lebih pembicara. Untuk menjalankan dan memandu acara disediakan moderator. Biasanya, diskusi panel dijalankan dengan menyediakan sebuah ruangan yang menampung banyak orang dan disusun sedemikian rupa.
Tujuan penyelenggaraan diskusi panel adalah memberikan penjelasan serta pemahaman terkait penyelesaian sebuah masalah dengan efektif. Sehingga diperlukan moderator untuk memandu jalannya diskusi dan pembicara yang siap memberikan solusi. Menariknya, diskusi ini adalah komunikasi dua arah yang melibatkan peserta untuk turut berpartisipasi.
Jenis-jenis forum ilmiah lainnya adalah seminar. Seminar kerap kali diartikan sebagai pertemuan antara mahasiswa dan dosen untuk menyajikan hasil penelitian. Biasanya yang dibahas adalah topik dalam garis besar sebagai penjelasannya. Namun, di dalam seminar umum terdapat para ahli yang menjadi pembicara atau narasumber.
Pelaksanaan seminar ini tak hanya dilakukan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dengan hasil berupa kesimpulan saja. Namun, juga biasanya kesimpulan akan dikembangan menjadi opini atau pendapat yang bisa disebarluaskan. Tak heran jumlah peserta sebuah seminar sangat banyak untuk melakukan diskusi hangat terkait isu yang diangkat.
Jenis-jenis forum ilmiah selanjutnya adalah symposium. Sebenarnya symposium hampir sama dengan seminar namun, jumlah pesertanya lebih banyak dari seminar biasa. Dalam symposium akan dihadirkan beberapa ahli sekaligus, anggota peserta, moderator, notulen, dan panelis yang jumlahnya mencapai ratusan. Sehingga peserta akan mendapatkan banyak ilmu sekaligus dalam waktu singkat.
Symposium akan dibuka dengan pidato pembukaan baru diikuti dengan pembacaan materi oleh ahli. Melalui materi tersebutlah peserta akan semakin menambah wawasannya dan diberikan kesempatan tanya jawab untuk memperdalam pemahamannya. Setelah itu, para ahli akan memberikan jawaban serta kesimpulan acara symposium kepada masyarakat umum.
Jenis-jenis forum ilmiah selanjutnya adalah workshop. Workshop diikuti oleh peserta yang memiliki bidang keahlian atau pekerjaan sesuai dengan tema workshop. Tak lupa dalam acara juga disediakan ahli yang siap membuka serta membahas permasalahan yang diangkat. Tak seperti seminar dan symposium, workshop biasanya dihadiri oleh peserta dalam jumlah terbatas.
Kata semiloka mungkin jarang terdengar di telinga Anda. Semiloka adalah gabungan dua buah acara sekaligus, yaitu seminar dan lokakarya. Permasalahan yang diangkat juga lebih dari satu macam. Acara ini juga mendatangkan para ahli lebih dari satu bidang yang bersama-sama dengan peserta untuk menemukan kesimpulan dari sebuah permasalahan.
Jenis forum ilmiah lainnya adalah konferensi. Konferensi sendiri adalah pertemuan besar dengan jumlah peserta yang banyak. Seperti halnya jenis forum ilmiah lain, konferensi juga dilaksanakan dengan mengundang ahli atau pakar yang siap memaparkan solusi permasalahan serta menarik kesimpulan di akhir acara.
Jenis forum ilmiah sangatlah beragam karena masih terdapat berbagai jenis lain seperti bedah buku, whole group, hingga santiaji yang jarang dilakukan. Pemilihan jenis ini didasarkan pada kebutuhan sebuah permasalahan apakah cukup dengan peserta sedikit atau harus mengundang banyak orang untuk menentukan jenis-jenis forum ilmiah yang cocok dilakukan.
Jenis forum ilmiah terdiri dari bermacam-macam bentuknya. Pengklasifikasian macam-macamnya diberikan agar lebih mudah dalam menerapkannya. Utamanya dalam dunia komunikasi. Sehingga orang tidak salah mengartikan makna dari diskusi tersebut. Lebih-lebih tujuan di dalam terselenggaranya setiap diskusi bisa tercapai. Masing-masing diskusi memiliki karakteristik yang berbeda.
Forum dikenal sebagai kelompok tertentu. Kata forum juga merujuk pada wadah yang berfungsi untuk mempertemukan orang banyak. Tentu saja orang-orang yang berkumpul memiliki tujuan yang sama. Tidak hanya itu, minat pada bahasan suatu pokok pembicaraan di dalam forum juga sama. Dengan kata lain, orang berkumpul untuk mendiskusikan topik tertentu.
Forum juga dibentuk untuk tujuan tertentu. Misalnya mendiskusikan sebuah permasalahan dengan materi ilmiah. Harapannya adalah di dalam forum diskusi tersebut anggota forum saling bertukar pikiran. Dan pada akhirnya memberikan kesimpulan dari setiap forum diskusi yang dilaksanakan. Terdapat tiga jenis dan karakteristiknya di dalam dunia komunikasi.
Sesuai dengan tujuannya, salah satu macam dari forum diskusi ilmiah adalah seminar. Istilah seminar sudah lazim digunakan dalam banyak hal. Terutama dalam bidang pendidikan dan komunikasi. Seminar sendiri merupakan sebuah forum berlandaskan ilmiah yang digelar untuk membahas satu topik permasalahan. Seminar biasanya digelar dengan tema besar.
Karateristik dari seminar bisa dilihat dari presentasi yang dilakukan oleh pemateri utama. Sifat dari penyampaian materi tersebut adalah umum. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan materi yang lebih krusial atau khusus. Jenis forum ilmiah kedua adalah lokakarya. Jenis yang satu ini disebut juga dengan pertemuan ilmiah yang memiliki pokok bahasan suatu karya.
Lokakarya umumnya diawali dengan sajian presentasi yang merujuk pada hasil karya. Bisa juga membahas mengenai kegiatan yang pada akhirnya menghasilkan karya. Tujuannya sendiri adalah agar tercipta produk penelitian, sampai model pembelajaran. Satu lagi ragam dari forum berbasis ilmiah yaitu simposium. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan para ahli di bidang tertentu.
Simposium merupakan kegiatan diskusi yang menampilkan suatu pokok pembahasan tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan berbagai pemikiran atau sudut pandang baru dari kalangan ahli. Pembicaranya terdiri dari pemateri utama dan presenter banding. Biasanya ditambahkan pula moderator untuk mengatur setiap jalannya diskusi. Sesi tanya jawab setelah presentasi juga diadakan.
Keuntungan orang melakukan diskusi berlatar belakang ilmiah sangat banyak. Adapun manfaatnya bisa dirasakan oleh orang-orang yang mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu, pada pembahasan diskusi hasil akhir dari kegiatan tersebut juga dirasakan oleh banyak orang. Terutama jika materi yang dibahas berupa topik umum atau permasalahan.
baca juga https://alghuroba.org/pengertian-presentasi-ilmiah-modern/
Manfaatnya juga bisa dilihat dari setiap jenis forum ilmiah. Seperti misalnya seminar yang memiliki banyak keuntungan dan manfaat. Salah satunya yaitu waktu yang tersedia di dalam seminar tidak terbatas. Sehingga cocok untuk membahas suatu fenomena atau persoalan sampai menemukan solusi terbaiknya. Para pesertanya pun bisa menuangkan ide logis mereka.
Manfaat lain adalah problema yang dibahas bisa dipecahkan secara sistematis. Bahkan pemecahannya dari akar sampai keseluruhan. Pada beberapa jenisnya, forum diskusi ilmiah hanya melibatkan kelompok kecil. Sehingga para peserta diskusi bisa mengambil bagian untuk berpendapat. Dengan kata lain, lewat forum tersebut semua pendapat dari anggota dapat didengar.
Pada akhirnya, forum diselenggarakan untuk mendiskusikan suatu topik mempunyai karakteristik. Tujuannya pun selaras dengan jenisnya. Banyak persoalan umum hingga khusus dapat terpecahkan dengan diskusi di balik forum tersebut. Dalam komunikasi, forum berbasis ilmiah bisa menjadi ajang untuk mengomunikasikan suatu hal. Jadi, jenis forum ilmiah memberikan ruang komunikasi bagi anggotanya.
presentasi ilmiah modern merupakan salah satu kegiatan yang sudah lazim diadakan. Kegiatan tersebut umum utamanya di dalam dunia ilmiah. Bila melihat fungsinya, presentasi dilakukan untuk tujuan informasi. Artinya, lewat presentasi banyak orang lebih cepat menyampaikan informasi penting. Termasuk satu di antaranya informasi seputar ilmiah mempunyai manfaat banyak.
Di dalam menyampaikan informasi saat presentasi biasanya diperlukan skill. Terkadang orang menyampaikan materi dalam presentasi harus bisa menjawab pertanyaan dari pendengarnya. Karena itu sebelum presentasi dilaksanakan perlu ada penguasaan materi. Jika materi dibahas sudah dikuasai, presentasi akan terlihat menarik dan atraktif.
Umumnya, informasi yang diberikan di dalam presentasi jeni tersebut bersifat prosedural maupun konseptual. Salah satu kalangan biasanya identik dengan presentasi adalah mahasiswa. Oleh karena itu, setiap mahasiswa saat ini dituntut agar bisa menyajikan presentasi ideal dan efektif. Sehingga informasi yang diberikan bisa langsung diterima oleh pendengarnya.
Buatlah pointer / pokok-pokok pikiran dari jenis-jenis forum ilmiah!
Ada beberapa pendapat dalam memperinci tahapan kegiatan kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh John W. Creswell dalam bukunya Research Design; Qualitative and Quantitative Approaches (1994), menyebutkan bahwa tahapan atau prosedur dalam pendekatan kualitatif meliputi langkah-langkah sebagai berikut;
1. The Assumptions Of Qualitative Designs
2. The Type of Design
3. The Researcher’s Role
4. The Data Collection Procedures
5. Data Recording Procedures
6. Data Analysis Procedures
7. Verification Steps
8. The Qualitative Narrative
Sedangkan dari Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yang diterjemkan oleh Tjetjep Rehendi R. yang berjudul Analisi Data Kualitatif (1992), tahap-tahapan penelitian kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut;
1) Membangun Kerangka Konseptual
2) Merumuskan Permasalahan Penelitian
3) Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian
4) Instrumentasi
5) Pengumpulan Data
6) Analisis Data
7) Matriks dan Pengujian Kesimpulan.
Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) tahapan penelitian kualitatif meliputi;
1) Menentukan permasalahan
2) Melakukan studi literatur
3) Penatapan lokasi
4) Studi pendahuluan
5) Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi terarah
6) Analisa data selama penelitian
7) Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas
8) Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dicoba untuk membahas tahaptahapan penelitian kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut;
A) PERSIAPAN
1) Menyusun rancangan penelitian Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.
2) Memilih lapangan Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah (informan) tidak terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga dengan alasan-alasan pemilihan yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang berhubungan langsung dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan keadaan sekolah (Dinas Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang dimilikinya. 6
3) Mengurus perizinan Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian. Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti.
4) Menjajagi dan menilai keadaan Setelah kelengkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi kegiatan kita, maka hal yang sangat perlu dilakukan adalah proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat digali/tersembunyikan/disembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data apapun dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.
5) Memilih dan memanfaatkan informan Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan patner kerja sebagai “mata kedua” kita yang dapat memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan. Informan yang dipilih harus benar-benar orang yang independen dari orang lain dan kita, juga independen secara kepentingan penelitian atau kepentingan karier.
6) Menyiapkan instrumen penelitian Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan.
Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi ciri-ciri sebagai berikut :
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian;
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan yang dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus; 7
c. Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau angket yang dapat mengungkap keseluruhan secara utuh;
d. Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami oleh pengetahuan semata-mata;
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh; f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh; g. Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat perhatian yang seksama. (Sanafiah Faisal:1990)
Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan:
a. Observasi, Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi ujung tombak kegiatan observasi yang dilaksanakan, seperti pemanfaatan Tape Recorder dan Handy Camera. b. Wawancara, Wawancara yang dilakukan adalah untuk memperoleh makna yang rasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan wawancara.
b. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak berstruktur, dimana responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara natural. Dalam proses wawancara ini didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis dan Audio Visual, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh.
c. Studi Dokumentasi, Selain sumber manusia (human resources) melalui observasi dan wawancara sumber lainnya sebagai pendukung yaitu dokumen-dokumen tertulis yang resmi ataupun tidak resmi.
Persoalan etika dalam penelitian
Peneliti akan berhubungan dengan orang-orang, baik secara perorangan maupun secara kelompok atau masyarakat, akan bergaul, hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tatacara dan tatahidup dalam suatu latar penelitian. Persoalan etika akan muncul apabila peneliti tidak menghormati, mematuhi dan mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi yang ada. Dalam menghadapi persoalan tersebut peneliti hendaknya mempersiapkan diri baik secara fisik, psikologis maupun mental.
B) LAPANGAN
1) Memahami dan memasuki lapangan Memahami latar penelitian; latar terbuka; dimana secara terbuka orang berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar terttutup dimana peneliti berinteraksi secara langsung dengan orang. Penampilan, Menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan budaya latar penelitian. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak netral dengan peranserta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan subjek. Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi yang dibutuhkan.
2) Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data) Pendekatan kualitatif yang dipergunakan beranjak dari bahwa hasil yang diperoleh dapat dilihat dari proses secara utuh, untuk memenuhi hasil yang akurat maka pendekatan ini menempatkan peneliti adalah instrumen utama dalam penggalian dan pengolahan data-data kualitatif yang diperoleh. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif yang menafsirkan data-data kuantitatif (angka-angka) dari alat yang berupa angket, penelitian kualitatif atau sering disebut dengan metode naturalistik memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Data diambil langsung dari setting alami; Penentuan sampel secara purposif; Peneliti sebagai instrumen pokok; 9
b. Lebih menekankan pada proses dari pada produk, sehingga bersifat deskriptif analitik; Analisa data secara induktif atau interpretasi bersifat idiografik, dan;
c. Menggunakan makna dibalik data (Nasution, 1988;9).
C) PENGOLAHAN DATA
1. Reduksi Data Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
2. Display Data Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat polapola hubungan satu data dengan data lainnya.
3. Analisis Data Contoh analisis data yang dipergunakan seperti model Content Analisis, yang mencakup kegiatan klarifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria-kriteria dalam klarifikasi, dan menggunakan teknik analisis dalam memprediksikan.
Adapun kegiatan yang dijalankan dalam proses analisis ini meliputi :
(1) menetapkan lambang-lambang tertentu,
(2) klasifikasi data berdasarkan lambang/simbol dan,
(3) melakukan prediksi atas data. Gambar Analisi Content (Burhan Bungin : 2003) Menemukan Lambang/Simbol Klasifikasi Data Berdasarkan Lambang/ Symbol Prediksi/Analisis Data
4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah menyimpulkan dan melakukan verifikasi atas data-data yang sudah diproses atau ditransfer kedalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan.
5. Meningkatkan Keabsahan Hasil
1) Kredibilitas (Validitas Internal) Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan melalui : Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di lapangan; Pengamatan secara terus menerus; Trianggulasi, baik metode, dan sumber untuk mencek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain, dilakukan, untuk mempertajam tilikan kita terhadap hubungan sejumlah data; Pelibatan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan dan kritik dalam proses penelitian; Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan nilai kepercayaan akan kebenaran data yang diperoleh, dalam bentuk rekaman, tulisan, copy-an , dll; Membercheck, pengecekan terhadap hasil-hasil yang diperoleh guna perbaikan dan tambahan dengan kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dalam memberikan data yang dibutuhkan peneliti.
2) Transferabilitas Bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitian, penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi bila para pembaca laporan memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.
3) Dependabilitas dan Conformabilitas Dilakukan dengan audit trail berupa komunikasi dengan pembimbing dan dengan pakar lain dalam bidangnya guna membicarakan 11 permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penelitian berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan. 6.
Narasi Hasil Analisis Pembahasan dalam penelitian kualitatif menyajikan informasi dalam bentuk teks tertulis atau bentuk-bentuk gambar mati atau hidup seperti foto dan video dan lain-lain. Dalam menarasikan data kualitatif ada beberap hal yang perlu diperhatikan yaitu;
1) Tentukan bentuk (form) yang akan digunakan dalam menarasikan data.
2) Hubungkan bagiamana hasil yang berbentuk narasi itu menunjukan tipe/bentuk keluaran yang sudah di disain sebelumnya, dan.
3) Jelaskan bagimana keluaran yang berupa narasi itu mengkoparasikan antara teori dan literasi-literasi lainnya yang mendukung topik.
KESIMPULAN
Tahap-tahapan dalam penelitian kualitatif mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;
1) Pra-Lapangan Menyusun rancangan Memilih lapangan Mengurus perijinan Menjajagi dan menilai keadaan Memilih dan memanfaatkan infoirman Menyiapkan instrumen Persoalan etika dalam lapangan
2) Lapangan Memahami dan memasuki lapangan Pengumpulan data 3) Pengolahan Data Reduksi data Display data Analisis 12 Mengambil kesimpulan dan verifikasi Meningkatkan keabsahan Narasi hasil 8.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, B. (1989). Qualitative Research Methods for the Social Sciences. Boston: Allyn & Bacon. Bungin,
Burhan, (2003), Analisis Data Penelitian Kualitatif ; Pemahaman Filosofis dan Metodologis kearah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta : PT. RajaGrafindopersada.
Creswell, John W., (1994), Research Design ; Qualitative and Quantitative Approaches, California : SAGE Publications.
……………………., (1994), Qualitative Inquiry and Research Design ; Choosing Among Five Traditions, California : SAGE Publications.
Faisal, Sanafiah, (1990), Penelitian Kualitatif ; dasar dan aplikasi, Malang : Y A 3 Malang.
Miles, Mathew B., and huberman A. Maichel, (1992), Analisis Data Kualitatif ; Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru (Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi), jakarta : UI-PRESS. Miles,
M. & M. Huberman. (1994). Qualitative Data Analysis. Thousand Oaks, CA: Sage.
Moleong, Lexy J., (2001), Metodologi Penelitian Kualitatif, bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhadjir, Noeng, (2000), Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin. Straus,
Anselm & Corbin, Juliet, (2003), Dasar-dasar penelitian Kualitatif ; Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritis Data (Penerjemah Muhammad Sodiq dan Imam Muttaqien), Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Strauss, A. (1987). Qualitative Analysis for Social Scientists. NY: Cambridge Univ. Press.
Buatlah draft / rancangan / konsep untuk kertas kerja / makalah dengan tahapan kualitatif dengan tema/topik terkait seni rupa !
Buatlah kertas kerja / makalah kualitatif dengan topik terkait seni rupa yang siap dipresentasikan dalam sebuah kegiatan !
1. Presentasikan makalah kualitatif yang sudah dibuat sebelumnya dengan sistematika penulisan sesuai pedoman.
2. Penilaian Ujian Tengah Semester (UTS) merupakan akumulasi dari hasil penilaian evaluasi setiap pertemuan dari pertemuan 1 sampai dengan 7 yang di submit di Spada UNS. Bobot penilaian setiap hasil penilaian evaluasi berdasarkan dari tingkat kesulitannya.
Catatan : Penilaian Ujian Tengah Semester (UTS) merupakan hasil penilaian dalam pelaksanaan Seminardengan penilaian secara personal pada saat mahasiswa menjadi pembawa acara, moderator, pemakalah, notulis dan peserta aktif.