Pertemuan 13: Diskusi hasil pertemuan 13

Tugas Analisis

Tugas Analisis

by Reni Dwi Septiani -
Number of replies: 0

1. Menu yang saya rancang sudah termasuk makanan sehat karena sup ayam didalamnya sudah mencakup zat gizi makro maupun mikro sebagai alat atau sumber energi untuk manusia. Jika dirincikan kentang sebagai sumber karbohidratnya, protein ada dalam ayam, lalu sayuran yang menjadi sumber vitamin yang membantu melengkapi gat gizi lainnya.

2. Zat gizi makro: karbohidrat dari kentang, protein dari ayam, lemak dari minyak.

Zat gizi mikro: vitamin (sayur mayur, wortel, buncis, kubis) A,C,E, zat besi dan seng

3. Menurut Erguig et al.(2015) dalam Farmaka Volume 17 Nomor 2 yang ditulis oleh Nita dan Yasmiwar dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Bawang putih juga memiliki senyawa lektin yang dinilai dapat memodulasi sistem imun dengan cara mengkativasi sel murine makrofag serta mendukung adanya proliferasi sel T dan aktivasi makrofag. Hal inilah yang dapat menjadi pendukung bahwa bawang putih dalam sop ayam dapat menjadi imunodulator alami.

Sop ayam yang terdiri atas daging ayam dan sayuran seperti wortel, buncis, kubis mengandung vitamin dan mineral yang sangat berperan dalam fungsi imun tubuh. Sayuran yang diolah secara direbus seperti pada olahan sop ayam mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin E, seng, dan zat besi yang begitu berperan sebagai pendukung daya tahan tubuh. Vitamin dan mineral dari sayuran ini menjadi pelengkap dan memperkaya kandungan zat gizi sop ayam yang dihidangkan.

Vitamin A yang dapat terkandung dalam sop ayam berperan dalam pertahanan sel epitel. Sel epitel menjadi salah satu bagian tubuh yang terlibat dalam imunitas non spesifik. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa imunitas non spesifik melibatkan kulit, lender, silia saluran nafas. Ulasan yang ditulis oleh Siswanto dkk (Badan Litbang Kesehatan) dalam Gizi Indonesia 2013 menyatakan bahwa selain memiliki fungsi imunitas non spesfifik, vitamin A juga memiliki fungsi pendukung dalam imunitas seluler. Peranan vitamin A dalam imunitas seluler berkaitan dengan sel darah putih dan sel natural killer (NK). Keterlibatan sel darah putih dan sel NK berperan dalam menangkap antigen, mengolah dan mempresentasikan ke sel T yang diketahui sebagai antigen presenting cell sampai pada memacu produksi sitokin dan meningkatkan produksi sel B dan antibodi.

Sayuran yang mengandung vitamin C memiliki peran sebagai antioksidan. Antioksidan ini berperan dalam mereduksi spesies oksigen reaktif. Selain itu, fungsi vitamin C berperan dalam pendonor elektron kepada radikal bebas sehingga sel-sel tubuh termasuk sel imun dapat terlindungi dari gangguan oleh radikal bebas. Selain itu, vitamin C dapat menstimulasi produksi interferon yakni protein yang melindungi sel dari serangan virus. Tidak hanya vitamin A, vitamin C juga berperan dalam imunitas non spesifik yakni dengan dukungannya dalam mensintesa kolagen. Kolagen dapat berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit.

Adapun kandungan vitamin E yang juga terdapat pada daging ayam, dikenal berperan sebagai antioksidan dalam mendukung integritas membran sel. Integritas membran sel yang baik berperan dalam mendukung fungsi sel T helper dalam interaksinya dengan APC. Integritas membran sel juga mampu mendukung produksi sitokin melalui komunikasi sel yang baik.

Selain itu, vitamin E memiliki cincin fenol yang dapat mendonorkan hidrogennya kepada radikal bebas sehingga radikal bebas dapat rusak sebelum ia merusak membran sel dan komponen sel lain. Vitamin E juga berperan sebagai pemutus reaksi inisiasi dan pengembangan yang jika dapat terus berlangsung bisa menimbulkan kerusakan sel. Vitamin E yang berperan dalam memutus kerja radikal bebas kemudian menjadi radikal vitamin E atau vitamin E teroksidasi. Vitamin E teroksidasi memerlukan vitamin C dan NADPH sebagai senyawa pereduksi. Oleh karena itu, konsumsi vitamin E baiknya juga selalu diiringi dengan konsumsi vitamin C yang cukup.

Fungsi imunitas juga dapat didukung dengan tetap konsumsi makanan bergizi seimbang yang terdiri atas sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, serta buah-buahan. Selain itu, batasi konsumsi lemak, gula, dan garam. Manajemen stres serta istirahat yang cukup juga menjadi faktor pendukung imunitas tubuh.