Proses pembuatan tempe terdiri dari proses perebusan
kedelai, proses pemisahan kedelai dengan kulit kedelai, inokulasi, pengemasan,
dan inkubasi. Perebusan bertujuan untuk melunakkan biji kedelai dan memudahkan
pengupasan. Perebusan dilakukan selama 30 menit atau ditandai dengan mudah
terkelupasnya kulit kedelai jika ditekan dengan jari tangan. Perendaman bertujuan
untuk melunakkan biji dan mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk selama
fermentasi. Ketika perendaman, pada kulit biji kedelai telah berlangsung proses
fermentasi oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh bakteri asam laktat.
Perendaman dilakukan selama 12-16 jam pada suhu kamar. Setelah perendaman,
kedelai direbus kembali untuk menghilangkan bakteri yang tidak diinginkan
selama proses perendaman. Kemudian diangin-anginkan, setelah dicampurkan laru
tempe dengan perbandingan 5 gr/kg kedelai tanpa kulit lalu dikemas dengan
kemasan yang telah disiapkan, tempe siap difermentasi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe, yaitu oksigen,
uap air, keaktifan laru, dan suhu. Aliran udara yang terlalu cepat dapat
menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga panas yang
dihasilkan akan merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu jika tempe dibungkus
dengan plastik sebaiknya plastik tersebut diberi lubang dengan jarak antara
lubang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm. Pada proses pembuatan tempe
sebaiknya menggunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar pembuatan
tempe tidak mengalami kegagalan.