Fermentasi tradisional

Pembuatan Tempe Kedelai

Pembuatan Tempe Kedelai

by Cindy Oktaviani Widyaningrum -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020a

Proses pembuatan tempe terdiri dari proses perebusan kedelai, proses pemisahan kedelai dengan kulit kedelai, inokulasi, pengemasan, dan inkubasi. Perebusan bertujuan untuk melunakkan biji kedelai dan memudahkan pengupasan. Perebusan dilakukan selama 30 menit atau ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit kedelai jika ditekan dengan jari tangan. Perendaman bertujuan untuk melunakkan biji dan mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk selama fermentasi. Ketika perendaman, pada kulit biji kedelai telah berlangsung proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh bakteri asam laktat. Perendaman dilakukan selama 12-16 jam pada suhu kamar. Setelah perendaman, kedelai direbus kembali untuk menghilangkan bakteri yang tidak diinginkan selama proses perendaman. Kemudian diangin-anginkan, setelah dicampurkan laru tempe dengan perbandingan 5 gr/kg kedelai tanpa kulit lalu dikemas dengan kemasan yang telah disiapkan, tempe siap difermentasi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe, yaitu oksigen, uap air, keaktifan laru, dan suhu. Aliran udara yang terlalu cepat dapat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga panas yang dihasilkan akan merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu jika tempe dibungkus dengan plastik sebaiknya plastik tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm. Pada proses pembuatan tempe sebaiknya menggunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.