Fermentasi tradisional

Pembuatan Kefir

Pembuatan Kefir

by Evelina Setyanovi -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020b

Kefir adalah minuman tradisional hasil fermentasi yang telah populer selama berabad-abad di Timur tengah. Kefir merupakan produk susu hasil fermentasi yang penggunaannya semakin populer karena terbukti secara ilmiah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Penggunaan kefir tidak saja sebagai minuman probiotik untuk mengatasi permasalahan metabolisme tubuh, namun ternyata kefir memiliki banyak manfaat untuk memelihara kesehatan kulit dan mengatasi permasalahan kesehatan yang bermanifestasi pada kulit.


Kefir di produksi dari susu yang difermentasi dengan menginokulasikan bibit kefir atau kultur induk kefir. Bibit kefir mengandung campuran kompleks bakteri (beberapa spesies dari lactobacili, lactococci, leuconostocs dan acetobacteria) dan ragi (yang memfermentasi laktosa dan yang tidak memfermentasi laktosa) yang merupakan organisme probiotik seperti yang ditemukan pada yoghurt.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk fermentasi kefir, diantaranya cara tradisional dan cara industrial. Metode tradisional pembuatan kefir dilakukan dengan menginokulasikan secara langsung bibit kefir kedalam susu. Susu segar yang digunakan direbus terlebih dahulu, didinginkan hingga 20 - 25oC dan diinokulasikan dengan 2-10% (kadar optimal 5%) bibit kefir. Setelah beberapa waktu, pada umumnya 18-24 jam pada 20 – 25oC, bibit dipisahkan dari susu, dikeringkan pada temperatur ruangan dan disimpan pada temperatur rendah untuk digunakan kembali pada inokulasi selanjutnya. Kefir disimpan pada suhu 4oC untuk beberapa waktu sebelum digunakan.