1. Latar belakang masalah :
Pada era saat ini sudah tidak asing lagi dengan adanya bullying di Lembaga Pendidikan seperti sekolah. Mirisnya pelaku bullying sering kali dilakukan oleh para remaja dan sasarannya adalah teman sendiri. Bullying tidak seharusnya terjadi terlebih lagi pada lingkungan sekolah karena hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sila ke 2 dan 3.
2. Topik kasus :
Pada beberapa bulan yang lalu tepatnya bulan Juni 2021 terdapat sebuah kasus school bullying yang dilakukan oleh siswi SMP di Minahasa. Kasus ini sempat viral di media sosial lantaran video siswi yang menggunakan seragam putih biru menampar temannya terpampang nyata dalam video tersebut. Pihak sekolah menyatakan bahwa penyebab terjadinya school bullying ini adalah adanya kesalahpahaman antar siswi tersebut. (Link kasus : https://manadopost.jawapos.com/berita-utama/12/06/2021/kasus-bullying-di-sekolah-kembali-viral-siswi-smp-di-minahasa-selatan-tampar-teman-dalam-kelas/ )
3. Keterkaitan dengan Pancasila :
Aksi bullying melanggar sila ke 2 Pancasila karena pelaku telah merampas hak dan martabat korban. Selain melanggar sila ke 2, aksi ini juga melanggar sila ke 3 Pancasila karena aksi bullying tidak menunjukkan sikap persatuan Indonesia melainkan menunjukkan perpecahan antar warga Indonesia.
4. Solusi :
- Memberikan pemahaman tentang bullying terhadap para remaja
- Membangun hubungan dan komunikasi dua arah dengan anak
- Menjalankan program kampanye anti bullying baik dari pihak sekolah maupun pihak lain.
- Guru memantau aktivitas siswa supaya tidak terjadi school bullying
- Orangtua dan pihak sekolah bekerjasama untuk menjamin keamanan anak di sekolah.