Fermentasi tradisional

produk olahan fermentasi tradisional tempe

produk olahan fermentasi tradisional tempe

by Vida Nadyanisa -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020b
Tempe merupakan produk olahan fermentasi tradisional yang berbahan dasar kacang kedelai atau bisa juga menggunakan bahan lain dengan bantuan kapang Rhizopus untuk menghasilkan produknya. Kapang yang terdapat dalam tempe bertugas dalam menghidrolisis senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga merubah bentuk, rasa dan tekstur. Produk tempe yang sering dijumpai yaitu berbahan dasar kedelai, biasanya dikonsumsi sebagai lauk sumber protein dalam makanan, cara mengolahnya pun beraneka ragam.
Cara fermentasi kacang kedelai sehingga menjadi produk tempe yaitu dengan membersihkan kedelai dengan air dan direbus dalam air panas agar memudahkan pemisahan kedelai dengan kulit arinya. Perebusan juga berfungsi dalam memberikan hidrasi dan pelunakan kedelai agar bisa menyerap asam. Setelah direbus kedelai dipisahkan kulit arinya sampai bersih semua dengan cara diremas dengan tangan atau diberi beban. Setelah kulit ari terlepas semua kemudian dilakukan tahap perendaman dengan tujuan hidrasi dan fermentasi asam laktat secara alami untuk pertumbuhan kapang. Setelah dirasa cukup lalu kedelai dibersihkan dan ditaburi ragi tempe dengan merata keseluruh bagiannya. Ragi tempe bisa berasal dari kapang yang dikeringkan dalam daun waru atau jati, spora kapang tempe dalam medium tepung dan kultur murni. Setelah inokulasi (pemberian ragi) kedelai tempe dimasukkan ke wadah plastik maupun daun pisang dan disimpan pada temperatur suhu kamar sampai cenderung hangat sekitar 20oC-37oC. Jika menggunakan plastik maka harus diberi lubang agar aksigen bisa masuk untuk pertumbuhan kapang dan proses fermentasi. Proses fermentasi tempe berjalan cepat jika ragi, suhu dan oksigen cukup yaitu sekitar 18-36 jam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe:
  1. Pembuatan harus dalam keadaan bersih, tempe tidak bisa terbentuk bisa mengandung mikroba lain
  2. Kulit ari kedelai harus terlepas sempurna, jika tidak akan gagal proses fermentasinya karena miselium fungi tidak dapat menembus biji kedelai
  3. Oksigen harus ada saat proses fermentasi, karena kapang tidak dapat tumbuh tanpa oksigen
  4. Suhunya harus sesuai, jika dibawahnya atau diatasnya maka kapang tidak dapat tumbuh