Diskusi kelas B

Hasil

Hasil

by Rohula Utami -
Number of replies: 31

Jelaskan pengaruh konsentrasi starter dan jenis gula terhadap karakteristik Nata yang dihasilkan!

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Muhammad lsmail Aqimuddin -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentrasi A. xylinum berpengaruh terhadap nilai rendeman dan ketebalan nata de taro. Ketebalan lapisan nata yang dihasilkan disebabkan karena selulosa yang juga meningkat oleh aktivitas bakteri A. xylinum yang dapat mengubah gula menjadi substansi yang menyerupai gel pada permukaan cairan fermentasi. Perbedaan konsentrasi  A. xylinum menghasilkan rata-rata rendeman nata de taro berkisar antara 12,74% sampai dengan 30,98%.  Konsentrasi 25% A. xylinum menghasilkan ketebalan nata 0,95 cm lebih tinggi dan berbeda nyata dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20%  yang berturut-turut sebesar 0,25 cm, 0,60 cm dan 0,62 cm. Dengan adanya konsentrasi A. xylinum yang semakin tinggi juga berpengaruh terhadap nilai penerimaan sensoris. Selain itu semakin tinggi konsentrasi A. xylinum yang ditambahkan akan menghasilkan warna yang lebih menguning. Artinya secara visual konsentrasi A. xylinum sangat berpengaruh terhadap penerimaan. 

Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum.  Jenis gula glukosa dan fruktosa  memiliki 6 atom C (C6H12O6),  jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa.  Hasil nata de taro dengan perlakuan menggunakan sukrosa menghasilkan rendemen 41,6%,  glukosa 13,4% dan fruktosa 10,9%. Kadar serat dari glukosa menghasilkan nilai kadar serat yang lebih tinggi sebesar 0,02% (w/w) dibandingkan dengan jenis karbon dari sukrosa dan fruktosa. Persentase serat kasar yang tinggi dipengaruhi oleh aktivitas dari Acetobacter xylinum pada proses metabolisme glukosa menjadi selulosa. Monosakarida, disakarida dan polisakarida dapat dijadikan sebagai sumber karbon pada pembuatan produk nata,  penggunaan fruktosa dalam proses nata menghasilkan tekstur yang kurang kenyal dibandingkan dengan sukrosa dan glukosa. Konsentrasi optimum penggunaan gula pada nata maksimal 10%. Jika gula ditambahkan terlalu banyak A.xylinum tidak dapat memanfaatkannya secara optimum.

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Romalia Sito Resmi -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh konsentrasi starter pada karakteristik nata yang dihasilkan adalah semakin besar konsentrasi Acetobacter xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan Acetobacter xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar.

Sedangkan pengaruh konsentrasi jenis gula terhadap karakteristik nata yang dihasilkan adalah kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh Acetobacter xylinum. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingkan glukosa dan fruktosa


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Mutya Mardani -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentrasi starter A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng. Semakin besar konsentrasi starter cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan A. xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan berat, sehingga rendemen yang dihasilkan semakin besar. Rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan konsentrasi 25%. 

Karakteristik nata dari jenis gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan dan rendemen nata yang lebih tinggi dibandingkan glukosa dan fruktosa. Karena sukrosa memiliki kelebihan apabila dibandingkan gula sederhana lain, yaitu selain sebagai sumber energi, sukrosa dapat sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata. Kadar serat dari glukosa menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan sukrosa dan fruktosa, hal ini dipengaruhi oleh aktivitas A.xylinum pada proses metabolisme glukosa menjadi selulosa. Penggunaan fruktosa akan menghasilkan tekstur kurang kenyal dibandingkan sukrosa dan glukosa.

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Devi Kusumaningrum -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentrasi A. xylinum dapat berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro. Bahwa semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum nata yang dihasilkan cenderung memiliki rendemen lebih tinggi lebih tebal, kadar serat lebih tinggi, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik.  Penambahan konsentrasi A. xylinum sebesar 25% menghasilkan hasil yang optimum yaitu rendemen 30,98%, ketebalan 9,5 mm,kekerasan 0,01mm/g.s, dan rata–rata nilai organoleptik dari rentang 3,05-3,27 (cukup disuka). Kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat  selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar. Hal ini disebabkan oleh aktivitas bakteri A. xylinum yang dapat mengubah gula menjadi substansi yang menyerupai gel pada permukaan cairan fermentasi.  Jika aktivitas bakteri A. xylinum semakin meningkat maka nata yang dihasilkan juga semakin tebal dan berat. 

Jenis gula yang digunakan seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa merupakan sumber karbon maupun sumber energi bagi pertumbuhan Acetobacter Xylinum yang dapat mempengaruhi karakteristik nata yang dihasilkan. A. xylinum akan tumbuh pada media yang mengandung gula dan dapat mengubah gula menjadi selulosa pada nata. Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum. Golongan  disakarida seperti sukrosa memiliki kondisi fisik yang paling bagus dengan menghasilkan rendemen dan ketebalan tertinggi dibandingkan dengan jenis gula lainnya. Sukrosa dapat berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata dapat terbentuk secara maksimal. Pada pemberian gula fruktosa menghasilkan tekstur yang kurang kenyal dibandingkan dengan jenis karbon dari sukrosa dan fruktosa. Sedangkan pada glukosa menghasilkan kadar serat yang tinggi dibandingkan dengan sukrosa dan fruktosa. 


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Qomariyah Nur Hayati -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentras A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng, semakin besar konsentrasi  A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar.Kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar.konsentrasi A.xylinum juga mempengaruhi kualitas warna pada nata, semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan akan  menghasilkan warna yang lebih kuning.  Dengan adanya konsentrasi A. xylinum yang semakin tinggi juga berpengaruh terhadap nilai penerimaan sensoris. Selain itu  Konsentrasi A.xylinum memiliki pengaruh terhadap kadar serat nata. Tingginya persentase serat kasar yang dihasilkan tidak lepas dari pengaruh starter yang diinokulasikan. 

Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa. Rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan sukrosa dan terendah pada perlakuan fruktosa.  Hal ini terjadi karena  sukrosa memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan gula sederhana lain, yaitu selain sebagai sumber energi, sukrosa dapat berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata dapat terbentuk secara maksimal. Kadar serat dari glukosa menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan sukrosa dan fruktosa, hal ini dipengaruhi oleh aktivitas A.xylinum pada proses metabolisme glukosa menjadi selulosa.  pada pembuatan produk nata, penggunaan fruktosa dalam proses akan menghasilkan nata dengan  tekstur yang kurang kenyal dibandingkan dengan sukrosa dan glukosa.

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Nurul Izzah Ramadhanti -
Picture of mikrind3thp2020b

 Pengaruh penambahan konsentrasi A.xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen yang semakin besar. Kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar.

Dari segi organoleptik, semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan menghasilkan warna nata menjadi lebih menguning. Dari segi aroma tidak ada perbedaan signifikan antar perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka semakin disukai. Rasa yang dihasilkan nata berasal dari glukosa yang diuraikan oleh bakteri A.xylinum menyebabkan rasa asam pada hasil akhir yang akan hilang setelah dicuci dan dimasak. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka teksturnya semakin kenyal. Tekstur kenyal pada pada nata juga berhubungan dengan kadar air dan kerapatan jaringan selulosa atau ketebalan nata.

Pengaruh jenis gula yang digunakan akan mempengaruhi ketebalan nata. Gula sukrosa menghasilkan nata lebih tebal dari pada glukosa dan fruktosa. Sukrosa memiliki kelebihan dibandingkan glukosa dan fruktosa yaitu sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata dapat terbentuk secara maksimal.


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Novita Elya -
Picture of mikrind3thp2020b

pengaruh konsentrasi starter yaitu semakin besar konsentrasi A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar, kadar serat lebih tinggi, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. sedangkan pengaruh konsentrasi jenis gula yaitu semakin banyak kandungan atom karbon, maka lapisan nata yang dihasilkan juga semakin besar. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Rania Safitri -
Picture of mikrind3thp2020b
Konsentrasi A.Xylinum yang digunakan pada jurnal ini adalah konsentrasi 10%,15%,20% dan 25% dan sumber karbon yang digunakan adalah sukrosa,glukosa dan fruktosa masing masing konsentrasi 5%.

Pengaruh konsentrasi A.Xylinum adalah semakin besar konsentrasi A.xylinum menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan A.xylinum menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat,sehingga rendemen semakin besar. Selain itu pengaruh terhadap ketebalan nata. Ketebalan nata de taro juga meningkat sebanding dengan meningkatnya konsentrasi yang digunakan akibat aktivitas bakteri A.xylinum yang mengubah gula menjadi substansi menyerupai gel pada permukaan cairan fermentasi. Semakin tebal nata yang dihasilkan juga berpengaruh pada kekenyalannya. Untuk segi organoleptik menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan dapat menghasilkan warna yang lebih menguning. Segi aroma, konsentrasi A.xylinum tidak signifikan berpengaruh antar perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi A.xylinum tekstur semakin kenyal karena kemampuan mengikat air berkurang. Sedangkan untuk rasa,semakin tinggi konsentrasi A.xylinum panelis semakin menyukai nata de taro karena tekstur kenyalnya ini.

Pengaruh sumber karbon terhadap karakteristik nata de taro. Sumber karbon yang digunakan adalah sukrosa,glukosa,fruktosa. Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata lebih tebal karena polimerisasi A.xylinum. Glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C sedangkan sukrosa memiliki 12 atom C. Maka sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yang lebih tinggi dibandingkan glukosa dan fruktosa. Rendemen tertinggi juga terdapat pada perlakuan sukrosa. Hal ini karena sukrosa memiliki kelebihan dibandingkan gula sederhana yang lain yaitu selai sebagai sumber energi,sukrosa berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang nata sehingga nata terbentuk secara maksimal. Untuk kadar serat,kadar serat dari glukosa menghasilkan kadar serat tertinggi dibandingkan fruktosa dan sukrosa. Hal ini dipengaruhi aktivitas dari A.xylinum pada proses metabolisme glukosa menjadi selulosa.

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Siti Nurul Janah Al Firdaus -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentrasi A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch), hal ini menunjukkan bahwa kandungan zat gizi yang terdapat pada talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) sudah dapat memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bagi bakteri A. xylinum untuk tumbuh dan berkembang. Karbohidrat pada medium dipecah menjadi glukosa yang kemudian berikatan dengan asam lemak (Guanosin trifosfat) membentuk prekursor penciri selulosa oleh enzim selulosa sintetase, kemudian dikeluarkan ke lingkungan membentuk jalinan selulosa pada permukaan medium. Jika aktivitas bakteri A. xylinum semakin meningkat maka nata yang dihasilkan juga semakin tebal dan berat.

Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa.


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Yusnaini Fitrie -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentrasi A.Xylinum yang digunakan pada jurnal ini adalah konsentrasi 10%,15%,20% dan 25% dan sumber karbon yang digunakan adalah sukrosa,glukosa dan fruktosa masing masing konsentrasi 5%. Pengaruh penambahan konsentrasi A.xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi A. xylinum menghasilkan nilai rendemen yang semakin besar. Karena A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar. Semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan akan menghasilkan warna yang lebih kuning, konsentrasi A. xylinum yang semakin tinggi juga berpengaruh terhadap nilai penerimaan sensoris dan mempengaruhi kadar serat nata yag dihasilkan dari starter yang diinokulasikan.

 

Pengaruh konsentrasi jenis gula yaitu semakin banyak kandungan atom karbon, maka lapisan nata yang dihasilkan juga semakin besar. Glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C sedangkan sukrosa memiliki 12 atom C. Sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yang lebih tinggi dibandingkan glukosa dan fruktosa. Hal ini dikarenakan sukrosa berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang nata sehingga nata terbentuk secara maksimal. 


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by prabasiwi mahrestu -
Picture of mikrind3thp2020b
Konsentrasi Acetobacter xylinum dapat berpengaruh terhadapketebalan dan rendemen nata de coco. Dimana, apabila semakin tinggi konsentrasi Acetobacter xylinum maka nata yang dihasilkan akan memiliki rendemen yang lebih tinggi dan lebih tebal. Kecukupan Acetobacter xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat rendemen yang dihasilkan semakin besar. Dari segi organoleptik, semakin tinggi konsentrasi Acetobacter xylinum yang ditambahkan maka menghasilkan warna yang lebih menguning, tekstur nata yang semakin kenyal.
Pengaruh jenis gula terhadap konsentrasi nata yaitu akan mempengaruhi ketebalan nata yang dihasilkan. Sukrosa memiliki kelebihan dapat menghasilkan rendemen dan ketebalan tertinggi dibandingkan dengan jenis gula yang lain. Sukrosa berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata yang terbentuk akan maksimal. Glukosa akan menghasilkan kadar serat yang lebih tinggi dibanding sukrosa dan fruktosa.
In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Odilio Gamas hafidza -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh konsentrasi starter Acetobacter Xylinum pada karakteristik nata yang dihasilkan adalah semakin besar konsentrasi Acetobacter xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan Acetobacter xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar. Konsentrasi Acetobacter xylinum yang semakin tinggi juga berpengaruh terhadap nilai penerimaan sensoris dan mempengaruhi kadar serat nata yag dihasilkan dari starter yang diinokulasikan. Dan Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka teksturnya semakin kenyal. Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi 10%,15%,20% dan 25%.

Pengaruh jenis gula terhadap karakteristik nata yang dihasilkan adalah mempengaruhi ketebalan nata. Gula sukrosa menghasilkan nata lebih tebal dari pada glukosa dan fruktosa. Sukrosa juga berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang nata sehingga nata terbentuk secara maksimal.
In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Yulia Secarnia -
Picture of mikrind3thp2020b

-Konsentrasi A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng  (Xanthosoma undipes K. Koch), hal ini menunjukkan bahwa kandungan zat gizi yang terdapat pada talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) sudah dapat memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bagi bakteri A. xylinum untuk tumbuh dan berkembang. Karbohidrat pada medium dipecah menjadi glukosa yang kemudian berikatan dengan asam lemak (Guanosin trifosfat) membentuk prekursor penciri selulosa oleh enzim selulosa sintetase, kemudian dikeluarkan ke lingkungan membentuk jalinan selulosa pada permukaan medium. Selain itu konsentasi A. xylinum juga berpengaruh pad rasa. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka panelis cenderung semakin suka. Konsentrasi A.xylinum 25% memiliki nilai penerimaan yang paling tinggi diantara perlakuan lainnya.  Rasa yang dihasilkan nata berasal dari glukosa yang diuraikan oleh bakteri A.xylinum menyebabkan rasa asam pada hasil akhir. Rasa asam nata yang timbul saat awal dipanen akan hilang setelah mendapat perlakuan pencucian dan pemasakan.

-Jenis gula pada pembuatan nata de taro berpengaruh terhadap ketebalan natanya sendiri, kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum.  Jenis gula glukosa dan fruktosa  memiliki 6 atom C, jenis sukrosa memiliki 12 atom C, maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Ratih Nur Shadrina -
Picture of mikrind3thp2020b
Konsentrasi A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng. Jika aktivitas bakteri A. xylinum semakin meningkat maka nata yang dihasilkan juga semakin tebal dan berat. Semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum nata yang dihasilkan cenderung memiliki rendemen lebih tinggi lebih tebal, kadar serat lebih tinggi, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata dan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan glukosa dan fruktosa.
In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Nurcholis Fary Setyawan -
Picture of mikrind3thp2020b

konsentrasi A.xylinum menghasilkan rendemen rata rata nata de taro berkisar antara 12,74% sampai dengan 30,98% . Semakin besar konsentrasi A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar.Kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar .Konsentrasi A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng, hal ini menunjukkan bahwa kandungan zat gizi yang terdapat pada talas beneng sudah dapat memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bagi bakteri A

A.xylinum akan tumbuh pada media yang mengandung gula dan dapat mengubah gula menjadi selulosa pada nata. Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Meutia Puspita Arum -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh penambahan konsentrasi A. xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yang dihasilkan. Semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum nata yang dihasilkan cenderung memiliki rendemen lebih tinggi lebih tebal, kadar serat lebih tinggi, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. Kecukupan A.xylinum menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar. Ketebalan nata de taro juga meningkat sebanding dengan meningkatnya konsentrasi yang digunakan akibat aktivitas bakteri A.xylinum yang mengubah gula menjadi substansi menyerupai gel pada permukaan cairan fermentasi. Semakin tebal nata yang dihasilkan juga berpengaruh pada kekenyalannya. Untuk segi organoleptik menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan dapat menghasilkan warna yang lebih menguning. Segi aroma, konsentrasi A.xylinum tidak signifikan berpengaruh antar perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi A.xylinum tekstur semakin kenyal karena kemampuan mengikat air berkurang. Sedangkan untuk rasa,semakin tinggi konsentrasi A.xylinum panelis semakin menyukai nata de taro karena tekstur kenyalnya ini.

Penambahan sumber C dari sukrosa menghasilkan rendemen dan ketebalan yang lebih tinggi dari fruktosa dan glukosa. Hal ini karena sukrosa memiliki kelebihan dibandingkan gula sederhana yang lain yaitu selain sebagai sumber energi,sukrosa berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang nata sehingga nata terbentuk secara maksimal.


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Evelina Setyanovi -
Picture of mikrind3thp2020b

Menurut jurnal, pengaruh penambahan konsentrasi A.xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen yang semakin besar. Kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka teksturnya semakin kenyal. Tekstur kenyal pada pada nata juga berhubungan dengan kadar air dan kerapatan jaringan selulosa atau ketebalan nata. Semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan menghasilkan warna nata menjadi lebih menguning. Rasa nata yang berasal dari glukosa yang diuraikan oleh bakteri A.xylinum akan menyebabkan rasa asam pada hasil akhir yang akan hilang setelah dicuci dan dimasak. Pengaruh jenis gula yang digunakan nantinya akan mempengaruhi ketebalan nata dimana gula sukrosa  akan menghasilkan nata yang lebih tebal dari pada glukosa dan fruktosa.


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Yo Arifah Rusmadani Utami -

Jika aktivitasbakteri A. xylinum semakin meningkat maka nata yang dihasilkan juga semakin tebal dan berat. Semakin lama waktu fermentasi maka nata akan semakin tebal dan berat namun pada hari ke-13 tidak akan terbentuk lapisan nata baru karena aktivitas A.xylinum terhenti akibat nutrisi yang habis dalam media fermentasi dan hasil asam setat yang menganggu pertumbuhan mikroba. Semakin besar konsentrasi A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar.


A.xylinum akan tumbuh pada media yang mengandung gula dan dapat mengubah gula menjadi selulosa pada nata. Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C (C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa 

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Meda Okta Viana Saputri -
Picture of mikrind3thp2020b


Konsentrasi Acetobacter xylinum yang digunakan berdasarkan jurnal yaitu 10%, 15%, 20% dan 25%, sedangkan sumber karbon yang digunakan yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa masing-masing dengan konsentrasi 5%.

Pengaruh konsentrasi Acetobacter xylinum pada pelakuan ialah Semakin besar konsentrasi A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar. Pada konsentrasi 25%, ketebalan nata yang dihasilkan lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi lain, ketebalan lapisan nata yang dihasilkan disebabkan karena selulosa yang juga meningkat oleh aktivitas bakteri A. xylinum yang dapat mengubah gula menjadi substansi yang menyerupai gel pada permukaan cairan fermentasi. Semakin tebal nata maka semakin besar rendemen yang dihasilkan dan berpengaruh juga pada kekenyalanya. Dari segi organoleptik menunjukkan bahwa konsentrasi A.xylinum mempengaruhi kualitas warna pada nata, semakin tinggi konsentrasi A.xylinum ditambahkan menghasilkan warna yang lebih menguning. Segi aroma juga memiliki perbedaan yang tidak signifikan antar perlakuan. Aroma yang ditangkap oleh panelis hampir sama antara perlakuan satu dengan yang lainnya. Tekstur nata de taro memiliki perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka cenderung semakin kenyal tekstur yang dihasilkan. Rasa nata de taro memiliki perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka panelis cenderung semakin suka, rasa pada nata dipengaruhi oleh tekstur. Nata dengan tekstur yang kenyal memiliki kemampuan dapat mudah menyerap gula untuk masuk ke dalam nata sehingga dapat mempengaruhi rasa nata pada saat dimasak menggunakan gula.

Perbedaan sumber karbon terhadap karakteristik nata. A.xylinum akan tumbuh pada media yang mengandung gula dan dapat mengubah gula menjadi selulosa pada nata. Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adaya polimerisasi oleh A.xylinum. Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C, jenis sukrosa memiliki 12 atom C, maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa. Rendemen terbesar yang dihasilkan terdapat pada penambahan sukrosa sebagai sumber karbon, sukrosa memiliki kelebihan apabila dibandingkan gula sederhana lain, yaitu selain sebagai sumber energi, sukrosa dapat berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata dapat terbentuk secara maksimal.


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Rara Putri Nur Sabila -
Picture of mikrind3thp2020b

pengaruh penambahan konsentrasiA.xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yang dihasilkan. Semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum   nata yang dihasilkan cenderung memiliki rendemen lebih tinggi  lebih tebal, kadar serat lebih tinggi, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. Penambahan konsentrasi A. xylinum sebesar 25% menghasilkan  rendemen 30.98%, ketebalan 9,5 mm,kekerasan 0,01mm/g.s, dan rata–rata nilai organoleptik dari rentang 3.05-3,27 (cukup disuka). 

Penambahan sumber C dari sukrosa memiliki rendemen (41,6%)  dan ketebalan (0,90 cm) yang lebih tinggi dibanding dengan glukosa dan fruktosa. Penambahan Glukosa menghasilkan kadar serat tertinggi sebesar 0,02 % (w/w) dibandingkan dengan sukrosa dan fruktosa 

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Oki Setyowati -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentrasi starter (A. xylinum) dalam pembuatan nata berpengaruh pada karakteristik nata yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi starter yang ditambahkan maka karakteristik nata yang dihasilkan akan memiliki rendemen yang semakin besar, hal ini disebabkan karena selulosa yang dihasilkan tebal dan semakin besar.

Karakteristik secara organoleptik, semakin tinggi A. xylinum yang ditambahkan maka warna yang dihasilkan akan semakin menguning, teksturnya semakin kenyal, rasa yang dihasilkan berasa asam pada hasil akhir dan akan hilang saat proses pencucian dan pemasakan. Sedangkan untuk aroma tidak berbeda nyata antar perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka semakin disukai oleh panelis.

Sedangkan pada penambahan jenis gula akan berpengaruh pada ketebalan nata yang dihasilkan. Gula sukrosa menghasilkan nata yang lebih tebal dibandingkan fruktosa dan glukosa. Kelebihan seukrosa ini dikarenakan sukrosa dapat menjadi bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata terbentuk secara maksimal.
In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Untari Triesna Wijayanti -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh konsentrasi starter terhadap karakteristik Nata yang dihasilkan adalah semakin besar konsentrasi A. Xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan A. Xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin erat, sehingga rendemen semakin besar.  

Konsentrasi jenis gula pada pada proses pembuatan nata berpengaruh terhadap ketebalan lapisan nata. Kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata yang lebih tebal karena adanya polimerisasi  oleh A. Xylinum.  Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom c sedangkan sukrosa memiliki 12 atom C sehingga gula sukrosa menghasilkan ketebalan nata yang lebih tinggi dibandingkan dengan gula glukosa dan fruktosa.  

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Sharfina Fara Hiyah -
Picture of mikrind3thp2020b

Konsentrasi A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch), hal ini menunjukkan bahwa kandungan zat gizi yang terdapat pada talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) sudah dapat memenuhi kebutuhan
makronutrien dan mikronutrien bagi bakteri A. xylinum untuk tumbuh dan berkembang. Karbohidrat
pada medium dipecah menjadi glukosa yang kemudian berikatan dengan asam lemak (Guanosin
trifosfat) membentuk prekursor penciri selulosa oleh enzim selulosa sintetase, kemudian dikeluarkan ke lingkungan membentuk jalinan selulosa pada permukaan medium. Jika aktivitas bakteri A. xylinum semakin meningkat maka nata yang dihasilkan juga semakin tebal dan berat. Semakin lama waktu fermentasi maka nata akan semakin tebal dan berat namun pada hari ke-13 tidak akan terbentuk lapisan nata baru karena aktivitas A.xylinum terhenti akibat nutrisi yang habis dalam media fermentasi dan hasil asam setat yang menganggu pertumbuhan mikroba.

Jenis gula glukosa dan fruktosa memiliki 6 atom C (C6H12O6), jenis sukrosa memiliki 12 atom C
(C12H22O11), maka gula sukrosa akan menghasilkan ketebalan nata yan lebih tinggi dibandingka glukosa dan fruktosa (Meinda, 2015). Hasil nata de taro dengan perlakuan menggunakan sukrosa menghasilkan rendemen 41,6%, glukosa 13,4% dan fruktosa 10,9%. Rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan sukrosa dan terendah pada perlakuan fruktosa. sukrosa memiliki kelebihan apabila dibandingkan gula sederhana lain, yaitu selain sebagai sumber energi, sukrosa dapat berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata dapat terbentuk secara maksimal. Rendemen merupakan salah satu komponen hasil akhir yang sangat penting dari produksi nata.




In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Vida Nadyanisa -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh konsentrasi starter A. xylinum pada karakteristik nata de taro yang dihasilkan pada jurnal yaitu semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum maka nata yang dihasilkan juga memiliki rendemen lebih tinggi dan tebal, kadar serat nata yang lebih tinggi, warna nata yang semakin menguning, rasa yang paling disukai panelis, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. Teksturnya semakin keras dan kenyal serta aroma sesudah perebusan yang lebih baik dibandingkan setelah panen.

Pengaruh jenis gula terhadap karakteristik nata de taro pada jurnal yaitu dengan penambahan sumber C (karbon) dari sukrosa menghasilkan rendemen dan ketebalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan fruktosa dan glukosa. hal tersebut dikarenakan sukrosa memiliki kelebihan yang berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata sehingga nata dapat terbentuk secara maksimal. Sedangkan glukosa memiliki serat lebih tinggi karena dipengaruhi oleh aktivitas dari Acetobacter xylinum pada proses metabolisme glukosa menjadi selulosa

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Meda Rizki Nagasiwi -
Picture of mikrind3thp2020b
Konsentrasi starter bakteri A.xylinum berpengaruh terhadap Nata yang dihasilkan. Semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum, nata yang dihasilkan cenderung memiliki rendemen lebih tinggi, lebih tebal, kadar serat lebih tinggi, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. Konsentrasi A.xylinum juga mempengaruhi kualitas warna pada nata, semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan maka akan menghasilkan warna yang lebih menguning. Aktivitas bakteri A. xylinum yang semakin meningkat menyebabkan nata yang dihasilkan juga semakin tebal dan berat dan juga semakin lama waktu fermentasi maka nata akan semakin tebal dan berat. Untuk kekenyalan, karena semakin tinggi konsentrasi starter maka nata yang dihasilkan juga akan semakin tebal, semakin tebal nata juga akan menyebabkan semakin kenyalnya nata. Biasanya tekstur kenyal inilah yang paling disukai oleh panelis dan konsumen. Untuk rasa dari Nata sendiri, semakin tinggi konsentrasi starter maka panelis akan semakin menyukainya karena Nata dengan tekstur yang kenyal memiliki kemampuan dapat mudah menyerap gula untuk masuk ke dalam nata sehingga dapat mempengaruhi rasa nata pada saat dimasak menggunakan gula. Jenis gula yang digunakan dalam pembuatan Nata juga berpengaruh terhadapa Nata yang dihasilkan.

Penambahan sumber C dari sukrosa menghasilkan rendemen dan ketebalan yang lebih tinggi dari fruktosa dan glukosa. Lapisan nata paling tebal pada perlakuan penambahan sukrosa yaitu sebesar 0,90 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.Hasil pengukuran ketebalan nata de taro dengan perlakuan penggunaan gula sukrosa adalah 0,90 cm, glukosa 0,51 cm dan fruktosa 0,67 cm.
In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Muammar Sajid -
Picture of mikrind3thp2020b
Starter A. xylinum yang berbeda (10%, 15%, 20% dan 25%), dan perlakuan kedua menggunakan jenis sumber karbon yang berbeda (sukrosa, glukosa dan fruktosa). Masingmasing sumber karbon menggunakan konsentrasi sebanyak 5%.  Starter A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen selulosa nata de soya yang optimum pada konsentrasi starter A.xylinum sebesar 15% dalam pengaruh pembentukan nata. Semakin tebal nata yang dihasilkan maka tekstur cenderung akan semakin keras/kenyal (Montolalu et al.,  2013). Rata-rata kekenyalannata de taro dengan perbedaan konsentrasi A. xylinum 10%, 15%, 20% dan 25%adalah sama sebesar 0,1 mm/g.dt

A.xylinum akan tumbuh pada media yang mengandung gula  dan dapat mengubah gula menjadi selulosa pada nata, kandungan gula sebagai sumber karbon untuk bahan baku pembentukan nata sangat diperlukan. Konsentrasi optimum penggunaan gula pada nata maksimal 10%. Jika gula ditambahkan terlalu banyak A.xylinum tidak dapat memanfaatkannya secara optimum. Pembuatan nata dengan media dan jenis gula yang berbeda akan menghasilkan tebal nata yang berbeda. 
In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Niken Kundari -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh konsentrasi starter A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng. Semakin besar konsentrasi starter cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan A. xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan berat, sehingga rendemen yang dihasilkan semakin besar. 

Pengaruh jenis gula terhadap karakteristik nata yaitu mempengaruhi ketebalan nata. Gula sukrosa menghasilkan nata lebih tebal dari pada glukosa dan fruktosa. Sukrosa juga berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang nata sehingga nata terbentuk secara maksimal.

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Yala Nurun Hamidah -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh penambahan konsentrasi A. xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yang dihasilkan. Semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum nata yang dihasilkan cenderung memiliki rendemen lebih tinggi/lebih tebal, kadar serat lebih tinggi, serta sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. Penambahan konsentrasi A. xylinum sebesar 25% menghasilkan hasil yang optimum yaitu rendemen 30,98%, ketebalan 9,5 mm,kekerasan 0,01mm/g.s, dan rata–rata nilai organoleptik dari rentang 3,05-3,27 (cukup disuka). Penambahan sumber C dari sukrosa menghasilkan rendemen dan ketebalan yang lebih tinggi dari fruktosa dan glukosa.

In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Mia Novianti H3118045 -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh penambahan konsentrasi A. xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yang dihasilkan. Semakin tinggi penambahan konsentrasi A. xylinum, maka nata yang dihasilkan cenderung lebih baik karena memiliki rendemen lebih tinggi, lebih tebal, kadar serat lebih tinggi, dan memiliki sifat organoleptik (tekstur dan aroma) yang lebih baik. Ketebalan lapisan nata yang dihasilkan disebabkan karena semakin banyak bakteri A. xylinum maka aktivitas starter akan meningkat pula sehingga selulosa yang dihasilkan juga meningkat.

Pengaruh konsentrasi jenis gula juga menghasilkan rendemen yang berbeda tergantung jenis gulanya. Hal ini dikarenakan semakin banyak kandungan atom karbon, maka lapisan nata yang dihasilkan juga semakin besar. Sukrosa memilki kandungan C lebih banyak dibandingkan glukosa atau fruktosa. Seghingga penambahan sumber C dari sukrosa menghasilkan rendemen dan ketebalan yang lebih tinggi dari fruktosa dan glukosa. 


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Riyanora Natasyambadra -
Picture of mikrind3thp2020b

Pengaruh konsentrasi starter A. xylinum berpengaruh terhadap ketebalan dan rendemen nata de taro dari talas beneng. Semakin besar konsentrasi starter cenderung menghasilkan nilai rendemen dan ketebalan yang semakin besar. Kecukupan A. xylinum dapat menghasilkan serat selulosa yang semakin tebal dan berat, sehingga rendemen yang dihasilkan pun juga semakin besar. Sedangkan pengaruh konsentrasi jenis gula terhadap karakteristik nata yang dihasilkan yaitu kandungan karbon yang banyak dapat membentuk lapisan nata lebih tebal. Jenis gula sukrosa menghasilkan nata lebih tebal dari pada glukosa dan fruktosa. Sukrosa juga berfungsi sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang nata sehingga nata terbentuk secara maksimal.


In reply to Rohula Utami

Re: Hasil

by Okdiviyanti Haninda Putranti -
Picture of mikrind3thp2020b

pengaruh konsentrasi A.xylinum mempengaruhi karakteristik nata de taro yaitu semakin besar konsentrasi A. xylinum cenderung menghasilkan nilai rendemen yang semakin besar. kecukupan A.xylinum dapat menghasilkan serat selulosa semakin tebal dan semakin berat, sehingga rendemen semakin besar. Semakin tinggi konsentrasi A. xylinum maka teksturnya semakin kenyal. Tekstur kenyal pada nata juga berhubungan dengan kadar air dan kerapatan jaringan selulosa atau ketebalan nata. Semakin tinggi konsentrasi A.xylinum yang ditambahkan menghasilkan warna nata menjadi lebih menguning. Rasa nata yang berasal dari glukosa yang diuraikan oleh bakteri A.xylinum akan menyebabkan rasa asam pada hasil akhir yang akan hilang setelah dicuci dan dimasak. sedangkan pengaruh jenis gula yang digunakan dapat mempengaruhi ketebalan nata. Pada penggunaan gula sukrosa menghasilkan nata lebih tebal dari pada glukosa dan fruktosa dikarenakan sukrosa memiliki kelebihan dibandingkan glukosa dan fruktosa yaitu sebagai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstra seluler polimerase yang bekerja menyusun benang-benang nata.