Selanjutnya aku mau nambahin studi kasus nih..
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) di Kabupaten Boyolali merupakan kantor dinas pemerintahan yang bergerak dalam mengurusi mulai dari dana pembangunan sekolah, dana pendidik, hingga seluk beluk pendidikan di seluruh Kabupaten Boyolali. Sebagai salah satu kantor dinas yang mempunyai peranan penting dalam mengurusi berbagai kepentingan-kepentingan pendidikan, DIKPORA dituntut agar selalu memberikan pelayanan terbaik terutama untuk pendidik yang sering memerlukan kantor ini untuk kepentingannya dalam menjadi seorang pengajar. DIKPORA juga dituntut untuk memberikan kenyamanan bagi para pegawainya, karena dengan pegawai yang merasa nyaman akan menambah semangat kerja
sehingga tercipta efektivitas dan efisiensi kerja pegawai.
Pada saat penulis melakukan Praktek Magang di Kantor DIKPORA Boyolali terlihat kondisi kantor bahwa setiap pagi di kantor tersebut selalu dilakukan apel pagi dan ada beberapa pegawai yang terlambat atau ijin dinas luar, padahal seharusnya walaupun dinas luar harus absen terlebih dahulu ke kantor. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya fasilitas dalam sistem presensi yang masih manual sehingga menyebabkan pegawai menyepelekan sistem presensi tersebut.
Fenomena lain pada saat peneliti melakukan observasi ke kantor DIKPORA Boyolali terlihat beberapa pegawai tidak berada ditempat. Hal tersebut dikarenakan pegawai merasa tidak nyaman dengan kondisi ruangan yang penuh dengan barang-barang sehingga terlihat sempit. Barang-barang yang ada di kantor-kantor tidak hanyak peralatan, perlengkapan, dan furnitur kantor tetapi juga tumpukan-tumpukan dokumen yang sangat banyak. Adanya banyak barang membuat ruangan menjadi sempit dan berimbas pada ruang gerak pegawai yang kurang leluasa sehingga membuat pegawai tidak nyaman untuk berlama-lama di dalam ruang kerjanya.
Penataan ruang kantor yang baik menyesuaikan kebutuhan para pegawainya. Namun terlihat sekali bahwa terlalu banyak terdapat meja yang tidak terpakai dalam setiap ruang kerja yang ada di kantor DIKORA Boyolali ini. oleh karena itu, ruangan yang luas akan tetap terlihat sempit dengan adanya kelebihan furnitur kantor seperti itu dan membuat pegawai merasa kurang nyaman dengan sempitnya ruang kerjanya. Selain itu dalam penataan meja kerja untuk pegawai yang memiliki pekerjaan sejenis atau sering bekerja sama hendaknya ditata berdekatan. Namun di kantor DIKPORA Boyolali ini belum terkelola dengan baik penataan meja kerja yang berhubungan dengan asas-asas tata ruang kantor.
Memperhatikan fenomena- fenomena yang telah diuraikan diatas, terlihat bahwa Kantor DIKPORA sedang menghadapi pemasalahan ketidaknyamanan
pegawai dengan adanya kondisi tata ruang dan fasilitas yang tersedia.
Permasalahan seperti ini segera ditindak lanjuti agar pelayanan dalam bidang pendidikan dapat dimaksimalkan. Oleh karena itu hal seperti ini dicari jalan keluarnya dengan menyelesaikan permasalahan seperti penataan tata ruang kantor yang sesuai dengan standar yang ditentukan serta pemberian fasilitas kantor yang memadai. Hal tersebut dapat menciptakan suasana yang nyaman untuk pegawai dan menimbulkan keadaan yang lebih kondusif sehingga pegawai tidak merasa jenuh dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai suatu organisasi masyarakat yang harus memberikan pelayanan terbaik dalam bidang pendidikan.