Biodiesel generasi 2

Kel. 4

Kel. 4

by Dwi Ardiana Setyawardhani -
Number of replies: 12

Simak materi yang dipresentasikan berikut, dan berikan tanggapan atau pertanyaan.

In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 4

by Afifah Nur Chairinnisa I0519006 -
Saya Afifah izin bertanya, didalam video dijelaskan bahwa digunakan proses pirolisis dan destilasi dengan bantuan gelombang mikro. Nah, mengapa proses ini lebih dipilih dibandingkan hidrogenasi yang umumnya lebih sering digunakan pada biodiesel generasi 2, ya? Terimakasih
In reply to Afifah Nur Chairinnisa I0519006

Re: Kel. 4

by Shifa Annisa Nabila I0519087 -
Terima kasih atas pertanyaannya, saya izin menjawab. Dengan pirolisis, perpindahan panasnya lebih efektif dan laju reaksi nya semakin cepat sehingga dapat menghemat waktu reaksi dan energi secara signifikan. Produk (bio-oil) yang dihasilkan dari pirolisis juga lebih banyak, namun produk pirolisis (bio-oil) berbahan baku minyak jelantah index kemurniannya belum mencapai 100 hal ini menunjukan produk yang dihasilkan perlu dilakukan proses lanjutan atau destilasi.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 4

by Radita Harjanto I0519077 -
baik bu, saya radita izin bertanya di dalam video disebutkan ada 3 jenis pirolisis dan pada proses pembuatan green diesel ini digunakan fast pirolisis, apakah ada alasan tertentu mengapa memilih fast pirolisis? terima kasih
In reply to Radita Harjanto I0519077

Re: Kel. 4

by Jeremiah Mark Karsten I0519049 -
Terima kasih untuk pertanyaannya saudara Radita. Saya mewakili kelompok 4 ijin menjawab. Jadi seperti yang sudah disebutkan dalam video presentasi kami, bahwasanya terdapat 3 jenis pirolisis, yaitu slow, fast, dan flash pirolisis. Ketiganya ini mempunyai karakteristik yang berbeda – beda, untuk slow pirolisis mempunyau suhu pemanasan sekitar 350 C dan waktu reaksi yang relatif lama, sedangkan fast pirolisis mempunyai suhu pemanasan suhu pemanasan 400 - 600 C dan waktu reaksi 0,5 – 2 detik, sementara itu flash pirolisis mempunyai suhu pemanasan sampai 1000 oC dan waktu reaksi kurang dari 0,5 detik.
Pertimbangan memilih fast pirolisis dikarenakan waktu reaksi yang cepat dan suhu pemanasan yang tidak setinggi flash pirolisis. Alasan memilih suhu yang lebih rendah yaitu karena semakin tinggi suhu pemanasan maka suhu nyala (flash point) akan semakin kecil yang akan mempersulit proses penyimpanan green diesel itu sendiri karena akan lebih mudah terbakar (Trisnaliani dan Ahmad, 2016)
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 4

by Malihatul Milal I0520061 -
Saya Malihatul Milal izin bertanya, kebutuhan bahan bakar 1,6 juta barel per hari, hanya menghasilkan 834 ribu barel per hari atau sekitar setengahnya. Kira-kira berapa banyak minyak jelantah yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar tiap harinya dan bagaimana cara mendapatkan bahan tersebut?
In reply to Malihatul Milal I0520061

Re: Kel. 4

by Akbar Sigit Sucahyo I0520122 -
Terima kasih pertanyaan, saya izin menjawab, untuk konsumsi butuh berapa banyaknya diperlukan penelitian lebih lanjut karena implementasinya saat ini masih belum dikomersialisasi jd kajiannya lebih mengarah ke penelitian yang menghasilkan karakteristik green diesel itu sendiri, dan cara mendapatkan bahan tersebut dapat diperoleh dari sisa rumah tangga, industri, restoran dan lain-lain.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 4

by Yosefina Rosa Paramita I0519094 -
saya Yosefina Rosa Paramita dari Kelompok 6 izin untuk bertanya menurut pendapat kelompok kalian (kelompok 4), mengapa implementasi green diesel dari minyak jelantah belum dilakukan?
In reply to Yosefina Rosa Paramita I0519094

Re: Kel. 4

by Azurra Putri Azlia I0519024 -
Terima kasih banyak pertanyaannya Fina,Kenyataan yang kita hadapi sekarang adalah kenyamanan masyarakat menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan lainnya,sehingga itu membuat ketertarikan untuk melakukan ekspolitasi atau penerapan dari green diesel kurang atau hampir tidak ada
alasann selanjutnya adalah pemerintah memang ingin menerapkan biodiesel ini sejak lamaa namun berdasarkan sumber yang saya ketahui konsistensi dan koordinasi dari pemerintah untuk menekan pemanfaatan ini masih sangat lemah.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 4

by Dwi Ardiana Setyawardhani -
Bisakah ditunjukkn bagaimana reaksi yang terjadi pada proses pirolisis? Produk apa saja yang terbentuk?
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 4

by Shifa Annisa Nabila I0519087 -
baik bu, saya izin menjawab. Pada penelitian ini proses pirolisis dilakukan pada temperatur 450⁰C dengan menggunakan debit yang mengalir ke dalam reaktor sebesar 4ml/menit secara kontinyu atau terus menerus. Proses pirolisis memecah biomassa menjadi gas yang meliputi CO, H2, CH, H2O; cairan termasuk tar, minyak dan nafta; senyawa beroksigen temasuk fenol dan asam; dan solid yaitu char. Selain itu setelah dilakukan uji kromatografi didapatkan senyawa yang dominan pada minyak jelantah setelah dilakukan pirolisis yaitu Heptadecane, Hexadecane, 2,6-Dithiaheptane, 1-Butanethiol, dan 4-(Methylthio). terima kasih