SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI JALUR PENCIPTAAN KARYA SENI

Skripsi jalur penciptaan karya seni mengkaji berbagai permasalahan yang terkait dengan karya seni yang direncanakan atau telah dibuatnya dengan pendekatan antardisiplin. Skripsi jalur penciptaan merupakan laporan penelitian yang berisi konsep pertanggungjawaban karya seninya yang sedikitnya harus memuat:

I. PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bagian pertama dari semua jenis karya ilmiah yang mengantar pembaca tentang masalah apa yang diciptakan dan mengapa menciptakan karya seni. Pada Bab Pendahuluan ini dibagai sub bab :

A. Latar Belakang

Sub bab Latar Belakang menjelaskan alasan menciptakan karya yang dibuat, dan secara ringkas memaparkan hasil-hasil pengamatan, pengalaman, teori-teori yang terkait erat dengan karya seni yang diciptakan.

B. Identifikasi

Sub bab ini ditemukenali masalah-masalah yang terkait atau mendorong diciptakannya karya seni yang telah direncanakan atau karya seni yang telah diciptakan.

C. Rumusan

Sub bab Rumusan menyatakan tersurat dan spesifik pokok permasalahan atau hal yang mendorong diciptakanya karya seni berdasarkan identifikasi.

D. Tujuan

Tujuan mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai melalui karya seni telah direncanakan atau telah diciptakan.

E. Kegunaan

Sub bab kegunaan menjelaskan tentang pentingnya karya seni telah direncanakan atau karya seni yang telah diciptakan bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas, serta memberikan argumentasi karya seni yang diciptakan layak diwujudkan.

II. LANDASAN TEORI

Landasan teori memuat dua hal pokok, yaitu orientasi teoritis dan landasan atau konsep penciptaan karya. Orientasi teoritis mencakup berbagai teori seni yang sudah ada, dan nantinya diintegrasikan pada landasan atau konsep penciptaan.

A. Orientasi Teoritis

Sub bab orientasi teoritis masih bisa dibagi dalam beberapa anak sub bab lagi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya beberapa teori yang terkait dengan konsep penciptaan karya. Uraian mengenai para pendahulu yang membuat karya sejenis berdasarkan tema, teknik, dan material yang disertai foto dokumentasi. Anak sub bab orientasi teoritis dapat berisi definisi atau pengertian-pengertian dari sumber penciptaan, atau foto-foto sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan karya. Contohnya berbagai foto tekstur pohon, batu-batuan dan sebagainya yang nantinya diangkat atau diwujudkan dalam karya seninya. Bahan-bahan orientasi teoritis juga dapat diangkat dari berbagai sumber, seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, pameran dan sarasehan, internet, terbitan resmi pemerintah dan lembaga lainnya.

B. Landasan Penciptaan

Sub bab landasan penciptaan berisi kerangka konsep penciptan karya seni yang bersumber dari telaah orientasi teoritis. Latar belakang budaya dan sejarah merupakan modal dasar yang diperlukan dalam landasan penciptaan, karena dalam pertumbuhan seni rupa banyak sekali gejala baru yang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari pertumbuhan yang mendahuluinya. Ketidaktahuannya akan sejarah, seorang seniman bisa saja mengira telah menemukan suatu corak atau teknik baru, padahal orang lain telah mendapatkannya beberapa abad yang lalu.

III METODE PENCIPTAAN

Metode penciptaan berisikan penjelasan tentang tata cara mewujudkan karya seni sejak ide / gagasan diperoleh. Metode penciptaan dimulai dengan pemilihan bahan atau material, kemudian pemilihan alat dan teknik dalam mewujudkannya menjadi karya seni.

A. Pemilihan Material, Alat, dan Teknik

Pemilihan material, alat dan teknik perlu dijelaskan dalam sub bab ini, terutama guna mendukung perwujudan gagasan / ide yang abstrak menjadi kasatmata bagi karya seni visual.

1. Material

Pemilihan material perlu dikemukakan beserta alasannya karena bahan baku untuk mewujudkan karya merupakan aspek utama dalam karya seni. Tanpa material karya yang berupa konsep tidak akan terwujud.

2. Alat

Kesesuaian alat dengan material tidak dapat dipisahkan karena tanpa alat yang tepat biasanya akan menyulitkan dalam mewujudkan karya seni. Pada anak sub bab ini diuraikan berbagai alat yang digunakan untuk membantu dalam mewujudkan karya seni.

3. Teknik

Pemilihan teknik yang tepat perlu dikemukakan. Misalnya pemilihan teknik brush stroke dalam seni lukis akan sesuai dengan ide karya seni lukis yang bersifat ekspresif atau sengaja ingin menghadirkan tekstur kasar yang nyata.

B. Tahapan Penciptaan

Sub bab tahapan penciptaan menjelaskan proses berkarya seni mulai timbulnya ide atau gagasan untuk menciptakan karya yang dilanjutkan secara rinci tahapan demi tahapan dalam mewujudkan karya. Pada sub bab ini perlu juga dilengkapi foto dokumentasi pembuatan karya, sketsa, dan bagan proses berkarya.

IV. ANALISIS KARYA

Bab analisis karya adalah membahas atau menganalisis seluruh karya yang telah dibuat secara terperinci meliputi deskripsi karya, analisis formal, intepretasi, dan penilaian. Pada bab analisis karya, foto dokumentasi karya-karya yang telah dibuat disajikan dan disertai keterangan judul karya, teknik, dan tahun pembuatan.

Deskripsi dalam analisis karya adalah suatu penggambaran atau pelukisan dengan kata-kata apa-apa saja yang tersaji dalam karya seni rupa yang ditampilkan. Uraian ini berupa penjelasan dasar tentang hal-hal apa saja yang tampak secara visual, dan diharapkan dalam penjelasan tersebut dapat membangun bayangan atau image bagi pembaca deskripsi tersebut mengenai karya seni yang disajikan. Deskripsi bukan dimaksudkan untuk menggantikan karya itu sendiri, tetapi diharapkan dapat memberi penjelasan mengenai gambaran visual mengenai citra yang ditampilkan secara jelas dan gamblang.

Analisis formal merupakan tahapan berikutnya sebagaimana deskripsi, yaitu mencoba menjelaskan obyek dengan dukungan beberapa data yang tampak secara visual. Proses ini dapat dimulai dengan cara menganalisis obyek secara keseluruhan mengenai kualitas unsur-unsur visual dan kemudian dianalisis bagian demi bagian seperti menjelaskan tata cara pengorganisasian unsur-unsur elementer kesenirupaan seperti kualitas garis, bidang, warna dan tekstur, serta menjelaskan bagaimana komposisi karya secara keseluruhan dengan masalah keseimbangan, irama, pusat perhatian, unsur kontras, dan kesatuan. Analisis formal dapat dimulai dari hal ihwal gagasan hingga kepada bagaimana tatacara proses pewujudan karya beserta urutannya

Intepretasi adalah menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik sebuah karya, dan menafsirkan makna, pesan, atau nilai yang dikandungnya. Setiap penafsiran justru dapat mengungkap hal-hal yang berhubungan dengan pernyataan dibalik struktur bentuk, misalnya unsur psikologis pencipta karya, latar belakang sosial budayanya, gagasan, abstraksi, pendirian, pertimbangan, hasrat, kepercayaan, serta pengalaman tertentu senimannya. Penafsiran merupakan salah satu cara untuk menjernihkan pesan, makna, dan nilai yang dikandung dalam sebuah karya, dengan cara mengungkapkan setiap detail proses intepretasi dengan bahasa yang tepat.

Ukuran penilaiannya bisa secara generalisasi atau non generalisasi yang menganggap bahwa karya seni itu adalah sesuatu yang unik dan tidak bisa digeneralisasikan begitu saja. Kelompok pertama disebut sebagai kelompok analisa menganggap bahwa dalam menilai sebuah karya seni rupa adalah berdasarkan analisa unsur-unsur dalam karya seni rupa tersebut secara terpisah-pisah, misalnya yang dinilai adalah komposisi, proporsi, perspektif, garis, warna, anatomi, gelap terang, dan sebagainya. Masing-masing nilai dijumlahkan kemudian dibagi banyaknya unsur yang dinilai. Kelompok kedua disebut sebagai kelompok non generalisasi cenderung menilai karya seni tidak bagian demi bagian secara terpisah, tetapi menganggap karya seni sebagai satu kesatuan yang tidak mungkin dianalisa atas unsur demi unsur dan menilai terpisah, tanpa kehilangan makna dan nilai sebagai karya seni rupa yang utuh dan bulat.

V. PENUTUP

Bab penutup berisi kesimpulan dan saran dari seluruh karya yang telah dibuat.

A. Simpulan

Menyajikan hasil dari pembahasan analisis data. Simpulan dalam karya seni dapat juga dilihat dari tingkat keberhasilan karya tersebut dalam menyampaikan pesan sesuai keinginan seniman penciptanya. Tahap simpulan ini pada dasarnya merupakan proses menetapkan derajat karya seni rupa berdasarkan nilai estetiknya secara relatif dan kontekstual.

B. Saran

Memberikan sumbang saran bagi perkembangan penciptaan karya selanjutnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W., (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approach. California : Sage Publications.

Eco, Umberto. (1979). A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.

Goetz Judith P. and Margaret D. LeCompte, (1984), Ethnography and Qualitative Design in Educational Research, New York: Academic Press, Inc.

Harris, Marvin, (1970), “Emic, Etics, and The New Ethnography”, The Rise of Anthropological Theory: A History of Theories of Culture. Colombia: Thomas Y. Crowell Company.

Havet, Jacques (edit). (t.th.). Main Trends of Research in The Social and Human Sciences. Part two / Volume 1 : “Antropological and Historical Sciences of Art”. The Hague, Paris, New York: Mauton Publisher / Unesco.

Paradigma Baru Pendidikan Tinggi Seni. (2004), Jakarta: Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Parsons, Talcott, (1970). Social Structure and Personality. New York : The Free Press.

_______ (1951). The Social System. New York : Thee Free Press.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2000), Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung : STSI Press.

_______ (1993), “Ekspresi Seni Orang Miskin : Adaptasi Simbolik terhadap Kemiskinan.” Disertasi (tidak dipublikasikan) Jakarta: Program Doktor Antropologi, Fakultas Pascasarjana, Universitas Indonesia.

Sachari, Agus. (2005), Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga.