Bahan baku apa yang menurut anda paling potensial dikembangkan di Indonesia, berikan alasan-alasannya?
izin menjawab Bu, berdasarkan ketersediaannya menurut saya kelapa sawit menjadi bahan biodiesel yang paling berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia
Apakah tidak bersaing dengan kebutuhan pangan (utk minyak goreng)?
Karena kebutuhan produksi minyak goreng dari kelapa sawit masih sangat tinggi, menurut saya salah satu alternatifnya adalah dengan memanfaatkan minyak goreng kelapa sawit bekas (jelantah) agar tidak terbuang menjadi limbah dan terkonversi menjadi sumber energi terbarukan yang lebih bermanfaat dan mendukung zero waste lifestyle dalam skala yang masif
Izin menjawab Bu, karena Indonesia merupakan negara tropis dan memiliki perkebunan kelapa sawit yang sangat luas sehingga bahan baku biodiesel yang berasal dari Minyak Sawit (CPO) sangat berpotensi. Namun selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel ada tanaman jarak, jarak pagar, nyamplung, kelapa (karena banyak pantai), dan lain-lain. Selain itu ternyata di Indonesia produksi alga juga melimpah, sehingga bisa dijadikan bahan baku biodiesel.
Besar potensi produksi minyak biodiesel dari 6 jenis bahan baku biodiesel meliputi jarak pagar 557842 ribu barel minyak biodiesel. Disusul dengan kelapa sawit 438876, alga 258867 ribu barel, kelapa 238455 ribu barel, minyak jelantah 45515 ribu barel, dan karet 3989,7 ribu barel (Priyohadi et. al, 2013). Sehingga dapat disimpulkan yang paling berpotensi dijadikan bahan baku biodiesel di Indonesia adalah jarak pagar. Terima kasih
Bisa diperjelas, apa yang disebut sebagai potensi di sini
izin menjawab bu, potensi disini adalah sesuatu yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Jarak pagar di Indonesi potensial dijadikan bahan baku biodiesel karena harga keekonomian dan kepastian ketersediaan pasokan (feed stock). Selain itu, minyak jarak pagar mempunyai titik beku yang rendah (70C), viskositas yang cukup rendah, dan asam lemak (fatty acid) yang sedikit. Dan yang penting jarak pagar bukan tanaman pangan sehingga tidak mengganggu stabilitas ketahanan pangan. Terima kasih
Izin menjawab Bu, menurut saya alga merupakan bahan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki luas perairan yang sangat luas, selain itu alga juga dapat membantu menyerap CO2
Baru dalam tahap pengembangan ya, belum untuk diproduksi secara massal?
Iya bu, bahan alga masih dalam tahap pengembangan untuk menemukan teknologi yang murah agar dapat diproduksi secara massal.
Izin menjawab bu. Potensi bahan baku pembuatan biodiesel di Indonesia salah satunya adalah minyak jelantah. Berdasar dari riset International Council on Clean Transportation (ICCT), Indonesia memiliki potensi minyak jelantah sebesar 157juta liter dari restoran, hotel, dan sekolah di perkotaan. ICCT juga memperkirakan potensi minyak jelantah dari rumah tangga perkotaan sebesar 1638juta liter. Jumlah bahan baku minyak jelantah tersebut sudah bisa mencapai 35% dari produksi biodiesel di Indonesia
Betul. yang perlu dipikirkan adalah bagaimana regulasi yang tepat untuk mengumpulkan minyak jelantah tsb.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani
Re: Pemilihan bahan baku
Izin menjawab bu, komoditas minyak kelapa sawit bisa menjadi bahan baku yang paling potensial dikembangkan karena ketersediaannya yang banyak namun bahan baku seperti kelapa dan kedelai juga bisa menjadi solusi pengganti.
In reply to Muhammad Ilham Rizky Putra I0520071
Re: Pemilihan bahan baku
Semua merupakan sumber pangan yang potensial di Indonesia. Apalagi kedelai, kita masih perlu impor. Bagaimana itu bisa dialihkkan untuk jadi bahan baku biodiesel?
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani
Re: Pemilihan bahan baku
Mohon maaf bu, meskipun kedelai impor namun kedelai yang saya maksud berasal dari ampas pembuatan tahu dan tempe dengan tujuan bisa menggunakan kembali bahan sisa dari produk lain.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani
Re: Pemilihan bahan baku
Izin menjawab bu, menurut saya bahan baku yang paling potensial adalah sawit dan juga alga. Sawit merupakan salah satu bahan yang memiliki kadar minyak tinggi, sehingga potensial dikembangkan di Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki keadaan yang memungkinkan sawit bisa tumbuh. Selain sawit, alga juga dapat menjadi salah satu alternatif bahan baku yang potensial. Kelebihan yang alga miliki dan pemanfaatan alga yang masih belum banyak dilakukan membuat alga dapat potensial jika dikembangkan di Indonesia. Selain itu, keadaan alam Indonesia juga memungkinkan alga dapat dikembangkan secara masif sebagai bahan baku biodiesel
In reply to Annisa Salsabila Ghina Muthi I0519017
Re: Pemilihan bahan baku
Sawit memang potensial, namun masih perlu dipertimbangkan komoditasnya sebagai bahan pangan.
Alga masih perlu teknologi yang pas karena yg ada saat ini biaya produksinya masih tinggi. Diharapkan utk ke depan bisa lebih optimal.
Alga masih perlu teknologi yang pas karena yg ada saat ini biaya produksinya masih tinggi. Diharapkan utk ke depan bisa lebih optimal.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani
Re: Pemilihan bahan baku
bu, kalau begitu bagaimana dengan sisa olahan minyak sawit yang sudah digunakan sebagai tambahan dalam bahan pangan? Minyak sawit banyak digunakan sebagai bahan utama dalam pengolahan makanan. Untuk memaksimalkan potensi dari minyak tersebut, sisa atau hasil olahan (minyak jelantah) juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel bu. Ada beberapa jurnal yang menyebutkan pengolahan tersebut juga bu
Izin menjawab Bu. Menurut saya, bahan baku biodiesel yang paling potensial dikembangkan di Indonesia adalah algae. Indonesia memiliki perairan dengan keanekaragaman hayati algae yang sangat tinggi, tetapi potensinya belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu potensi pemanfaatan alga di Indonesia adalah sebagai biodiesel karena memiliki keuntungan seperti tidak memerlukan lahan tanah yang luas untuk pemberdayaannya (dapat menggunakan air untuk nutrisi tumbuh), kadar minyaknya tinggi, tidak mangganggu pasokan pangan karena alga tidak berkompetisi dengan bahan pangan, mampu menyerap CO2 sehingga dapat menekan efek pemanasan global, poduktivitasnya lebih tinggi dibanding biomassa lainnya sehingga algae dapat membantu pasokan energi alternatif terhadap bahan bakar fosil.
Selain itu, tanaman jarak pagar juga sangat potensial digunakan sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia karena bahan baku yang relatif priceless, namun perlu diperhatikan proses pembuatanya karena lebih kompleks dan ditambah treatment lain seperti degumming dan pemurnian lain agar hasilnya bagus.
Algae belum dioptimalkan karena biaya produksinya yang tinggi.
Jarak pagar belum ada regulasi yang tepat untuk penanamannya sehingga keberlangsungan ketersediaanya belum dapat diandalkan.
Jarak pagar belum ada regulasi yang tepat untuk penanamannya sehingga keberlangsungan ketersediaanya belum dapat diandalkan.
Izin menjawab bu, menurut saya bahan baku yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah low cost feedstock. Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia yang jumlahnya sangat tinggi tentu memiliki kebutuhan yang tinggi pula terutama kebutuhan akan pangan. Dari besarnya kebutuhan pangan ini akan menimbulkan hasil samping berupa lemak hewan ruminansia, lemak unggas, dan minyak jelantah yang besar. Bahan-bahan ini sangat mudah ditemukan di lingkungan masyarakat dan belum banyak dimanfaatkan sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
Bioetanol?
Menurut anda, bagaimana metode yang tepat untuk mengumpulkan low cost feedstock?
Menurut anda, bagaimana metode yang tepat untuk mengumpulkan low cost feedstock?
Mohon maaf bu maksud saya biodiesel.
Menurut saya untuk mengumpulkan low feed stock lemak hewan ruminansia dan unggas dapat diusahakan dengan cara membuat kerjasama dengan produsen/penyedia daging. Sedangkan pengumpulan minyak jelantah dengan membuat regulasi pembatasan berapa kali maksimal minyak dapat digunakan untuk menggoreng bagi industri-industri makanan dengan jaminan akan dibeli untuk produksi biodiesel. Dengan kerja sama ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pihak penyedia bahan baku maupun produsen biodiesel.
Menurut saya untuk mengumpulkan low feed stock lemak hewan ruminansia dan unggas dapat diusahakan dengan cara membuat kerjasama dengan produsen/penyedia daging. Sedangkan pengumpulan minyak jelantah dengan membuat regulasi pembatasan berapa kali maksimal minyak dapat digunakan untuk menggoreng bagi industri-industri makanan dengan jaminan akan dibeli untuk produksi biodiesel. Dengan kerja sama ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pihak penyedia bahan baku maupun produsen biodiesel.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani
Re: Pemilihan bahan baku
Saya izin menjawab bu, minyak sawit (CPO), tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain karena jumlahnya yang banyak di Indonesia dan memiliki kandungan yang tinggi. Selain itu, minyak jelantah juga dapat digunakan bahan baku biodiesel dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah minyak rumah tangga.
In reply to Nikmal Kevin Witjaksono I0519068
Re: Pemilihan bahan baku
Sebaiknya diklasifikasikan antara feedstock yang berupa minyak pangan dan non pangan, karena pretreatment awalnya berbeda.
Izin menjawab, Bu. Melihat kondisi lingkungan di Indonesia, menurut saya bahan baku paling potensial adalah algae. Dengan proses awal yaitu pengeringan, menurut saya hal ini bisa dilakukan di Indonesia apalagi Indonesia adalah negara dengan iklim tropis dimana setiap tahunnya memiliki musim kemarau, terlebih untuk daerah khatulistiwa suhu nya lebih tinggi dan sangat potensial untuk pengeringan. Pemilihan algae juga didasarkan atas banyaknya perairan di Indonesia yang mencapai 2/3 luas bagian, hal ini memicu perkembang biakan algae yang bisa semakin besar serta berbagai macam kelebihan yang sangat sesuai untuk kondisi negara Indonesia. Melihat efisiensi waktu dan efektivitas produksi, menurut saya algae sangat cocok untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan baku biodiesel.
Mari kita berharap semoga teknologinya makin bagus dan murah sehingga layak dikomersialisaikan.
Izin menjawab Bu. Menurut saya, bahan baku yang paling potensial untuk dijadikan bahan baku biodiesel di Indonesia adalah kelapa sawit penghasil minyak sawit, dimana pembudidayaan kelapa sawit di Indonesia sudah mapan. Bahan baku potensial lainnya adalah jarak, jarak dianggap potensial yang dapat menggantikan minyak sawit karena kandungan minyaknya yang cukup tinggi dan dapat tumbuh di lahan yang kritis. Selain itu, melihat besarnya konsumsi minyak di bidang pangan menyebabkan minyak jelantah menjadi melimpah dan dapat mencemari lingkungan. Untuk mengurangi hal itu, minyak jelantah dapat menjadi bahan baku potensial untuk dimanfaatkan menjadi bahan baku biodiesel.
Menurut anda, apakah kita bisa menggunakan plant yang sama untuk mengolah berbagai bahan baku yang berbeda?
izin menjawab bu,
menurut saya bahan baku yang paling potensial dikembangkan di Indonesia adalah alga bu. karena bahan baku alga memiliki banyak keuntungan antaralain yaitu :
- tidak memerlukan lahan yang luas untuk membudidayakannya
- tidak bersaing dengan kebutuhan pangan
- lebih ramah lingkungan karena alga mengkonsumsi CO2 untuk berfotosintesis, pembakaran biodiesel berbasis alga tidak menambah kadar CO2 di atmosfer
- produktivitas alga juga sangat tinggi
- karena Indonesia merupakan negara dengan daerah perairan yang luas dan alga tumbuh dengan baik di daerah perairan termasuk air laut dan air tawar sehingga alga memiliki potensi yang tinggi untuk dibudidayakan di Indonesia
- siklus pemanenannya yang relatif singkat (3-5 hari)
- hasil samping yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan ternak
- tidak memerlukan pestisida/herbsida sehingga tidak merusak struktur tanah
selain dari semuanya itu, kadar minyak nabati pada alga juga sangat tinggi. menurut artikel yang saya baca, kadar minyak nabati dalam alga dapat mencakup lebih dari 50% beratnya. hal itu juga menjadikan alga berpotensi tinggi untuk diijadikan sebagai bahan baku biodiesel.
menurut saya bahan baku yang paling potensial dikembangkan di Indonesia adalah alga bu. karena bahan baku alga memiliki banyak keuntungan antaralain yaitu :
- tidak memerlukan lahan yang luas untuk membudidayakannya
- tidak bersaing dengan kebutuhan pangan
- lebih ramah lingkungan karena alga mengkonsumsi CO2 untuk berfotosintesis, pembakaran biodiesel berbasis alga tidak menambah kadar CO2 di atmosfer
- produktivitas alga juga sangat tinggi
- karena Indonesia merupakan negara dengan daerah perairan yang luas dan alga tumbuh dengan baik di daerah perairan termasuk air laut dan air tawar sehingga alga memiliki potensi yang tinggi untuk dibudidayakan di Indonesia
- siklus pemanenannya yang relatif singkat (3-5 hari)
- hasil samping yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan ternak
- tidak memerlukan pestisida/herbsida sehingga tidak merusak struktur tanah
selain dari semuanya itu, kadar minyak nabati pada alga juga sangat tinggi. menurut artikel yang saya baca, kadar minyak nabati dalam alga dapat mencakup lebih dari 50% beratnya. hal itu juga menjadikan alga berpotensi tinggi untuk diijadikan sebagai bahan baku biodiesel.
Mari kita berharap semoga teknologinya makin bagus dan murah sehingga layak dikomersialisaikan.
Bahan baku yang paling berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah minyak sawit atau palm oil, hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara beriklim tropis, sehingga sangat mendukung untuk pertumbuhan kelapa sawit. Selain itu, pemanfaatan kelapa sawit di Indonesia juga berkembang dengan sangat baik, khususnya pemanfaatan utk biodiesel. Berdasarkan fakta yang saya peroleh dari Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia, pada tahun 2020 feedstock Palm Oil Production mencapai 46.000 ton sementara biodiesel domestic hanya diproduksi 8.091 ton atau 17,5 persennya saja. Sehingga potensi kelapa sawit sebagai feedstock untuk biodiesel memiliki potensi yang sangat bagus karena sumbernya yang sangat melimpah.
Pertimbangkan potensinya utk kebutuhan pangan juga
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani
Re: Pemilihan bahan baku
Ijin menjawab bu, menurut saya alga bu karena alga tidak bersaing dengan kebutuhan yang lain, siklus pemanenan yang singkat serta tidak perluh memerluhkan lahan yang luas ditambah dengan produktivitas lebih tinggi daripada biomassa yang lain
In reply to Alfi Dimas Al Hanif Fakurohman (I0519013)
Re: Pemilihan bahan baku
Mari kita berharap semoga teknologinya makin bagus dan murah sehingga layak dikomersialisaikan.
izin menjawab bu, menurut saya bahan baku yang paling potensial adalah algae karena disamping kelebihan algae seperti tidak memerlukan lahan yang luas untuk pemberdayaan, produktivitasnya lebih tinggi, juga karena menurut saya selain alga, bahan baku yg lain membutuhkan pembukaan lahan yang cukup merugikan lingkungan seperti harus membakar hutan yang dapat menimbulkan polusi.
Mari kita berharap semoga teknologinya makin bagus dan murah sehingga layak dikomersialisaikan.
Izin menjawab bu, menurut saya bahan baku yang paling potensial dikembangkan di Indonesia adalah kelapa sawit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perkebunan besar di Indonesia didominasi oleh tanaman kelapa sawit pada 2020. Jumlahnya mencapai 8,9 juta hektare, naik hampir 300 ribu hektare dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 8,6 juta hektare. Dengan luas dan melimpahnya, tentu tanaman ini berpeluang besar untuk dikembangkan. Selain itu, jumlah permintaan ekspor minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) pada 2021 akan mencapai 37,5 juta ton atau meningkat 10,29% dibandingkan 2020 sehingga akan menguntungkan negeri.
Sawit memang yang saat ini digunakan sebagai bahan B30, namun perlu dipertimbangkkan bila produksinya makin meningkat, apakah bisa bersaing dengan kebutuhan pangan.
Izin menjawab Bu, menurut saya bahan baku yang paling potensial dikembangkan di Indonesia adalah minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), minyak nyamplung, minyak jarak, minyak kelapa, dan minyak ikan.Mengingat beberapa provinsi di Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup luas.
Pertimbangkan pula mana yang untuk kebutuhan pangan dan mana yang tidak. Minyak ikan sudah menjadi produk high value yg sangat mahal untuk kebutuhan suplemen kesehatan (asam lemak omega 3 dll).
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani
Re: Pemilihan bahan baku
Izin menjawab bu, untuk bahan baku yang kira nya baik untuk dikembangkan di Indonesia yaitu sawit. Karena Indonesia juga sudah mengembangkan sawit dan tanahnya cocok ditanami sawit. Selain itu, kadar sawit juga sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Terima kasih bu
In reply to Ghea Safiraventa Anggreini I0519040
Re: Pemilihan bahan baku
Apa maksudnya "kadar sawit juga sangat memungkinkan untuk dikembangkan"?
Mohon ijin menjawab bu, menurut saya bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi biodiesel adalah minyak sawit (CPO) karena berdasarkan sumber yang saya baca, pembudidayaan minyak sawit di Indonesia saat ini sangat baik. Buktinya adalah posisi Indonesia saat ini ada di peringkat kedua dunia sebagai negara penghasil atau produsen CPO terbesar.
Betul, tetapi perlu dipertimbangkan pula persaingannya dengan kebutuhan pangan.
Izin menjawab, berdasarkan literasi yang saya baca ada beberapa bahan baku biodiesel yang berpotensi di Indonesia. Pertama mengingat Indonesia adalah negara tropis dan diketahui bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah terluas di dunia yaitu sebesar 34,18% dari luas area kelapa sawit dunia sehingga bahan baku biodiesel yang berasal dari Minyak Sawit (CPO) sangat berpotensi. Namun, bahan baku tersebut bersaing dengan kebutuhan pangan. Bahan baku biodiesel lain yang berpotensi adalah dari jenis crude non edible oil dimana tanaman jarak pagar lah yang paling banyak. Bahan baku biodiesel dari alga juga termasuk potensial di Indonesia dan lebih banyak keuntungannya. Jadi menurut saya, yang paling potensial adalah alga dengan catatan perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut agar bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan keuntungan alga yaitu tidak memerlukan lahan yang luas, tidak bersaing dengan kebutuhan pangan, lebih ramah lingkungan karena alga mengkonsumsi CO2 untuk berfotosintesis, produktivitas alga sangat tinggi serta didukung dimana Indonesia merupakan negara dengan daerah perairan yang luas dan alga tumbuh dengan baik di daerah perairan termasuk air laut dan air tawar sehingga alga memiliki potensi yang tinggi untuk dibudidayakan di Indonesia.
Sy setuju dengan pendapat untuk mengembangkan bahan baku dari non edible oil.
Izin menjawab bu, menurut saya bahan baku yang paling potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah algae karena dalam pembudidayaannya tidak perlu lahan tanah dan bisa memanfaatkan wilayah perairan Indonesia yang luas. Algae juga dapat tumbuh dimana saja karena hanya membutuhkan 3 hal utama yaitu air, cahaya, dan CO2. Selain itu, bahan baku biodiesel dari algae merupakan salah satu bahan baku terbaik dibanding bahan baku yg lain karena memiliki kadar minyak yang tinggi.
Mari kita berharap semoga teknologinya makin bagus dan murah sehingga layak dikomersialisaikan.
Izin menjawab Bu, menurut saya kelapa sawit, karena pohon kelapa sawit relatif mudah untuk tumbuh di daerah tropis dan dataran rendah, sehingga produksi minyak kelapa sawit dunia didominasi oleh kawasan asia tenggara. Kadar minyak dari kelapa sawit lumayan banyak yaitu sekitar 45-70% dan bagian tempurung dan kernelnya pun juga dapat diambil minyaknya. Selain itu, algae juga potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena Indonesia memiliki perairan yg luas dan juga terdapat berbagai macam algae, tetapi belum maksimal dimanfaatkan, jadi algae cukup potensial bila dikembangkan di Indonesia.
Mari kita berharap semoga teknologi dari algae makin bagus dan murah sehingga layak dikomersialisaikan.