Diskusi

Diskusi

Diskusi

by TRI MURWANINGSIH -
Number of replies: 94

Silakan jika ada yg ingin didiskusikan

In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin bertanya Bu, apa yang akan terjadi jika anak tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak ideal seperti seringnya terjadi perselisihan antara anak dan orang tua ditambah ekonomi keluarga yang kurang mencukupi kebutuhan anaknya?
In reply to Siti Malikhah

Re: Diskusi

by Mahendra Arya Wisnu Pradana -
Ada dua kemungkinan tentang anak yang tumbuh di keluarga yang kurang ideal.
1. Negatif : Anak akan menjadi mudah stress, depresi, nilai akademik turun karena pikiran terganggu saat belajar, mungkin di masa depan akan meniru orang tuanya, dll.
2. Positif : menjadi lebih dewasa dan kuat, menghargai pentingnya kekeluargaan, dan termotivasi memiliki keluarga yang ideal di masa depan agar tidak seperti orang tuanya.
In reply to Siti Malikhah

Re: Diskusi

by Lisa Dwi Purnomo Putri -
Izin menjawab, menurut saya ada 2 kemungkinan.
Pertama dari sisi negatif, anak tidak akan betah di lingkungan keluarganya (broken home), sehingga dia akan mencari dunia luar yang bisa menyenangkan hatinya. Entah itu bergaul dengan lingkungan yang positif atau negatif. Kemudian untuk memenuhi kemauannya, si anak bisa saja menjadi pencuri, pembegal, atau perampok.
Yang kedua, jika anak tersebut bisa berpikiran positif, dia akan mendekatkan diri kepada Allah SWT, mencari akar permasalahan, dan menyelesaikannya dengan cara yang positif pula. Dia akan lebih menghormati orang tuanya, lebih banyak berdiam saat sedang berselisih/bertengkar dengan orangtuanya. Kemudian jika orangtuanya tidak bisa memenuh suatu kebutuhan/keinginan anaknya, maka anak tersebut akan mencari uang sendiri dengan cara halal, misalnya bersekolah sambil berdagang.
Mohon maaf jika jawaban saya kurang tepat.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Muhammad Hilmi Sabitul Azmi -
Izin bertanya, banyak sekali ancaman dari hal negatif pada perkembangan anak (narkoba, pergaulan bebeas dll) dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terkhusus lingkungan pertemanan. Bagaimana sebaiknya keluarga mendidik anak2 nya dengan efektif? secara kan anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah dan di lingkungan pertemanannya, dan kebanyakan anak bisa saja menyembunyikan karakter aslinya ketika di depan keluarga. Terimakasih
In reply to Muhammad Hilmi Sabitul Azmi

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, orang tua hendaknya memberikan perhatian yang luar biasa kepada anaknya. Jadilah teman curhat, jadilah sahabat baik bagi anaknya. Sehingga anak akan terbuka, apapun yang anak lakukan akan dikomunikasikan dengan orang tua. Didiklah anak dengan ilmu agama yang kuat, jadilah teladan nyata bagi anak.
In reply to Muhammad Hilmi Sabitul Azmi

Re: Diskusi

by Nur Rahmi Akbarini -
Pertanyaan bagus, memang hal tersebut menjadi sulit ya ketika seorang anak di lingkungan keluarga bersikap baik namun di luar keluarga mungkin bersikap tidak baik. Namun kembali lagi, setiap orang tua pasti mempunyai cara berbeda-beda dalam mendidik anak namun tujuannya sama yakni agar menjadi manusia yang sempurna hidupnya (kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya). Yang harus dipahami bahwa anak ingin dipercaya, merasa dilindungi, dimengerti dan dipahami. Jika orang tua dapat menerapkan ini maka, anak akan menceritakan semua hal yang terjadi pada dirinya kepada orang tuanya tanpa tedeng aling-aling. Sikap kita sebagai orang tua, hendaknya kita dengarkan dengan penuh perhatian tanpa sikap menghakimi. Kita tanggapi ceritanya dengan kesediaan memahami sudut pandang anak dan sahabat mereka. Keterbukaan anak ini diharapkan dapat menjadi solusi agar sikap yang ia tampilkan di keluarga maupun di lingkungan manapun akan sama.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Lathifah Nurul Hasanah Lathifah Nurul Hasanah -
Izin bertanya, Mengapa teman sebaya dikatakan dapat meningkatkan harga diri? Seperti apa contohnya?
In reply to Lathifah Nurul Hasanah Lathifah Nurul Hasanah

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, meningkatkan harga diri seperti jika bergaul dengan teman sebaya akan terlatih untuk bisa mengekspresikan diri sehingga basis pergaulannya akan tumbuh di lingkungan masyarakat lainnya seperti ketika bergaul dengan golongan masyarakat yang lain. Contohnya: ketika berteman dengan teman sebaya maka kita akan mudah mengungkapkan pendapat atau perasaan serta ekspresi muka hal ini akan membuat seseorang lebih mudah ketika bergaul dengan orang yang lebih muda atau lebih tua. Hal ini menjadikan anak tidak rendah diri karena dengan bergaul dengan teman sebaya akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi atau harga dirinya serasa naik.

Begitu sekiranya menurut saya, maaf jika masih kurang tepat.
In reply to Lathifah Nurul Hasanah Lathifah Nurul Hasanah

Re: Diskusi

by Silva Sri Tungga Dewi -
Izin menjawab,
Teman sebaya dinilai mampu meningkatkan kepercayaan diri. Lingkungan pertemanan yang dipilih oleh anak merupakan lingkungan yang disesuaikan oleh karakter dan kesenangan anak. Jika anak memilih lingkungan pertemanan yang supportif maka anak tidak akan kesulitan dalam mengekspresikan dirinya dan anak akan lebih berani mengeluarkan pendapatnya karena ia akan merasa dihargai.
Sebagai contoh ada seorang anak yang suka bernyanyi dan ia akan mengikuti sebuah audisi, dia merasa kurang percaya diri akan kemampuannya. Kemudian teman sebayanya memberikan semangat dan dukungan serta ikut membantunya dalam menyiapkan segala hal untuk dirinya. Dalam hal ini harga diri sang anak akan meningkat karena lingkungan pertemanan sebaya yang supportif.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Riska Muflikah Rusdi -
Ijin bertanya bu, apakah lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam perkembangan peserta didik jika dibandingkan dengan lingkungan lainnya ? Dan bagaimana peran penting masyarakat tersebut terhadap PPD ?
Terimakasih
In reply to Riska Muflikah Rusdi

Re: Diskusi

by Lisa Dwi Purnomo Putri -
Izin menjawab.
Ya, lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam perkembangan peserta didik. Karena masyarakat bisa sebagai penyelenggara pendidikan, sebagai lembaga kemasyarakatan, dan sebagai sumber belajar.
In reply to Riska Muflikah Rusdi

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, masyarakat berpengaruh dalam perkembangan anak jika dibandingkan dengan lingkungan lain tentu saja yang paling memengaruhi perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Sebab, keluarga adalah lingkungan yang paling intens dari seorang anak.
Peran penting masyarakat dalam perkembangan anak yaitu akan membentuk kebiasaan dan mental anak. Jika lingkungan masyarakat baik disertai kebiasaan yang baik dalam masyarakat maka anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang positif tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika dalam masyarakat banyak terjadi kegiatan yang negatif sedangkan anak tetap kokoh untuk tidak mengikuti arus, maka kekuatan diri lah yang menjadi tumpuan utama ditambah dukungan keluarga yang diharapkan bisa membantu anak agar tetap positif tidak mengikuti arus negatif yang ada dalam masyarakat.
Di samping itu, lingkungan masyarakat juga akan membentuk mental seorang anak. Hidup di masyarakat itu tidak mudah. Butuh ilmu agar bisa menjadi tokoh masyarakat yang baik yang bisa membawa manfaat untuk tetangga dan masyarakat lainnya. Hal ini akan menumbuhkan mental seorang anak menjadi kuat dan bagus.
Semangat bermasyarakat!!!
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Lathifah Nurul Hasanah Lathifah Nurul Hasanah -
Izin bertanya, dalam PPT disebutkan bahwa teman sebaya adalah suatu kelompok yang sama usianya. Sedangkan biasanya dalam dunia perkuliahan/mahasiswa usianya berbeda-beda, Yang ingin saya tanyakan apakah mahasiswa bukan disebut teman sebaya? Lalu apa sebutannya?
In reply to Lathifah Nurul Hasanah Lathifah Nurul Hasanah

Re: Diskusi

by Tanalyna Hasna Marfida -
Izin menjawab, menurut kbbi, teman sejawat yaitu teman seprofesi. Jadi menurut saya saat di univ dan kita memiliki teman-teman yang usianya tidak sepantaran bisa kita sebut dengan teman sejawat. Semoga dapat membantu
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Syifa Arrinalhaq -
Izin bertanya, apa yang akan terjadi pada anak jika keluarganya tidak bisa memberikan rasa aman? bahkan justru dia merasa terancam di rumahnya sendiri. Lalu kemanakah anak harus berlindung?
In reply to Syifa Arrinalhaq

Re: Diskusi

by Nur Chotimah Wiji Utami -
Saya Nur Chotimah izin menjawab, menurut pendapat saya anak akan merasa tidak betah dirumah, dia akan mencari tempat berlindung di luar rumah misalnya rumah teman, rumah saudara atau tempat yang lainnya yang dirasa aman dan nyaman.
In reply to Syifa Arrinalhaq

Re: Diskusi

by Nur Rahmi Akbarini -
Dalam keluarga, anak harus merasa dilindungi,dimengerti dan dipahami. Ketika anak merasa terancam di rumahnya sendiri, maka dia akan mencari tempat perlindungan lain di luar keluarga. Tentunya hal ini sangat berbahaya, karena jika lingkungan yang dia ambil buruk maka akan dapat pengaruh buruk. Namun, jika yang dia ambil baik maka akan berpengaruh baik. Di Indonesia sendiri, anak sangat dilindungi. Hal ini tertuang di UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Sehingga ketika anak ini sudah tidak tau lagi harus berlindung kemana, dia bisa melakukan pengaduan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Wiji Rahayu Azzahro -
Izin bertanya Bu
Apabila seorang anak tumbuh dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah yang sangat berbeda, maksudnya berbeda dalam gaya hidup, cara berteman dan lain-lain, bagaimanakah caranya agar dia bisa menyesuaikan di kedua lingkungan tersebut mengingat waktu untuk lingkungan masyarakatnya sangat terbatas? Terimakasih
In reply to Wiji Rahayu Azzahro

Re: Diskusi

by Lisa Dwi Purnomo Putri -
Izin menjawab, menurut saya gaya hidup adalah suatu pilihan dari masing-masing individu. Setiap orang berhak memilih menjadi dirinya sendiri, tanpa mengikuti gaya hidup di lingkungan sekolah ataupun masyarakat. Misalnya jika ada teman yang mempunyai hp keluaran terbaru, tapi orang tua si anak tidak mampu membelikannya, maka si anak tidak perlu malu akan hal itu, baik di lingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah. Lebih baik bergaya hidup yang apa adanya dan semampunya, tidak perlu mengikuti trend, mengikuti teman, dan tetangga.
In reply to Wiji Rahayu Azzahro

Re: Diskusi

by Tanalyna Hasna Marfida -
Izin menjawab, menurut saya itu bergantung pada pribadi peserta didik tersebut, bagaimana caranya menyesuaikan kondisi dengan lingkungan disekitarnya. Maksutnya di sini yaitu semisal dia sedang bersama dengan teman sekolahnya ia bisa menyesuaikan dengan gaya hidup mereka tapi melihat juga ekonomi dari peserta didik tersebut. Begitu pula saat ia sedang bersama dengan teman-teman di lingkungan masyarakat. Semoga dapat membantu
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Nur Chotimah Wiji Utami -
saya Nur Chotimah izin bertanya, dikatakan bahwa salah satu fungsi kelompok sebaya adalah memberikan cara membebaskan diri dari prngaruh kekuasaan otoritas, apa maksudnya?
In reply to Nur Chotimah Wiji Utami

Re: Diskusi

by Mahendra Arya Wisnu Pradana -
Artinya tidak ada yang lebih dihormati atau lebih dewasa, sebab biasanya orang dewasa mengatur dan memerintah yang lebih muda. Sedangkan di kelompok teman sebaya mereka seumuran.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Mila Anjani -
Izin bertanya bu, apakah teman sebaya berpengaruh besar dalam terlaksannanya PPD? Apa saja penyebab terhambatnya PPD yang di pengaruhi oleh teman sebaya?
In reply to Mila Anjani

Re: Diskusi

by Wiji Rahayu Azzahro -
izin menjawab
Teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada perkembangan peserta didik khususnya pada masa-masa remaja. Karena remaja dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini menghabiskan sebagian besar waktunya bersama dengan teman sebaya mereka. Pada masa remaja hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan hubungan remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Padahal keluarga merupakan salah satu konteks sosial yang penting bagi perkembangan individu. Meskipun perkembangan anak juga sangat di pengaruhi oleh apa yang terjadi dalam konteks sosial yang lain seperti relasi dengan teman sebaya.
adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi yaitu :

Faktor imitasi , yaitu merupakan dorongan untuk meniru orang lain, misalnya dalam hal tingkah laku, cara berpakaian.
Faktor sugesti, yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain dan dapat di terima tanpa adanya kritik orang lain.
Faktor simpati, yaitu suatu perasaan tertarik kepada orang lain.
Teman sebaya sangatlah berperan penting. Peranan teman-teman sebaya terhadap remaja terutama berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku. Remaja sering sekali menilai bahwa bila dirinya memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompoknya yang populer maka kesempatan baginya untuk diterima oleh teman-teman sebayanya.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Nadia Efrilia Khasanah -
Izin bertanya bu, apa maksud dari media massa di lingkungan masyarakat? Pengaruh apa yang ditimbulkan dari media massa tersebut terhadap perkembangan peserta didik serta contohnya seperti apa ya bu? Terimakasih
In reply to Nadia Efrilia Khasanah

Re: Diskusi

by Lisa Dwi Purnomo Putri -
Izin menjawab.
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Pengaruh media massa terhadap masyarakat :
Pertama, media massa sebagai institusi pencerah masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media menjadi media yang dapat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju. Kedua, media informasi yaitu media yang setiap hari menyampaikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang banyak dimiliki masyarakat menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya. Ketiga, media hiburan.
In reply to Nadia Efrilia Khasanah

Re: Diskusi

by Syifa Arrinalhaq -
Izin menambahkan jawaban Lisa, jadi media massa dapat mempengaruhi masyarakat baik itu dari perilaku atau cara berfikir, tergantung dari bagaimana individu- individu itu sendiri yang menangkapnya. Pengaruhnya terhadap peserta didik adalah media dapat mengubah mindset seseorang, apalagi sekarang ini media set a high social standard, sehingga dapat menimbulkan rasa insecure, membandingkan diri dengan orang lain, dan akhirnya muncul keinginan untuk menjadi orang lain
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Rahmi Riyani -
Izin bertanya bu, keluarga inti dan keluarga luas apakah berbeda dalam mempengaruhi PPD? Dan Lebih baik yang mana? Terimakasih.
In reply to Rahmi Riyani

Re: Diskusi

by Sabrina Istiqomah -
Izin menjawab. Peran keluarga inti dan keluarga luas dalam perkembangan peserta didik sebenarnya sama saja, hanya yang membedakan peran keluarga inti lebih penting. Karena, orang tua lah terutama ibu yang sedari kecil mengurus dan mendidik anaknya dimulai dari lahir hingga dewasa. Jadi sosok orang tua lah yang lebih mengetahui karakter anaknya dibanding anggota keluarga yang lainnya. Maka orang tua pun dapat memberikan edukasi yang sesuai agar anaknya dapat berkembang dengan optimal.
In reply to Rahmi Riyani

Re: Diskusi

by Uyun Septi Rohana -
izin menjawab, perbedaan antara keluarga inti dan luas hanya anggota nya saja, namun untuk peran keluarga inti maupun luas daapat memiliki peranan yang sama dalam perkembangan anak. peran kelurga antara lain ialah :
modelling, mentoring, organizing, dan teaching.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Sabrina Istiqomah -
Izin bertanya, apakah teman yang memberikan pengaruh negatif seperti mengarah pada pergaulan bebas akan selalu menghambat perkembangan peserta didik? Atau tetap saja memiliki peran positif walaupun tidak sepenuhnya?
In reply to Sabrina Istiqomah

Re: Diskusi

by Shela Pramudita -
Izin menjawab. Jika teman yang memberikan pengaruh negatif pastinya akan menghambat perkembangan peserta didik. Tetapi jika seseorang tersebut dibenahi tingkah lakunya, diberitahu mana yang benar dan mana yang salah suatu saat pasti akan berubah dan bisa memberikan pengaruh yang positif.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Puspa Devi Agustina -
Izin bertanya Bu,
mengapa masyarakat dapat dikatakan sebagai penyelenggara pendidikan dan sumber belajar?
Bagaimana penerapannya?
In reply to Puspa Devi Agustina

Re: Diskusi

by Putri Purbandini -
izin menjawab
-Masyarakat merupakan sumber belajar, artinya banyak hal yang dapat diambil dari masyarakat untuk kepentingan pendidikan.
-Sebagai penyelenggara pendidikan, masyarakat melakukan kegiatan penyelenggara dan pembina pendidikan serta sebagai pelaksana pendidikan.
Mohon koreksi jika terdapat kesalahan
In reply to Puspa Devi Agustina

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, sebab di masyarakat seorang anak akan belajar banyak sekali ilmu kehidupan yang akan digunakan untuk kehidupan selanjutnya di masa yang akan datang. Seperti cara menerapkan norma yang baik dalam bermasyarakat, dengan terjun dalam bermasyarakat maka anak akan menjadi tahu bagaimana cara berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik dengan orang lain. Sebab, komponen dalam masyarakat itu kompleks sehingga anak akan terlatih dan memiliki ilmu yang bagus dalam bersosialisasi.
In reply to Puspa Devi Agustina

Re: Diskusi

by Sabrina Istiqomah -
Izin menjawab. Karena dalam lingkungan masyarakat dapat memberikan hal-hal atau pengajaran tentang ligkungan sosial yang tidak di dapat dalam lingkungan sekolah.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Talita Anora Sulinati -
Izin bertanya, disebutkan di PPT bahwa keluarga sebagai sumber pertama dalam sosialisasi. Sosialiasasi dalam keluarga ini seperti apa? Bukankah sosialisasi diajarkan saat seorang anak terjun di masyarakat.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Triana Feby Puspitasari -
saya izin menjawab. menurut saya sosialisasi dimulai dari keluarga lalu ke masyarakat atau orang disekitar kita. sosialisasi dalam keluarga merupakan sumber pertama dalam sosialisasi. karena keluarga adalah orang orang yang pertama memberi pelajaran supaya anak mengikuti aturan yang ditetapkan di dalam keluarga atau masyarakat dan menghindari perbuatan-perbutan yang menyimpang.
jika ada kesalahan mohon dikoreksi terima kasih.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, sosialisasi tidak hanya dilakukan ketika dalam masyarakat. Dalam keluarga terdapat anak, ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya, dalam berkeluarga juga dibutuhkan ilmu dalam bersosialisasi. Nah, anak akan dituntut untuk belajar bersosialisasi dengan anggota keluarga, orang tua sebagai pendidik pertama anaknya akan memberikan teladan dan juga membimbing bagaimana sosialisasi yang benar baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Lilis Paryani -
Izin menjawab, maaf jika kurang tepat.
Sosialisasi adalah proses pembelajaran kebudayaan kepada individu. Kebudayaan ada berbagai macam dan menurut saya keluarga adalah unit pertama yang akan mengenalkannya seperti budaya menghormati orang lain, keluargalah yang pertama mengajarkannya.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Puspa Devi Agustina -
Izin menjawab,
Keluarga adalah agen sosialisasi utama dan pertama bagi seorang anak. Keluarga menyediakan lingkungan pembelajaran mendasar atau dengan kata lain menjadi sekolah pertama bagi anak. Di dalam lingkungan keluarga, anak pertama kali belajar cara berinteraksi dengan orang lain, cara bertingkah laku, berpikir, dan mengenali adanya norma-norma sosial. Adanya interaksi yang baik antaranggota keluarga sangat penting untuk menghasilkan partisipasi sosial yang efektif bagi anak di masa depan.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Sabrina Istiqomah -
Izin menjawab. Dikatakan bahwa keluarga adalah unit sosial terkecil yang bersifat universal. Dengan demikian, maka dalam lingkungan keluarga itu sendiri seorang anak dapat melakukan sosialisasi pertamanya di lingkungan keluarga. Karena sosial tidak selamanya harus berinteraksi dengan orang luar, tetapi ada cakupan yang lebih sempit lagi.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Siti Yasiroh -
Izin menjawab, Fungsi sosialisasi dalam keluarga adalah untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personality-nya. Anak-anak itu lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasikan oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Uyun Septi Rohana -
izin menjawab, bersosialisasi itu dapat dilakukan dimana saja asalkan ada partner untuk kita bersosialisasi. justru lingkungan keluarga adalah tempat pertama yang menjadi tempat kita belajar bersosialisasi. ngobrol dengan keluarga juga termasuk bersosialisasi, saling menbantu dalam keluarga juga merupakan bersosialisasi.
In reply to Talita Anora Sulinati

Re: Diskusi

by Margareta Prisca Novitasari -
Izin menjawab,
Keluarga adalah agen sosialisasi utama dan pertama bagi seorang anak. Keluarga menyediakan lingkungan pembelajaran mendasar atau dengan kata lain menjadi sekolah pertama bagi anak. Di dalam lingkungan keluarga, anak pertama kali belajar cara berinteraksi dengan orang lain, cara bertingkah laku, berpikir, dan mengenali adanya norma-norma sosial. Adanya interaksi yang baik antaranggota keluarga sangat penting untuk menghasilkan partisipasi sosial yang efektif bagi anak di masa depan.

Dalam lembaga pendidikan keluarga, ayah, ibu, dan saudara berperan sebagai agen sosialisasi. Peranan para agen sosialisasi dalam lingkungan keluarga pada tahap awal sangat besar terhadap anak. Interaksi pada lingkungan keluarga menjadi awal bagi seorang anak memperoleh pengalaman belajar. Dalam keluargalah, pertama kali anak belajar berinteraksi dan akan terus berkembang sesuai tahapan umurnya. Oleh karena itu, pola asuh atau pendidikan yang berdasarkan interaksi sosial dari keluarga kepada anak menjadi sangat penting. Sebuah penelitian yang dilakukan University of Oklahoma, Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa anak yang rutin berkumpul bersama keluarga memiliki kemampuan sosial lebih baik dan jarang bermasalah.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Mutiana Muncarwati P A -
Bagaimana cara memberikan pengertian kepada orang tua yang emosi dan ego nya tinggi supaya bisa mengerti perasaan anaknya? Terimakasih
In reply to Mutiana Muncarwati P A

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, coba untuk bicarakan baik-baik, dengan lembut, bicara dari hati ke hati. Jika orang tua sedang emosi karena kelakuan kita maka sebaiknya sikap yang kita ambil adalah diam.
In reply to Mutiana Muncarwati P A

Re: Diskusi

by Uyun Septi Rohana -
izin menjawab, menurut pendapat saya cara yang dapat dilakukan apabila situasi ini terjadi ialah, kita harus berhati-hati dalam berbicara atau menyampaikan sesuatu kepada orang tua kita, memberikan pengertian yang baik dan mengusahakan mencari momen yang tepat untuk membicarakan suatu hal dengan orang tua, saat memberitahukan hal tersebut usahakan berbicara sejelas mungkin namun tetap dengan menjaga sopan santun sebagai anak. semoga membantu terimakasih banyak.
In reply to Mutiana Muncarwati P A

Re: Diskusi

by Sabrina Istiqomah -
Izin menjawab. Kita bisa melakukan pendekatan secara perlahan dari hati ke hati. Jika orang tua sedang emosi sebaiknya seorang anak jangan ikut larut terhadap emosinya juga, mulailah mencoba sabar. Dan jika ada saat yang tepat untuk membicarakan kepada orang tua, bicara dan jelaskan lah dengan lemah lembut. Lama-lama juga orang tua akan luluh hatinya jika kita mau bersabar memberikan penjelasan.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Shela Pramudita -
Mohon izin bertanya, dalam ppt tersebut telah disebutkan beberapa ciri dari keluarga ideal. pertanyaan saya jika salah satu ciri tersebut tidak ada dalam suatu keluarga apakah masih dikategorikan sebagai keluarga ideal? Jika iya mengapa?mohon penjelasannya. terimakasih
In reply to Shela Pramudita

Re: Diskusi

by Silvia Nurfatma -
izin menjawab,
mungkin kalau hanya satu saja ciri yang tidak dilaksanakan, kemungkinan masih bisa dikategorikan sebagai keluarga ideal. karena hal tersebut bisa ditutupi dengan ciri yang lain, dan lama kelamaan anggota keluarga tersebut bisa menerapkan kekurangan ciri tersebut.
namun, apabila suatu keluarga tidak mampu untuk melaksanakan fungsi fungsi tersebut , maka keluarga tersebut berarti telah mengalami stagnasi (kemandegan), atau disfungsi, yang pada gilirannya akan merusak stabilitas keluarga, khususnya terhadap perkembangan kepribadian anak.
In reply to Shela Pramudita

Re: Diskusi

by Sabrina Istiqomah -
Izin menjawab. Menurut pendapat saya, mungkin jika hanya kurang satu ciri yang tidak terlalu sifatnya penting, maka tidak mempengaruhi kategori keluarga ideal. Tetapi jika ciri yang tidak ada bersifat penting seperti minimnya perselisihan anatara orang tua dan anak, hal tersebut bisa saja belum tentu dikategorikan sebgai keluarga ideal.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Triana Feby Puspitasari -
saya izin bertanya. salah satu fungsi kelompok sebaya (WAYAN ARDHANA) yaitu memberikan cara membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan ototritas. lalu apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut? terima kasih
In reply to Triana Feby Puspitasari

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, maksudnya adalah ketika bergaul dengan kelompok sebaya kita akan lebih bebas dalam berekspresi dan mengemukakan pendapat. Dibanding dengan lingkungan lain maka lingkungan sebaya akan memberikan kita kebebasan yang lebih dalam bergaul, tidak ada peraturan yang mengikat seperti otoritas.
In reply to Triana Feby Puspitasari

Re: Diskusi

by Uyun Septi Rohana -
izin menjawab, arti dari pernyataan tersebut ialah kelompok sebaya dapat memberikan cara bagaimana seseorang dapat membebeaskan diri dari pengaruh otoritas, otoritas yang dimaksud disini adalah wewenang yang diberikan secara sah kepada seseorang, kelompok ataupun instansi untuk patuh terhadapnya karena didukung oleh norma dan peraturan yang dibuat. jadi dengan adanya kelompok sebaya kelompok ini akan membantu seseorang untuk melepaskan diri dari pengaruh atau tekanan dari pengaruh otoritas itu sendiri. terimakasih semoga membantu
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Leony Anggristia Nuraini -
Izin bertanya, bagaimana jika keluarga tidak berfungsi sebagaimana disebutkan dalam fungsi keluarga di ppt?
Terimakasih
In reply to Leony Anggristia Nuraini

Re: Diskusi

by Siti Malikhah -
Izin menjawab, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang tidak baik. Karena keluarga adalah sekolah pertama bagi seorang anak. Jika keluarganya tidak bisa memenuhi kebutuhan psikis dan pendidikan anak maka anak akan cenderung "ndugal" tidak tahu aturan, karena dari keluarga tidak diajarkan perilaku positif dan tidak mendapat ilmu kehidupan yang baik.
In reply to Leony Anggristia Nuraini

Re: Diskusi

by Salsabila Anggia Putri -
izin menjawab, sebagaimana di katakan keluarga berperan untuk memberikan binaan, bimbingan, dampingan, pelajaran, kepada anggota-anggotanya. Hal tersebut dilakukan agar anggotanya bisa beradaptasi dengan lingkungan secara fisik, maupun lingkungan budaya, tempat di mana keluarga tersebut tinggal.
Dan menurut saya jika fungsi keluarga tersebut tidak berfungsi mengakibatkan anggota yang ada di dalam keluarga tsb tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan. Maka, mereka tidak bisa saling bersosialisasi dengan baik dengan keluarga lainnya, yang ada di lingkungan tersebut.
In reply to Leony Anggristia Nuraini

Re: Diskusi

by Nurul Fadila -
Izin menjawab, yang terkena dampak paling besar adalah anak, si anak akan menjadi terganggu perkembangan mentalnya, anak akan merasa tidak diperhatikan dan si anak bisa saja melakukan hal2 yang tidak diinginkan.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Wahyu Octafia -
Saya Wahyu Octafia izin bertanya, diantara ketiga faktor tersebut, faktor apa yang paling berdampak terhadap perkembangan peserta didik? dan apabila seorang anak memiliki kepribdian yang pendiam, anti sosial, tertutup dan tidak memiliki banyak teman apakah hal tersebut juga akan berdampak pada perkembangannya?
In reply to Wahyu Octafia

Re: Diskusi

by Tanalyna Hasna Marfida -
Izin menjawab menurut saya faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik yaitu lingkungan keluarga, karena dari lahir hingga dewasa yang menentukan sikap atau sifat anak tersebut dari didikan di keluarga mereka. Apabila seorang perserta didik memiliki sifat-sifat tersebut hal itu akan sangat mempengaruhi perkembangan anak, anak bisa terhambat sosialisasinya, ia tidak bisa berbaur dengan lingkungan di sekitarnya. Semoga dapat membantu
In reply to Wahyu Octafia

Re: Diskusi

by Wiji Rahayu Azzahro -
izin menjawab
dalam ketiga faktor itu semuanya penting, semuanya berpengaruh terhadap PPD, jika seorang anak kurang dalam sosialisasinya bahkan bisa dikatakan introvert itu sangat berdampak pada perkembangannya karena manusia diciptakan bukan sebagai makhluk individu tetapi sebagai makhluk sosial jadi sebisa mungkin kita harus memiliki teman dan melatih diri kita untuk bersosialisasi, sebaiknya mulai dari sekarang belajar untuk berteman, belajar untuk berorganisasi karena itu semua akan sangat berguna dalam kehidupannya kelak
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Uyun Septi Rohana -
izin bertanya, peran keluarga sangatlah penting dalam mempersiapkan anak untuk mempersiapkan dirinya bersosialisasi dengan baik di dunia luar. lalu bagaimana apabila justru lingkungan keluarga tidak berfungsi dengan baik sebagaimana messtinya. bagaimana apabila lingkungan keluarga justru bukan menjadi tempat penerimaan dan kasih sayang, memberi rasa aman, sumber persahabatan, dan mengembangkan aspirasi. karna pasti ada beberapa anak diluar sana yang kurang beruntung yang mungkin saja memiliki keluarga yang seperti ini, lalu bagaimana perkembangan yang akan terjadi pada anak selanjutnya ? apakah anak dapat berkembang dengan baik walaupun lingkungan awalnya kurang baik ? terimakasih mohon bantuannya
In reply to Uyun Septi Rohana

Re: Diskusi

by Wahyu Octafia -
Izin menjawab, menurut saya anak tersebut akan berkembang menurut keinginannya sendiri. ia akan memilih jalannya sendiri, mencari kebahagiaan, kasih sayang, perlindungan rasa aman, serta menjalin beberapa persahabatan di luar lingkup keluarga. kemungkinan besar anak tersebut akan jauh dari keluarga intinya dan lebih sering menghabiskan waktunya di luar. ia akan menjadi lebih tertutup terhadap keluarganya, dan mudah tersinggung jika membahas tentang keluarga. secara perkembangan mungkin akan sedikit terhambat dari segi mental dan psikologisnya. namun jika anak tersebut bijak dan dapat memilih lingkungan pertemanan yang positif, maka ia dapat mengembangkan aspirasinya dengan cara belajar dari lingkungan sekitar dan teman-temannya.
mohon maaf apabila ada kesalahan
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Silva Sri Tungga Dewi -
Izin bertanya,
Jika ada seorang anak yang berada di dalam lingkungan yang menghambat perkembangan peserta didik, maka upaya-upaya apa yang dapat dilakukan agar dapat mengurangi lingkungan yang tidak supportif tersebut?
Terimakasih
In reply to Silva Sri Tungga Dewi

Re: Diskusi

by Triana Feby Puspitasari -
saya izin menjawab, upaya-upaya apa yang dapat dilakukan agar dapat mengurangi lingkungan yang tidak supportif tersebut :
1. Ekspresikan Perilaku Positif pada anak
Statistik menunjukkan bahwa orang tua yang mengekspresikan perilaku positif ketika terlibat argumen atau debat akan menghasilkan anak-anak yang tingkat depresinya rendah.
2. Tunjukkan Kasih Sayang
Menunjukan kasih sayang menjadi cara orang tua untuk membuat anaknya aman dan nyaman berada bersama mereka. Sikap ramah, humoris, dan penuh kasih sayang anak membuat anak-anak merasa mereka dicintai. Dengan begitu, mereka akan lebih dekat dengan keluarga dan tidak menghiraukan lingkungannya yang buruk.
3. Mendisiplinkan Anak
Disiplin menjadi modal untuk menghadapi dunia luar yang tidak baik. Anak yang sudah terbiasa disiplin akan tetap disiplin di lingkungan mana pun mereka berada. Disiplin juga merupakan modal anak untuk sukses di masa depan.
4. Memberi Penjelasan
Sebagai orang tua, wajib menjelaskan mengapa kondisi lingkungan anak tidak baik. Kita bisa menjelaskan apa saja yang membuat lingkungan tersebut tidak baik. Jangan lupa juga jelaskan apa dampak dari lingkungan yang buruk tersebut. Jangan sampai anak mencari penjelasan di luar dan malah mendapatkan informasi yang salah.
5. Menanamkan Nilai Moral
Hal lain yang tidak kalah penting adalah menanamkan nilai moral dan agama di rumah. Jika anak sudah memiliki fondasi yang kuat untuk moral dan agamanya, mereka tidak akan mudah terpengaruh lingkungan yang buruk.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Yulia Dwi Hotma -
izin bertanya. lingkungan pendukung dan penghambat perkembangan peserta didik dalam lingkungan masyarakat salah satu nya ada dari media massa, seperti apakah contoh pengaruh media massa pada perkembangan peserta didik?
In reply to Yulia Dwi Hotma

Re: Diskusi

by Triana Feby Puspitasari -
saya izin menjawab. contoh pengaruh yang buruk :
- Program-program televisi masa kini banyak yang seharusnya bukan menjadi tontonan anak-anak dikarenakan oleh adegan kekerasan atau hal-hal yang tidak patut dicontoh lainnya. Televisi lebih sering menayangkan adegan-adegan kekerasan yang menurut anak-anak sangat seru dan membuat mereka mencontoh adegan kekerasan tersebut.
contoh pengaruh yang baik :
- contoh pengaruh baik media sosial bagi anak adalah bisa menjadi media pembelajaran bagi anak untuk mengasah ketrampilan jaringan mereka, seperti melihat video kerajinan. Dengan begitu, anak menjadi paham bagaimana teknologi bekerja dan cara memanfaatkannya.
In reply to Yulia Dwi Hotma

Re: Diskusi

by Suci Dua Mareta Suci -
izin menjawab,contohnya yaitu jika seorang anak menggunakan media massa untuk melihat dan mendengar hal hal positif seperti mendengar lagu anak-anak,mengaji,dll maka anak tersebut akan mencontoh perilaku yang baik.sebaliknya jika anak lebih banyak melihat informasi yang merusak,maka anak tersebut akan mencontoh perilaku buruk.
In reply to Yulia Dwi Hotma

Re: Diskusi

by Siti Yasiroh -
Izin menjawab, media massa seperti media sosial mungkin jika anak menggunakannya dengan bijak dan menggunakannya untuk pembelajaran akan menjadikan anak lebih pandai, tetapi jika anak salah menggunakannya dan tanpa pengawasan orang tua maka akan berdampak buruk bagi anak. Karena di media sosial juga banyak sekali orang-orang menggunakan kata-kata kasar/kotor.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Silvia Nurfatma -
izin bertanya,
di lingkungan masyarakat terdapat beberapa fungsi atau peran yang disebutkan dalam materi, bagaiama peran organisasi keagamaan dan media massa bagi perkembangan peserta didik? selain itu apakah ada faktor penghambat dari 2 peran tersebut?
In reply to Silvia Nurfatma

Re: Diskusi

by Triana Feby Puspitasari -
saya izin menjawab. organisasi keagamaan dan media massa sangat berperan pada perkembangan peserta didik. organisasi keagamaan merupakan landasan atau bekal dalam berperilaku supaya dapat menghindari perbuatan yang menyimpang atau perbuatan yang tidak sesuai dengan norma agama. sedangkan, media massa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui acara yang disiarkannya. mungkin faktor penghambatnya adalah, rendahnya ilmu agama yang dimiliki anak sehingga dapat menghambat ppd. dan mahalnya media massa pada zaman sekarang sehingga membutuhkan biaya yang banyak untuk membelinya. mohon dikoreksi apabila ada kesalahan terima kasih.
In reply to Silvia Nurfatma

Re: Diskusi

by Syifa Arrinalhaq -
Izin menjawab, organisasi keagamaan dapat membentuk akhlak seseorang menjadi lebih baik dan sebagai pengisi kebutuhan rohani, sehingga seseorang memiliki landasan dalam bertindak. Media massa dapat berpengaruh negatif dan positif, tergantung bagaimana orang tersebut memakainya. Contohnya dapat menambah pengetahuan anak ataupun bisa jadi membuat anak insecure dan jadi membandingkan dirinya dengan orang lain
In reply to Silvia Nurfatma

Re: Diskusi

by Silva Sri Tungga Dewi -
Izin menjawab,
Organisasi keagamaan dan media massa sangat berpengaruh bagi perkembangan anak.
Organisasi keagamaan berperan dalam menambah wawasan keagamaan serta meningkatkan iman kepada sang tuhan. Sedangkan media massa berperan sebagai media anak memperoleh informasi umum dan mengekspresikan diri.
Dari kedua hal tersebut dapat ditemukan faktor penghambat nya terutama dalam media massa. Jika media massa yang digunakan harus menggunakan koneksi internet mungkin faktor penghambat nya berupa jaringan yang buruk dan internet yang eror.
Mohon maaf jika kurang tepat. Terimakasii
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Tafsirul Alhakiki -
Izin bertanya bu.. apakah ada keterkaitan antara Pola pertumbuhan anak dan lingkungan kehidupan sehari-harinya Bu ?
Terima kasih..
In reply to Tafsirul Alhakiki

Re: Diskusi

by Triana Feby Puspitasari -
saya izin menjawab :
Faktor lingkungan sangat berkaitan atau berpengaruh terhadap optimalisasi pertumbuhan anak alam kehidupan sehari-hari. Jika kita ingin anak tumbuh dan berkembang dengan optimal, maka orang tua harus memenuhi semua kebutuhan dasar anak seperti asupan nutrisi, kasih sayang, stimulasi, imunisasi serta pastikan kebersihan tubuh dan lingkungan mereka. terima kasih
In reply to Tafsirul Alhakiki

Re: Diskusi

by Suci Dua Mareta Suci -
izin menjawab,lingkungan dengan pola pertumbuhan sangat berkaitan, terutama saat seorang anak sudah mulai diperkenalkan dengan kehidupan sosial disekitarnya.Lingkungan internal seperti keluarga,saudara,teman teman dapat memberi dampak signifikan bagi perkembangan emosi,dan kemampuan interaksi sosial.sedangkan lingkungan eksternal seperti status sosial dan tingkat ekonomi Kondisi tingkat ekonomi keluarga dan juga status sosial keluarga di masyarakat dapat memberi pengaruh pada pola asuh yang diterapkan orang tua dan keluarga terhadap anak,misalnya asupan nutrisi,kasih sayang,dll.Hal ini tentunya mempengaruhi pola pertumbuhan anak.
In reply to TRI MURWANINGSIH

Re: Diskusi

by Margareta Prisca Novitasari -
Izin bertanya, Bu
Bagaimana pengaruh perlakuan orang tua yang over protection (terlalu melindungi) bagi perkembangan anak?
In reply to Margareta Prisca Novitasari

Re: Diskusi

by Nur Rahmi Akbarini -
Pola didik orang tua merupakan cerminan sikap anak, over protektif merupakan ketakutan orang tua terhadap apapun yang diperbuat anak
anak takut untuk melakukan hal-hal di luar pengawasan orang tua. Ketakutan orang tua yang berlebihan ini akan menyebabkan anak memiliki ketakutan yang sama pula. Keterlibatan orang tua dalam segala hal yang dilakukan anak juga menjadikan anak hidup dalam bayang-bayang orangtua. Akibatnya, anak takut untuk melakukan hal-hal di luar pengawasan orang tua, jadi lebih manja, dan mungkin bersikap tertutup terhadap orang lain.
In reply to Margareta Prisca Novitasari

Re: Diskusi

by Suci Dua Mareta Suci -
izin menjawab,Segala sesuatu yang berlebihan (over) tentu tidaklah baik. Begitu juga dengan pengasuhan orangtua, meskipun niat dan maksudnya baik anak menjadi penakut dan kurang percaya diri,hidup ketergantungan,kurang mampu untuk mengendalikan emosi,dan sulit menyelesaikan masalah,
In reply to Margareta Prisca Novitasari

Re: Diskusi

by Syifa Arrinalhaq -
Izin menjawab, jika seperti itu maka anak akan merasa terkekang dan tidak memiliki kebebasan sehingga biasanya anak menjadi pemalu, penakut, susah menyampaikan pendapat, dan kurang memiliki pengalaman serta masa bermain. Nanti di masa ketika dia sudah bisa mengendalikan diri sendiri menurut pengalaman saya, akan terjadi 2 kemungkinan. Anak menjadi pemarah dan tidak nurut dengan orang tua, atau anak menjadi penakut.
Mohon maaf kalau ada kesalahan, mohon koreksinya.