Silahkan melakukan diskusi dan tanya jawab terkait materi Analisis Visual
Izin bertanya Bu mengenai proporsi dalam analisis visual. di materi disebutkan bahwa proporsi adalah hasil rasional, bukan naluri. maksudnya bagaimana ya Bu? Apakah contohnya luas masing2 bagian yg terbangun dan tidak harus sama? Apakah ada kategori tetap mengenai standar "proporsional"? terimakasih Bu
Ya, Rahil. Dalam ilmu arsitektur khususnya, terdapat perhitungan khusus dalam merancang suatu bangunan. Salah satu contohnya, suatu kawasan dengan lebar jalan 3 meter, berapa ketinggian maksimal gedung yang ideal? Itu ada perhitungannya sendiri.
Izin bertanya bu atas tanggapan ibu mengenai pertanyaan rahil, berarti kita sebagai seorang planner wajib belajar ttg ilmu ilmu arsitektur atau bagimana bu?
Ilmu PWK itu luas, tetapi memang tidak terlalu dalam. Tidak hanya arsitektur, tapi kita juga harus melek terhadap ilmu lain seperti sipil, lingkungan, ekonomi, sosial.
Untuk kasus ini di PWK masuknya dalam ranah urban design, yg basis teorinya memang teori arsitektur dan dikembangkan untuk ranah urban. Jadi yg kita pelajari adalah cabang ilmunya tetapi yg berkaitan dengan urban.
Terimakasih Bu Lintang, berarti akan lebih baik kalau pake perhitungan ya Bu, kalau gitu nanti saya coba konsul dengan anak arsi yang lebih mengerti😀😀
saya mencoba menjawab ya bram, dengan pemahaman saya skala monumental ini memiliki maksud bahwa bagaimana kita melakukan perencanaan terhadap monumen tersebut dengan bangunan (pengandaiannya) di sekitarnya yang memiliki kedudukan yang sama, bagaimana kedudukannya? apa dampaknya? bagaimana keberl;anjutannya seperti itu. lalu dengan skala manusia berarti kita melihat bagaimana hubungan dan kedudukan manusianya kita melakukan perencanaan tapak dalam taraf kita menjadi manusia, cth. bagaimana manusia bergerak dalam lingkungan tersebut, bagaimana manusia berinteraksi, dll sehingga menurut saya perencanaan tapak membutuh dua hal tersebut istilahnya kita harus memperhatikan hubungan dalam tiap skala skala tersebut sehingga tidak berdiri sendiri
Good answer, terimakasih Aga
Konsep tersebut untuk membedakan berdasarkan sudut pandangnya skala bangunannya saja. Kalau untuk konsep, tentu memang sebaiknya blend antara manusia dan monumen serta bangunan lainnya.
Baik bu, terimakasih atas jawabannya
Perkenalkan saya Apin Fitri A NIM I0618010, izin bertanya bu terkait faktor analisis visual salah satunya skala. Penggunaan skala monumental apakah bisa digunakan dalam perencanaan kita seperti diterapkan pada icon site plan nantinya atau tidak bu?
Bisa, Apin. Selama di site plan tersebut memang ada icon yang dari segi ukuran bangunannya relatif berbeda dengan yang lain.
Baik bu lintang, terimakasih
Re: Analisis Visual
Izin bertanya bu, Mutiana Ayu Cindy P. I0618032, Begini bu terkait dengan 2 aspek keseimbangan yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Bagaimana tips dan trik dalam mentransisi antar perubahan keseimbangan ini ya bu? agar bisa terlihat smooth? Terimakasih Bu
Re: Analisis Visual
Transisi dapat dilakukan dengan menerapkan hanya satu konsep pada satu fungsi aktivitas lahan. Mengenai smooth atau tidaknya itu juga tergantung tema dan desain yang diterapkan pada masing-masing ruang di site tersebut. Walaupun ada ruang yg simetris dan asimetris, kalau tema dan desainnya nyambung, otomatis akan terlihat smooth juga.
Re: Analisis Visual
Baik Bu terimakasih atas jawabannya. Terkait dengan tapak kelompok kami mengangkat agrowisata dan rencana kami kemarin ada bagian bangunan sebagai tempat exponya bu, kemudian letaknya itu dekat 2 aktivitas edukasi yaitu sawah dan tanam alga. Oleh karena itu masih bingung bu untuk transisinya. Nanti akan kami diskusikan. Terimakasih Bu Lintang :)
Saya Ainun Khofifah I0618006, izin bertanya Bu terkait elemen keseimbangan dalam analisis visual. Di dalam materi dijelaskan bahwa suatu komposisi tapak membutuhkan adanya titik keseimbangan yang dicontohkan dengan pintu masuk utama atau pusat kegiatan yang ada di kawasan. Lalu jika kita memang sengaja ingin membuat suatu pusat daya tarik kawasan misal membuat icon tersendiri apakah itu dapat dijadikan titik keseimbangan dalam tapak Bu? Terima Kasih Bu
Bisa, Ainun. Icon tersebut kan nantinya berfungsi sebagai pusat kegiatan juga (yg mungkin nantinya banyak orang berkumpul disana)
Saya Zhaza i0618047, Izin bertanya terkait pusat keseimbangan. apakah pusat keseimbangan boleh berjumlah lebih dari satu bu? jika boleh apakah terdapat aturan yang mengatur antar jarak pusat keseimbangan satu dengan yang lainya? terima kasih
Saya Alfisah Nur Aini I0618007 ijin bertanya, pada slide PENGULANGAN DAN IRAMA dijelaskan bahwa irama berada pada posisi antara kejemuan dan kekacauan, antara kesepian dan keributan, antara monoton dan kerumitan. Itu maksutnya bagaimana ya Bu? Terima kasih.
Permisi bu, saya Fasih I0618018 izin bertanya, pada faktor-faktor visual disebutkan sekuen, apakah sekuen ini adalah suasana yang dihasilkan oleh produk visual yang mengarahkan ke objek utama perencanaan? dan apakah pengarahan ini harus menuju ke objek utama perencanaan saja bu? Terimakasih
Izin menanggapi bu, berarti sekuen itu berkaitan dengan sirkulasi dalam tapak seperti itu bu ?
Sekuen lebih erat kaitannya dengan irama.
Saya Kiki Fadhillah Pratama izin bertanya mengenai sekuen, dijelaskan bahwa suasana yang diciptakan siang disusun secara berurutan sehingga menimbulkan persepsi yang berkesinambungan sehingga menimbulkan perubahan visual itu maksudnya bagaimana ya Bu? Suasana apa yang dimaksud dalam konteks tersebut? Contohnya apa? Dan menimbulkan perubahan visual apakah berarti bangunan tersebut sudah didirikan baru kita membuat visualnya atau bagaimana Bu? Terimakasih
Izin menjawab pertanyaan Kiki, bu, Menurut padangan saya pernyataan tersebut maksudnya perencanaan harus memberikan persepsi yang berbeda ketika kita memasuki suatu ruangan. Semisal kita memasuki rumah harus disusun seperti rumah (pagar, kemudian teras, kemudian pintu, ruang tamu, hingga kamar)dengan objek-objek yang urut dan pastinya berkesinambungan agar memberi kesan bahwa tempat tersebut adalah rumah. Penyusunan objek-objek tersebut yang kemudian menjadi persepsi pada manusia dan menuntun manusia untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu. Begitupula pada perencanaan, kita harus menyusun objek-objek tersebut secara urut dengan kesan visual yang sesuai dan berbeda (pagar beda dengan teras, teras beda dengan ruang tamu, dsb)
Betul, Arin, terimakasih. Sekuen yaitu urut-urutan. Perencanaan tapak harus memperhatikan urut-urutannya bagaimana? Dari pintu masuk, tempat parkir, sampai ke bangunan utama harus diperhatikan sekuennya sehingga adanya perubahan visual tapi tetap berkesinambungan.
Izin bertanya bu saya Muhammad Zaenuddin, NIM I0618031, Apakah dalam melakukan suatu perencanaan suatu tapak, elemen elemen pengatur tersebut harus selalu dipertimbangkan dan diikutsertakan, pasalnya mungkin selera perencana dapat berbeda beda, sebagai contoh misal tidak memasukkan unsur pengulangan atau irama dan apakah hal ini tetap berpengaruh pada kesatuan/unity suatu tapak, Bu? Terima kasih
Sebenarnya secara sadar atau tidak sadar, elemen-elemen tersebut pasti ada dalam suatu tapak, hanya saja ada yang dapat terlihat langsung dan tidak. Tetapi kalaupun ada yg tidak terlihat, selama tidak mengurangi nilai aktivitas dan lingkungan, dapat dikatakan tetap ada unity nya.
Baik bu, Terima kasih banyak atas penjelasannya.
Untuk penilaian unity sejauh ini yg saya ketahui belum ada.
Tetapi kalau untuk menilai kualitas visual ada dengan metode Visual Impact Assessment yang terdiri dari elemen garis, skala, warna, bentuk, dan tekstur. Akan tetapi tidak saya sampaikan dalam materi ini karena bersifat sangat mikro/detail.
Iya, Nadhifa.
Saya Almadea Cherish I0618008. Izin bertanya bu apakah elemen2 pengatur rancangan visual seperti sekuen, pengulangan & irama, dan keseimbangan harus ada secara keseluruhan dalam perancangan tapak tugas ini ya bu? Apabila mengingat dari rencana awal kelompok saya, keseluruhan ruang yang digunakan untuk fungsi yang berbeda-beda sehingga tidak menonjolkan elemen pengulangan dan irama
Coba diteliti kembali. Bisa saja irama tersebut tidak mesti dari bangunannya, tapi mungkin misalnya dari vegetasi atau utilitas pendukung lain. Tapi kalaupun tidak ada, selama tidak mengurangi nilai kawasan dan kualitas lingkungan, tidak apa apa.
Saya Nadira Nurul Putri I0618034. Saya ingin bertanya, dari ketujuh faktor - faktor visual perancangan tapak apakah ada faktor visual yang paling utama dan paling tidak utama penerapannya dalam perencanaan tapak? Terima kasih bu.
Izin menanggapi, menurut saya faktor visual yang paling utama/paling ingin ditonjolkan itu tergantung dari urgensi masing-masing perencanaan. Akan tetapi, secara tidak sadar pasti beberapa elemen visual akan tergambarkan pada site. Penerapan yang paling utama mungkin sifat-sifat objek pada lanskep seperti bentuk, ukuran, skala, proporsi, tekstur, warna adalah hal pokok yang memang setiap bangunan memilikinya. Selanjutnya dapat direncanakan bagaimana sekuen, irama, dan keseimbangan antara bangunan satu dengan yang lainnya
Nah benar, Apin, tepat sekali. Unsur yg paling ditonjolkan tergantung urgensi dari masing-masing site. Dan memang pada dasarnya semua unsur pasti akan tergambar di site, hanya saja ada yg menonjol dan tidak.
Saya Tri Wahyuni I0618043 izin bertanya bu terkait warna yang akan digunakan, apakah ada standar khusus yang mengatur jika kawasan tertentu sebaiknya menggunakan warna yang warm/cold? Atau itu sesuai selera perencana saja?
Warna dapat digunakan sebagai pembentuk karakter suatu bangunan atau kawasan. Hal tersebut dikaitkan dengan teori warna bahwa masing-masing warna memiliki kesan sendiri yang akan ditimbulkan. Misalnya penggunaan warna warm pada kawasan bangunan heritage dan warna cold pada taman.
itu berarti dalam pemilihan warna harus disesuaikan dengan fungsi bangunan dan kesan apa yang ingin ditimbulkan pada bangunan tersebut, semisal pemilihan warna untuk area taman bermain/ playground anak, disini dapat mengambil warna cerah seperti merah, biru, hijau, kuning, orange dll agar menciptakan kesan cheerful dan playful. begitu ya bu ?
Iya sip betul
Baik Ibu dan juga Dian. Terima kasih atas jawabannya.
Saya Talitha I0618042 mencoba menjawab untuk aturan dalam pewarnaan gedung menurut uu no 28 tahun 2000 bahwa Pertimbangan terhadap bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di sekitar bangunan gedung dimaksudkan untuk lebih menciptakan kualitas lingkungan, seperti melalui harmonisasi nilai dan gaya arsitektur, penggunaan bahan serta warna bangunan gedung.
Sip terimakasih, Talitha
Saya Adinda Amalia I0618002 izin menanggapi pertanyaan Haikal, untuk batasan-batasan yang dimaksud haikal sepertinya tidak ada acuan yang bersifat baku dalam membatasi kita khususnya dalam perencanaan tapak serta pembuatan maket nantinya karena seperti yang sudah disampaikan oleh Bu Lintang di atas (pada kolom reply thd manisa) telah disebutkan bahwa ilmu PWK itu luas sekali karena disini kita menggunakan berbagai disiplin ilmu baik ilmu tentang lingkungan maupun sosial untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang seimbang. Khususnya ilmu arsitektur yang memang sangat erat kaitannya dalam perencanaan tapak dan pembuatan maket nantinya.
Betul, Adinda. Tidak ada acuan baku yang membatasi. Untuk ranah detail apa saja yg perlu dikerjakan atau tidak, nanti seiring penyelesaian project kita bahas dan sesuaikan kembali.
Saya Melita I0618026, izin bertanya Bu terkait unity dalam tapak. Apakah dalam menciptakan unity semua unsur dalam visual tapak harus dipertimbangkan Bu? Adakah elemen tapak yang sifatnya opsional (bisa tidak dipilih/dimasukkan) dalam menciptakan unity tersebut?
Pada umumnya, semua unsur tersebut pasti ada dalam suatu tapak. Hanya saja ada yg sangat terlihat atau tidak, tergantung dari karakter dan tema kawasannya.
Baik terimakasih Bu atas penjelasannya
Saya Muhammaf Arya P Nim I0618029 izin menjawab pertanyaan dari oka, Bisa saja diubah warnanya untuk menyelaraskan agar bisa sesuai.
Saya Danti I0618013 ijin bertanya bu, saya masih belum begitu mengerti dengan pernyataan "bentuk yang didasarkan pada ukuran tertentu akan menciptakan kesan tertentu". Apakah ada contoh jelas mengenai suatu ukuran dan kesannya bu, yang saya pahami hanya kesan besar dan kecil dari 'ukuran' dapat mempengaruhi dominasi nya di area tsb. Apakah benar, atau adakah contoh lain terkait pernyataan tsb. Terima kasih
Saya Amalia Fitria I0618009
Izin bertanya mengenai elemen pengatur rancangan visual, jika dilihat dari penjelasan sekuen dan keseimbangan sepertinya mirip ya bu? Apakah perbedaan spesifik yang dapat dilihat dari kedua elemen tersebut? Dan apakah contohnya? Terima kasih bu.
izin menambahkan pertanyaan amel mengenai sekuen dan keseimbangan,keduanya sama-sama terbentuk karena adanya suatu susunan dan sama-sama bertujuan untuk memberi arah dan kesan tertentu,lalu apakah harus ada keduanya dalam elemen-elemen visual tapak ini apa bisa hanya sekuen saja atau keseimbangan saja bu?
Saya Dicky Prayoga I0618015 izin menambahkan pertanyaan dari haikal giffari bu, saya juga merasa materi analisis visual sangat menjurus ke arsitektur, apakah output dalam render 3D tiap bangunannya untuk hasil akhir tugas TAPAK juga harus sedetail seperti yang ada di PPT bu ?
Saya Triska Aisha I0618044, izin bertanya bu. Bagaimana standar/kriteria tatanan fisik seperti sirkulasi dan vegetasi ruangnya dalam tapak ketika kita ingin menciptakan visual kawasan dengan locus makro? Terima kasih bu
Saya Zaimul Azzah Aszahro nim I0618046, di dalam materi dijelaskan bahwa proporsi yang dapat memuaskan kesan pengamat secara visual itu yang memiliki hubungan secara logis, maksud dari hubungan secara logis disini apa yaBu dan apakah ada hubungan yang tidak logis? Terimakasih
Saya Abyan I0618001 ijin bertanya mengenai proporsi, dikatakan proporsi yang baik haruslah rasional dan perbandingan yang baik pula, yang saya tahu mengenai proporsi suatu kota hanyalah RTH yang harus 30%, apakah ada aturan mengenai proporsi mengenai objek yang lain bu? seperti di tapak kelompok saya membuat taman edukasi, apakah ada aturan proporsi untuk bangunan dan ruang terbukanya untuk taman tersebut? atau hanya menurut si pembuat saja?
Saya Yunus Abdurrahamn A I0618045, izin bertanya bu
Apakah ada undang-undang atau aturan hukum yang membatasi suatu tema perencanaan dalam kreatifitasnya meningkatkan potensi visual bu? ataukah hanya berdasarkan norma masyarakat yang ada? terima kasih.
Saya Farhan Rizki I0618017 izin menambahkan pertanyaan dari yunus. Terkait undang-undang yang membatasi dalam kreatifitas dalam peningkatan potensi tersebut. jika ada, sudah sampai sejauh mana implementasinya untuk saat ini serta adakah hambatan terkait proses regulasi yang akan atau telah ditetapkan. Terimakasih
Saya Sya'ban Wildan S.A I0618041, Izin bertanya untuk Skala mikro itu apakah untuk perencanaannya atau kah ada implementasi dalam bangunan yang riil? dan contohnya apa misal itu ada? Terima Kasih Bu