Biodiesel generasi 3

Kel. 8.

Kel. 8.

by Dwi Ardiana Setyawardhani -
Number of replies: 15

Simak presentasi kel.8 dan berikan tanggapan/pertanyaan

In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 8.

by Malihatul Milal I0520061 -
Saya Malihatul Milal izin bertanya. Pada proses pembuatan biodiesel, 40 gram Clorella sp pada berat kering atau basah? Jika berat kering, bagaimana cara pengeringan yang dilakukan? Apakah proses pengeringan yang berbeda akan mempengaruhi hasil?

Pada tahap distilasi FAME terdapat keterangan 'lapisan atas'. Apakah artinya FAME yang dicuci dengan air didekantasi terlebih dulu sebelum didistilasi?
Terima kasih
In reply to Malihatul Milal I0520061

Re: Kel. 8.

by Rolas R.Sianturi I0519083 -
Izin menjawab,untuk mikroalga yang digunakan adalah mikroalga Chlorella sp yg sudah kering melalui proses ekstraksi menggunakan gelombang mikro (microwave),tidak akan mempengaruhi hasil karena nanti setelah diekstraksi baru di ukur lagi berapa banyak jumlah yang ingin di pakai.
In reply to Malihatul Milal I0520061

Re: Kel. 8.

by Laurencia Angelina Kurniawan -
izin melengkapi jawaban Rolas, untuk FAME dicuci terlebih dahulu dengan air, kemudian dilanjutkan distilasi untuk memisahkan FAME dari solvent (heksan)
In reply to Laurencia Angelina Kurniawan

Re: Kel. 8.

by Malihatul Milal I0520061 -
Artinya setelah dicuci langsung didistilasi ya, mbak?
In reply to Malihatul Milal I0520061

Re: Kel. 8.

by Anisa Farah Salsabila I0518010 -
Saya izin menjawab. Ya setelah FAME dicuci dengan air , FAME mengalami proses distilasi. Tujuan dari pencucian FAME ini untuk memisahkan kembali gliserol yang mungkin masih ada/terikut dalam FAME
In reply to Malihatul Milal I0520061

Re: Kel. 8.

by Anisa Farah Salsabila I0518010 -
Izin menjawab. Sebelum FAME didistilasi, FAME diekstraksi menggunakan n-hexane yang mana nantinya akan terbentuk gliserol (lapisan bawah) dan FAME (lapisan atas)
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 8.

by Alfi Dimas Al Hanif Fakurohman (I0519013) -
Saya Alfi Dimas izin bertanya. mengapa Biodiesel dari bahan mikroalga Chlorella sp. belum diimplementasikan di Indonesia?
In reply to Alfi Dimas Al Hanif Fakurohman (I0519013)

Re: Kel. 8.

by Muhammad Yusron Mubarok I0518064 -
Sebelumnya terima kasih untuk pertanyaannya Alfi, saya izin menjawab.
Karena dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari pemanfaatan bahan bakar fosil masih sangat umum dan nyaman digunakan dalam lingkungan masyarakat sehingga pemanfaatan Biodiesel dari mikroalga sendiri masih butuh waktu dalam pengenalan atau penerapannya ditambah perlunya dukungan dari pemerintah baik kebijakan atau penyediaan sarana- prasarana yang memadai dalam pengembangan nya, mengingat potensinya yang sangat besar sebab mikroalga jenis ini banyak terdapat di perairan Indonesia.
In reply to Dwi Ardiana Setyawardhani

Re: Kel. 8.

by Jeremiah Mark Karsten I0519049 -
Permisi, selamat pagi. Saya Jeremiah Mark Karsten dari kelompok 4, ijin bertanya. Bagaimana peran KOH dalam produksi biodiesel dari mikroalga? Terima kasih
In reply to Jeremiah Mark Karsten I0519049

Re: Kel. 8.

by Rolas R.Sianturi I0519083 -
Baik terimakasih untuk pertanyaan nya, saya izin menjawab Dapat dilihat dari analisis angka setana Biodiesel
Chlorella sp,KOH membantu mempercepat dalam proses untuk memenuhi karakteristik
yang ditetapkan standart mutu biodieel
SNI dan minyak solar hasil minyak bumi.
Dimana,Angka setana biodiesel Chlorella sp adalah
51,17 – 53,58 lebih tinggi dari persyaratan
SNI Biodiesel yaitu minimal 51.Juga, hubungan angka setana dengan banyak nya % berat katalis KOH berbanding lurus.
In reply to Rolas R.Sianturi I0519083

Re: Kel. 8.

by Dwi Ardiana Setyawardhani -
Dalam proses pembuatan FAME tidak dijelaskan penggunaan KOH. Apakah ini dipaai sebagai katalis di proses transesterifikasi? Bila iya, mengapa proses transesterifikasi hanya dijelaskan sebagai proses pendinginan selama 10 menit?