Produk Fermentasi oleh Bakteri Asam Laktat

Buttermilk

Buttermilk

by Alfiyya Putri Azzahra -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020a

Buttermilk, merupakan cairan yang tertinggal bila cream atau susu dikocok (churned) dan telah diambil lemaknya, rasanya dapat manis dan asam. Buttermilk sangat mirip dengan susu skim tetapi masih mengandung phospolipida dan protein yang berasal dari membran globula lemak. Krim yang diperlukan untuk membuat mentega diproses dengan cara churning sekitar 30%. Setiap 75 kg mentega menghasilkan buttermilk sekitar 45 kg seebagai hasil sampingan. Buttermilk dibagi menjadi beberapa jenis tergantung pada proses pembuatannya. 

Buttermilk tradisional yang dibuat dengan cara churning disebut dengan sweet cream buttermilk. Buttermilk terkulturasi merupakan bentuk lainnya dari buttermilk dengan buttermilk starteratau menggunakan mikrobakter. Buttermilk memiliki potensi sebagai media pertumbuhan bakteri alternatif karena masih terdapat beberapa komponen penting didalamnya. Meskipun buttermilk adalah hasil samping yang umumnya tidak digunakan lagi, buttermilk masih memiliki tingkat protein yang cukup dan kandungan lakotsa yang memadai untuk digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Kandungan protein pada buttermilk sebesar 3.7% dan kandungan laktosa sebesar 4.84%. Hal ini membuktikan bahwa buttermilk memiliki potensi yang tinggi sebagai media pertumbuhan bakteri dengan biaya yang lebih murah serta dapat memberikan nilai ekonomis. 

Proses pembuatan buttermilk dari susu utuh atau whole milk. Susu utuh tanpa perlakuan apapun langsung dimasukkan ke dalam cream separator untuk memisahkan antara cream dan skim. Cream yang sudah dipisahkan kemudian dipasteurisasi dengan suhu 80 - 85 oC selama 15 detik (High Temperature Short Time). Cream yang sudah dipasteruisasi dimasukkan ke dalam refrigerator selama + 1 jam untuk menurunkan suhu. Cream kemudian diangkat dan dilakukan proses churning untuk menghasilkan buttermilk dan biji mentega atau globula mentega. Biji mentega dan buttermilk dipisahkan, kemudian untuk mendapatkan buttermilk tambahan dilakukan kneading pada globula mentega. Sedangkan menurut Codex STAN (1995) menyatakan bahwa proses pembentukan buttermilk dapat dilakukan dengan tiga cara. Cara pertama dengan cara churning. Cara lainnya adalah melakukan fermentasi pada susu skim dengan penambahan bakteri penghasil asam laktat. Atau dengan cara kulturasi susu pasteurisasi dengan bakteri kultur buttermilk.