Produk Fermentasi oleh Bakteri Asam Laktat

Soyghurt

Soyghurt

by Devi Kusumaningrum -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020b

Soyghurt merupakan produk fermentasi susu kedelai dengan menggunakan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang merupakan spesies mikroba yang esensial dan aktif dalam hubungan simbiotik serta telah umum dipakai dalam proses pembuatan yoghurt. Proses fermentasi pada pembuatan  soyghurt mempunyai kesulitan karena jenis  karbohidrat yang terdapat dalam susu kedelai  berbeda dari karbohidrat dari susu sapi. Pada  susu kedelai tidak terkandung laktosa, sehingga  tidak dapat digunakan sebagai sumber energi  maupun sebagai sumber karbon oleh kultur  starter. Karbohidrat yang ada pada susu kedelai terdiri dari golongan oligosakarida dan polisakarida, sedangkan karbohidrat pada susu sapi adalah laktosa. Kandungan gula yang terdapat pada susu kedelai dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan soyghurt sangat terbatas, oleh karena itu diperlukan penambahan gula lain. Sumber gula yang dapat ditambahkan adalah sukrosa, laktosa, glukosa atau fruktosa sebanyak 4-5%. Soyghurt biasanya lebih encer sehingga diperlukan bahan tambahan lain sebagai pengental, seperti susu skim. 

Proses pembuatan dan kultur yang digunakan dalam pembuatan soyghurt pada dasarnya sama seperti pembuatan yoghurt. Akan tetapi, pada pembuatan soyghurt perlu adanya penambahan susu skim untuk memicu pertumbuhan dari S.thermopillus. Dalam pembuatan soyghurt, susu skim juga digunakan untuk meningkatkan total padatan bukan lemak, memperbaiki konsisten dan viskositas serta berperan dalam pembentukan koagulan. Proses pembuatan soyghurt diawali dengan tahap pembuatan susu kedelai terlebih dahulu. Pertama, kedelai dibersihkan dari kotoran, kerikil, pasir, potongan ranting dan batang kedelai. Kedelai rusak, hitam dan berkapang harus dibuang. Kedelai kemudian ditimbang 80 gr. Setelah itu, kedelai dicuci sampai bersih. Pencucian dilakukan sampai air bilasan tampak jernih. Biji kedelai yang telah dicuci, direndam dalam larutan NaHCO3 0,5% selama 12 jam (perbandingan kedelai dengan larutan perendam 1 : 3). Setelah itu, kedelai ditiriskan dan dimasak selama 30 menit. Selanjutnya kedelai dihancurkan dengan menggunakan blender selama 7 menit dan setelah itu dilakukan penyaringan. Susu kedelai yang telah disaring, direbus dalam suhu 80-90°C. 

Starter yang berisi campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus  thermophilus dengan perbandingan 1:1 dibuat dengan cara menginokulasikan biakan Streptococcus thermophilus pada susu kedelai, kemudian biakan tersebut diinkubasi, dan pada hari berikutnya biakan Lactobacillus bulgaricus diinokulasi pada susu kedelai yang sudah berisi biakan Streptococcus thermophilus. Setelah diinokulasi, kedua biakan tersebut diinkubasi pada suhu 37ºC sampai didapatkan starter dengan umur 18 jam.

Kemudian dilakukan penambahan sukrosa, dan variasi jenis susu sesuai perlakuan pada susu kedelai. Selanjutnya susu tersebut dipasteurisasi pada suhu 80°C selama 15 menit. Susu kedelai didinginkan dengan cepat hingga mencapai suhu 45℃. Kemudian susu kedelai diinokulasi dengan starter yoghurt yang terdiri dari Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus sebanyak 5%. Proses fermentasi soyghurt dilakukan pada suhu 37℃ selama 12 jam. Hasil fermentasi susu kedelai tersebut disebut soyghurt lalu disimpan dalam lemari es dengan suhu 4°C selama 336 jam dengan selang waktu 24 jam. Soyghurt yang telah disimpan dalam selang waktu tertentu tersebut dianalisis jumlah koloni, pH, serta titratable acidity dan untuk waktu simpan mula-mula, terbaik, dan  maksimum akan diuji viskositas, protein, glukosa, lemak, dan organoleptik.