Produk Fermentasi oleh Bakteri Asam Laktat

Buttermilk

Buttermilk

by Dina Apriyanti -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020a

 Buttermilk adalah cairan kental sisa proses pembuatan mentega dari krim atau susu. Buttermilk umumnya memiliki rasa  asam karena krim yang digunakan untuk membuat mentega harus diasamkan terlebih dahulu melalui proses fermentasi susu dengan memanfaatkan bakteri asam laktat nonfat atau rendah lemak  untuk mengubah susu menjadi asam laktat. Buttermilk  bentuknya kental dan memiliki aroma dan rasa tajam  seperti persilangan antara mentega cair dan krim asam.  Buttermilk biasanya digunakan untuk minuman biasa atau digunakan dalam pembuatan kue, pancake, roti dan hidangan lainnya kerena buttermilk memberikan rasa mentega tapi rendah lemak. Buttermilk dapat membuat tekstur pancake lebih lembut dan moist tanpa menggunakan lemak yang banyak. Di Indonesia, buttermilk sulit ditemukan, tetapi penggunaan buttermilk dapat disubstitusi dengan bahan lain seperti yoghurt atau krim asam dengan jumlah yang sama, selain susu cair biasa. Buttermilk lebih kental dibanding susu cair dan cita rasanya sedikit lebih asam karena buttermilk dihasilkan dari proses fermentasi.

Proses pembuatan buttermilk dari susu utuh. Susu utuh tanpa perlakuan dimasukkan ke dalam krim separator untuk memisahkan antara krim dan skim. Krim yang sudah dipisahkan kemudian dipasteurisasi dengan suhu 80 - 85˚C selama 15 detik (High Temperature Short Time). Krim yang sudah dipasteruisasi dimasukkan ke dalam refrigerator selama ±1 jam untuk menurunkan suhu. Krim kemudian diangkat dan dilakukan proses churning untuk menghasilkan buttermilk dan biji mentega atau globula mentega. Biji mentega dan buttermilk dipisahkan, untuk mendapatkan buttermilk  dilakukan kneading pada globula mentega. Selain itu, proses pembentukan buttermilk dapat dilakukan dengan fermentasi pada susu skim dengan cara menambahankan bakteri penghasil asam laktat atau dengan cara kulturasi susu pasteurisasi dengan bakteri kultur buttermilk.