Produk Fermentasi oleh Bakteri Asam Laktat

WADI

WADI

by Meda Rizki Nagasiwi -
Number of replies: 0
Picture of mikrind3thp2020b

Wadi merupakan makanan fermentasi khas suku Dayak di Kalimantan Tengah dengan bahan baku berupa ikan air tawar yang utamanya adalah ikan betok atau ikan papuyu sehingga wadi sering juga disebut wadi betok. Selain ikan betok, wadi juga bisa menggunakan bahan baku ikan air tawar lainnya seperti ikan patin, ikan nila, dan ikan gurame juga dapat digunakan. Persiapan fermentasi wadi sama dengan persiapan fermentasi pakasam, tetapi perbedaannya ikan pada fermentasi wadi direndam larutan gula aren sehari semalam setelah sebelumnya diasinkan dan ditiriskan lalu ditaburi irisan bawang putih. Beras yang sebelumnya disangrai dan digiling kasar kemudian dicampurkan dengan ikan yang akan difermentasi menjadi wadi. Beberapa bahan lainnya seperti beras ketan dan jagung yang disangrai, jus jeruk nipis, daun nangka, daun harendong, daun singkong, serbuk kopi, dan rumput teki juga terkadang dimasukan sebagai bahan fermentasi wadi. Fermentasi dilakukan selama seminggu sampai dua minggu. Wadi memiliki cita rasa asam dan bau yang menyengat. Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi wadi adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang terlibat terutama dari genus Lactobacillus. Namun, jenis bakteri Lactobacillus berbeda-beda pada setiap ikan yang bisa dijadikan bahan baku dan hal tersebut menunjukan keanekaragaman mikroba dan manfaatnya pada setiap variasi pakasam juga wadi. Manfaat mengonsumsi wadi untuk kesehatan juga tidak terlepas dari peran bakteri asam laktat sebagai probiotik, sehingga pakasam dan wadi memiliki nutrisi tinggi, dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengontrol infeksi pada usus, meningkatkan pencernaan, dan mengendalikan kolesterol dalam tubuh.

Cara membuat wadi adalah sebagai berikut:

1. Daging ikan dipotong-potong seukuran separuh telapak tangan orang dewasa, kemudian ditaburi dengan garam dan didiamkan selama sehari semalam.

2. Pada keesokan paginya, potongan ikan tersebut dicuci untuk menghilangkan garam yang ditaburkan di hari sebelumnya. Selanjutnya, potongan ikan itu direndam larutan gula aren selama sehari semalam.

3. Keesokan harinya, potongan ikan ditiriskan dan ditaburi lagi dengan irisan bawang putih, tujuannya agar ikan beraroma harum.

4. Kemudian potongan ikan tersebut dimasukkan ke dalam stoples. dan ditaburi dengan butiran beras berwarna coklat kekuningan. Butiran beras tersebut sudah menjalani serangkaian proses sebelumnya. Diawali dengan pencucian, penirisan selama semalam, disangrai hingga coklat kekuningan, dan akhirnya beras tersebut digiling kasar.

5. Sekitar seminggu kemudian, potongan ikan yang sudah ditaburi beras tersebut telah menjadi wadi. Ikan hasil fermentasi yang baunya menyengat, namun lezat rasanya.