Teknologi dan Seni

Secara sadar atau tidak, hasil teknologi telah mempengaruhi kehidupan manusia secara signifikan. Baik dari berpikir, berkehidupan, bersosial maupun bidang usaha dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia itu sendiri. Teknolog berkembang sangat pesat seiring dan relevan dengan kemajuan ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge).

Konteks pembahasan dalam bab ini adalah memanfaatkan teknologi dalam karya seni. Secara harfiah, karya seni adalah ciptaan manusia yang dalam prosedur mencipta karyanya membutuhkan jasa dari teknologi, baik bersifat langsung maupun bersifat konsep. Dampak langsung teknologi terhadap prosedur penciptaan karya seni adalah pemanfaatan hasil teknologi berupa teknik, bahan atau alat. Sedangkan dampak konsep adalah prinsip dan konsep teknologi mempengaruhi cara berpikir dan sistem kerja.

Teknologi, merupakan istilah yang diperoleh dari Bahasa Yunani “Tekhne”, yang mengacu pada suatu seni atau keunikan dam mempunyai sistematika logis. Istilah ini untuk menyatakan proses yang berkaitan dengan penggunaan peralatan dan mesin guna mengubah alam atau lingkungan material untuk kemaslahatan manusia. Dengan kata lain, teknologi adalah suatu area studi tentang peralatan untuk mengubah secara harfiah menjadi fungsional melalui studi pengetahuan yang sistematis.

Teknologi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang: kemanfaatan, keteknikan atau peralatan, keunikan, maupun sistem kinerja, dan hasil Teknologi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang: kemanfaatan, keteknikan atau peralatan, keunikan, maupun sistem kinerja, dan hasil

Suatu karya seni mempunyai struktur, wujud atau kontur, isi, dan konteks. Wujud atau kontur karya seni merupakan bentuk visual karya, berupa gerak, suara, rupa yang berfungsi sebagai penampung gagasan dan ide. Dalam mewujudkan ide dan gagasan ini, seorang pencipta karya seni membutuhkan teknik, pendekatan, prinsip serta keterampilan berkarya. Isi adalah muatan pesan, cerita gagasan, imajinasi dalam karya seni. Isi dikembangkan dalam karya seni untuk memberi tekanan, nuansa, spirit, dan bobot penampilan karya seni. Sedangkan konteks merupakan penciptaan yang sangat terkait dengan prinsip latar belakang penciptaan, seperti alasan penciptaan karya, tujuan berkarya, serta pengaruh adat dan pranata sistem pad acara pandang seorang atau masyarakat tertentu terhadap kehidupan. Ketiga struktur karya seni tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain ketika proses penciptaan berlangsung.

Teknologi hadir karena manusia harus mempertahankan hidup bandingkan dengan ketika manusia purba dalam kehidupannya yang masih sederhana, mereka mencari makan dari hasil alam. Hasil makan yang ada di sekitar dimakan langsung tanpa perlu diramu atau dimasak. Dari tahun ke tahun ataupun abad, cara berpikir manusia terus maju dan berkembang. Kemajuan berpikir ini menjadikan manusia mencipta peralatan, sistem, kinerja yang disesuaikan dengan fungsinya. Usaha untuk mencipta peralatan, sistem kinerja, keteknikan dan pola ini disebut Teknologi hadir karena manusia harus mempertahankan hidup bandingkan dengan ketika manusia purba dalam kehidupannya yang masih sederhana, mereka mencari makan dari hasil alam. Hasil makan yang ada di sekitar dimakan langsung tanpa perlu diramu atau dimasak. Dari tahun ke tahun ataupun abad, cara berpikir manusia terus maju dan berkembang. Kemajuan berpikir ini menjadikan manusia mencipta peralatan, sistem, kinerja yang disesuaikan dengan fungsinya. Usaha untuk mencipta peralatan, sistem kinerja, keteknikan dan pola ini disebut

Menurutn Koentjaraningrat (1981: 2) teknologi merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia dan meletakkan teknologi kedalam deretan hasil budaya manusia sebagai 1) sistem religi dan upacara keagamaan, 2) sistem dan budaya manusia, 3) sistem pengetahuan, 4) Bahasa, 5) kesenian, 6) sistem mata pencaharian hidup, dan 7) sistem teknologi dan peralatan.

Dasar pengembangan praktik berkarya seni dalam pendidkan adalah mendidik anak agar kreatif, sedangkan pembinaannya melalui pelatihan berapresiasi terhadap keindahan objek. Kata kreatif mengandung unsur keuletan, yaitu kemampuan bertahan, berusaha tanpa henti sampai penemuan pemecahan masalah dengan sempurna. Salah satu cara berlatih ulet adalah keberanian mengutarakan pendapat (berekspresi). Dalam hal ini terdapat kaitan antara keuletan, kreativitas, dan berekspresi dengan berusaha melakukan eksperimentasi atau percobaan. Percobaan sendiri merupakan langkah-langkah mencari tahu permasalahan dan merancang serta mencoba gagasan yang ditemukan. Proses kreatif ini mampu meningkatkan koordinasi antara otak, rasa, dan keterampilan. Misalnya menjaga keseimbangan tubuh, pengendalian emosi diri, ketekunan, pantang menyerah dengan tantangan, konsentrasi, dan tumbuh auto sugesti dalam berusaha untuk mencapai tujuan. Dalam teknologi, prinsip keteknikan dapat digolongkan menjadi tiga prinsip, yaitu :

1. Pemanfaatan Teknologi Kerajinan dalam Penciptaan Karya Seni

Suatu prinsip kerja teknologi produksi dalam bentuk karya terapan seperti memproduksi cinderamata, menenun kain, atau jenis lain yang segera dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran teknologi kerajinan lebih memfokuskan kepada keterampilan produksi, reproduksi yang diukur dari kecepatan, ketepatan, dan ekonomis. Jika suatu produksi dikatakan cepat, pengukurannya diajukan dengan jumlah yang diproduksi terhadap waktu yang disediakan.

Jika dalam waktu yang kurang dari yang ditentukan dapat memproduksi lebih dari standart bakunya maka dikatakan cepat. Ketepatan lebih banyak dikonotasikan untuk presisi, yaitu produksi yang sesuai dengan permintaan. Pengukuran yang diajukan adalah kemampuan membuat sama produk tanpa ada kesalahan. Untuk menghindari kesalahan, seseorang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan keteknikan yang kuat agar segala gagasan dan idenya berjalan lancar yang diwujudkan dalam karya seni.

2. Pemanfaatan Teknologi Rekayasa dalam Penciptaan Karya Seni

Dalam proses ini keterampilan yang diandalkan adalah kesesuaian, kecepatan, ketepatan, maupun kecakapan. Prinsip kesesuaian diajukan pengukuran melalui nilai persamaan, misalnya: jika suatu produk yang dihasilkan sama dengan permintaan diajukan baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas maka penilaian dianggap sesuai. Sedangkan untuk kecepatan dan ketepatan merupakan unsur saling ukur diantaranya: permintaan dikatakan tepat jika dalam waktu yang ditentukan dapat menghasilkan produk yang sesuai. Demikian pula, 2. Pemanfaatan Teknologi Rekayasa dalam Penciptaan Karya Seni Dalam proses ini keterampilan yang diandalkan adalah kesesuaian, kecepatan, ketepatan, maupun kecakapan. Prinsip kesesuaian diajukan pengukuran melalui nilai persamaan, misalnya: jika suatu produk yang dihasilkan sama dengan permintaan diajukan baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas maka penilaian dianggap sesuai. Sedangkan untuk kecepatan dan ketepatan merupakan unsur saling ukur diantaranya: permintaan dikatakan tepat jika dalam waktu yang ditentukan dapat menghasilkan produk yang sesuai. Demikian pula,

Pemanfaatan teknologi rekayasa dalam penciptaan karya seni dapat dilihat pada keteknikan dan dampak pembelajaran. Dampak keteknikan lebih mendorong keyakinan mencipta melalui kecakapan mengurai bahan dan menyusun alat sesuai dengan sistem kinerjanya. Sedangkan dampak pembelajaran teknologi rekayasa adalah keuletan menguraikan masalah, dan menyusun kembali permasalahan dalam mencipta karya seni.

3. Pemanfaatan Teknologi Pengolahan dalam Penciptaan Karya Seni

Pengukuran terhadap pengolahan adalah perilaku mengubah objek melalui proses: pemasakan, reaksi, percobaan (treatment) secara cepat dapat menghasilkan produksi ganda dan reproduktif. Produksi ganda tersebut tampak pada pengembangan alat, bahan serta medium lain yang dapat digunakan untuk mendukung. Prinsip ini biasanya akan menjadi ekonomis ketika produksinya mampu mencapai target bahkan melebihi target minimal. Sedangkan prinsip higienis pengolahan terletak pada keselamatan dan keseuaian produk terhadap standar kimia, pangan, dan ukuran kesehatan/keselamatan.