Studi Kasus
Desa A: secara geografis berada pada daerah lereng gunung. Memiliki 50 kepala keluarga petani. Setiap kepala keluarga memiliki lebih dari 2 anak. Keyakinan bahwa makin banyak anak, makin banyak rejeki oleh setiap kepala keluarga. Mata pencaharian adalah usahatani hortikultura buah-buahan (sayur, cabe, dll). Selama tiga tahun ini, tidak pernah ada pertikaian antar warga dan tidak pernah terjadi kegagalan panen. Warga tekun bertani dan beribadah. Kelompok tani berkegiatan aktif dan guyub.
•Pemerintah daerah akan membuat Desa A
sebagai
percontohan
pertanian
presisi.
Bagaimana
menurut
anda?
•Sumberdaya lokal dan Modal sosial apa saja yang akan anda temukan dan munculkan pada desa tersebut?
•Berdasarkan sumberdaya lokal dan modal sosial tersebut, akan seperti apa program pengembangan pertanian presisi berbasis pendekatan masyarakat yang
akan
anda
sarankan
pada
pemerintah
dan
masyarakat?