Pengaplikasian Teori Wallas dalam Mengasah Bakat dan Kreativitas Anak

Bermain menurut Vygotsky adalah "when children create an imaginary situation, it changes the meaning of object and action". Maksudnya, bermain adalah situasi dimana anak mewujudkan atau membuat imajinasinya menjadi nyata dan hal tersebut merupakan perubahan makna dari objek dan aksi.

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah Teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought(Piirto, 1992), yang menyatakan proses kreatif meliputi 4 tahap (1) persiapan; (2) inkubasi; (3) iluminai; dan (4) verifikasi.

Dari tahap-tahap teori wallas berikut , kita sebagai pendidik, baik orang tua maupun guru dapat menerapkan pada anak didik kita untuk mengembangkan bakat kreativitasnya dengan belajar seraya bermain. Seorang pendidik pasti tau apa yang disukai anak, misalkan dengan menggambar melalui finger painting untuk meningkatkan keterampilan menggambar imajinatif anak.

Pada saat kegiatan finger painting, anak sekaligus sedang bermain, sehingga proses pembelajarannya menyenangkan dan itu dapat meningkatkan kreativitas anak.Dengan demikian, kegiatan finger paintingdapat membantu meningkatkan kreativitas anak. Melalui finger paintinganak merasa lebih tertarik untuk menciptakan hasil karya dengan berbagai bentuk yang diciptakan sesuai dengan imajinasinya sehingga kreativitas anak dapat meningkat dan berkembang sesuai harapan.

Finger painting dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berbuat kreatif serta mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan nilai-nilai estetika dengan menggambar karya-karya kreatif. Oleh sebab itu, pengamplikasian teori wallas pada kegiatan finger painting sebagai salah satu strategi pengembangan kreativitas anak karena dalam kegiatan finger painting anak dapat mengekspresikan imajinasinya secara langsung, anak diberikan kebebasan untuk melukis apapun yang anak pikirkan melalui media yang disediakan. Finger painting adalah kegiatan berkarya seni yang sederhana, karena tidak membutuhkan alat dalam kegiatannya.

Finger paintingartinya lukisan jari, disebut demikian karena melukisnya dengan jari menggunakan bahan cair cat atau tinta (Rantinah, 2008: 3). Proses
pembelajaran melalui finger paintingdapat meningkatkan kreativitas karena pada kegiatan finger paintinganak dapat berkreasi sesuai dengan kreativitas anak masing-masing dan merupakan kegiatan menarik bagi anak. Anak dapat melukis dengan tangannya untuk melatih gerakan-gerakan motoriknya, serta kegiatan Finger paintingdapat membantu perkembangan bahasa anak, anak terlatih untuk menjelaskan atau bercerita tentang hasil karyanya kepada guru atau temannya di kelas. Anak lebih mudah belajar tentang sesuatu bila melalui kegiatan yang menyenangkan seperti finger painting


Sumber: https://www.kompasiana.com/feditatacistamaya/5ab3ba9cdd0fa85f7f083613/pengaplikasian-teori-wallas-dalam-mengasah-bakat-dan-kreativitas-anak