A. Aliran-aliran di Barat

    • 1.    Gaya Barok

      Gaya Barok hadir akibat reformasi agama Katolik di Italia pada awal abad ke-17. Gaya ini menghadirkan kembali fusi baru seni arsitektur, lukisan, dan patung. Semua karya dalam gaya ini disubordinasikan kepada concetto, atau tema yang diperhitungkan dengan cermat untuk membangkitkan tanggapan emosional apresiator yang secara emosi dilibatkan dalam subyek karya seni.

      Karya seni yang dihadirkan dalam bentuk neka ragam yang tidak lazim di jaman dengan gaya hiasan abad 17, disebabkan pengaruh naturalisme dan klasikisme yang hidup sejamannya dicampur dengan gaya hiasan seni abad 17 yang khas. Tentu saja, Annibale Carracci dan Caravaggio, dua Pelukis Italia dengan tegas memutuskan hubungan dengan gaya Mannerism. Karya-karya besar dengan gaya hiasan seni abad 17 dibuat oleh Lorenzo Bernini Gian, seorang pematung dan arsitek yang merancang kolom pilinan di atas altar dari St. Mereda di Rome dengan deretan tiang batu luas didepan gereja itu. Arsitektur dengan gaya hiasan seni abad 17 juga dikembangkan oleh Bernini, Carlo Maderno, Francesco Borromini, dan Guarino Guarini yang mementingkan karya monumentalis, pergerakan, ruang yang dramatis, urutan pencahayaan bagi dekorasi ruang dalam yang megah dengan tekstur yang kontras dan bahan-bahan mewah untuk memberi kesan struktur bentuk yang megah dan menimbulkan kesenangan yang sensual. Hal ini diungkapkan dalam Encyclopedia Britannica sebagai berikut :

      The arts present an unusual diversity in the Baroque period, chiefly because currents of naturalism and classicism coexisted and intermingled with the typical Baroque style. Indeed, Annibale Carracci and Caravaggio, the two Italian painters who decisively broke with Mannerism in the 1690s and thus helped usher in the Baroque style, painted, respectively, in classicistic and realist modes. A specifically Baroque style of painting arose in Rome in the 1620s and culminated in the monumental painted ceilings and other church decorations of Pietro da Cortona, Guido Reni, Il Guercino, Domenichino, and countless lesser artists. The greatest of the Baroque sculptor-architects was Gian Lorenzo Bernini, who designed both the baldachin with spiral columns above the altar of St. Peter's in Rome and the vast colonnade fronting that church. Baroque architecture as developed by Bernini, Carlo Maderno, Francesco Borromini, and Guarino Guarini emphasized massiveness and monumentality, movement, dramatic spatial and lighting sequences, and a rich interior decoration using contrasting surface textures, vivid colours, and luxurious materials to heighten the structure's physical immediacy and evoke sensual delight.

      Seni Barok mempunyai rumusan baru dalam seni, yaitu mencapai kesatuan integral, dan penghematan penggunaan tenaga (exiting harnessing) dalam suatu ruang.Ciri khusus dalam arsitektur seni Barok adalah mencari bentuk-bentuk yang asli dan hiasan ornamennya sangat ramai, serta berkesan berlebih-lebihan. (lihat Bernard Myers, 1969 : 204)

      2.    Gaya Rococo

      Suatu gaya dalam mendisain ruang dalam (interor), seni dekoratif, lukisan, arsitektur, dan mematung dimulai di Paris pada awal abad 18, tetapi segera diadopsi seluruh Perancis dan kemudian ke negara-negara yang lain, terutama di Jerman dan Austria. Rococo ditandai oleh keringanan, kerapian, rahmat, kerapian, dan suatu penggunaan yang berlebihan dari membengkok, format yang alami di (dalam) barang-barang perhiasan. Kata Rococo/Rococo (Arsitektur Abad 18) berasal dari French/Perancis rocaille kata[an], yang menandakan rockwork yang shell-covered yang telah digunakan untuk menghias gua tiruan.

      Istilah Rococo berasal dari bahasa Prancis yang berarti “pekerjaan–batu” (rock-work). Pertama muncul pada tahun 1720 di Prancis dan kemudian bergabung dengan neoklasikisme pada tahun 1770-an. Dari Prancis gaya ini kemudian berkembang ke banyak negara di Eropa. Tendensi-tendensi Rococo dapat dilihat di banyak cabang seni seperti pada lukisan Fragonard, Boucher, Tiepolo, dan pada patung-patung Gunter serta pada karya arsitektur Boffrand. Gayanya sangat mengesankan pada dekorasi interior. Merupakan paduan antara arsitektur, lukisan dan patung, gaya Rococo menghadirkan gaya sangat mapan dan dalam tampilannya sering dipenuhi warna pastel riang, bentuk-bentuk kurvalinier, motif-motif fantastic yang aneh (grotesque)”, dan ditandai cita rasa yang bersifat simetris.

      3.    Naturalisme

      Dalam naturalisme dilukiskan segala sesuatu sesuai dengan keadaan alam (nature). Manusia beserta fenomenanya diungkapkan sebagaimana adanya seperti tangkapan mata, sehingga karya yang dilukiskan seperti hasil foto atau tangkapan lensa kamera. Jika yang dilukiskan sebuah pohon kelapa, maka lukisan tersebut berusaha menggambarkan secara persis pohon kelapa yang ada di alam dengan susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan dan lain-lainnya disamakan setepat mungkin sesuai dengan pandangan mata kita melihat pohon kelapa tersebut apa adanya. Di Indonesia, pelukis yang dapat dikategorikan dalam naturalisme antara lain Saleh, Basuki Abdullah, Djajeng Asmara, Trubus, Gambir Anom, Sugeng Darsono, Dullah, sedangkan para pematungnya adalah Hendro Djasmara, dan Saptoto.

      4.    Realisme

      Berbeda dengan naturalisme, realisme cenderung melukiskan kenyataan pahit dari kehidupan manusia. Di Indonesia perbedaan ini cukup kelihatan, karena realisme cenderung ke sosialis, jadi disebut realisme sosialis yang dirumuskan sebagai karya seni yang mengabdi kepentingan rakyat dan melawan kaum borjuis serta feodal. Belinsky seorang Rusia menunjukkan cara bagaimana orang dapat melukis realistis dengan cara mencari subyek seni lukis di sekeliling kehidupan sehari-hari, dan jangan dibagus-baguskan atau diperindah, tetapi ditangkap sebagaimana adanya.

      5.    Romantisme

      Romantisme adalah gaya atau aliran seni yang menitikberatkan kepada curahan perasaan, reaksi emosional terhadap fenomena alam, dan penolakan terhadap realisme. Dalam seni lukis gerakan ini menghasilkan kebebasan baru dalam menata komposisi, melahirkan citra goresan kuas terbuka, pembaharuan dan drajat tingkatan warna yang lembut, hampir tidak kentara. Gerakan romantik pertama ditemukan di dalam seni sastra sekitar tahun 1780 dan terus bertahan sampai pertengahan abad ke-19. Manifestasi awal romantisme berlangsung di Jerman, tokoh besarnya pelukis pemandangan alam Caspar David Friedrich. Sementara di Inggris, dikenal pelukis Turner dan Constable sebagai pelukis romantisme yang handal, dan di Prancis dikenal nama-nama pelukis besar seperti Theodore Gericault, Delacroix dan Rousseau yang mengukirkan namanya dalam sejarah seni lukis dunia.

      6.    Impressionisme

      Dalam bahasa Indonesia arti impression adalah kesan, jadi karya impressionisme adalah karya seni lukis yang ingin mengungkap kesan. Sekelompok pelukis di Perancis pada akhir abad XVIII, mulai tidak senang dengan cara melukis akademi yang selalu menggambar di studio. Jika ingin melukis sapi di padang rumput, mereka mengambil sapi sebagai model dan dibawa ke studio. Kelompok pembaru mempunyai anggapan bahwa alam sebagai guru yang terbaik, membuat mereka menghambur ke jalan-jalan raya, ke ladang gandum, ke pinggir sunga Seine, dan lain-lain untuk menggambar secara langsung. Lantaran di luar Matahari langsung menyentuh mereka, tentu saja mereka menjadi blingsatan, dan melukis secara cepat-cepat, baik karena panas maupun karena gerakan perjalanan Matahari dari Timur ke Barat mempengaruhi bayangan dan pewarnaan. Secara otomatis mereka memperhatikan keberadaan dan gerakan cahaya. Lambat laun mereka memuja cahaya, dan menomorduakan unsur-unsur yang lainnya. Mereka perdalam ilmu fisika yang bersangkut-paut dengan cahaya. Tokoh-tokoh kelompok ini adalah C. Monnet, Ranoir, C. Pissarro, Sisley, E. Degas, dan lain-lain. Di Indonesia pengikut aliran ini antara lain Kusnadi, Solichin, dan Affandi yang akhirnya menjadi ekspresionis. (lihat Sudarmaji, 1979 : 16)

      7.    Post-Impressionisme

      Post Impresionisme adalah istilah yang secara umum digunakan menjelaskan perkembangan lanjut dari Impresionisme yang dilakukan beberapa pelukis seperti van Gogh, Gauguin, dan George Seurat. Pada karya-karya post impresionisme, kepentingan materi subjek sangat dihargai. Pendekatan utamanya  adalah pada nilai-nilai bentuk.

      Istilah ini Post Impresionisme dikenalkan oleh Roger Fry dan Clive Bell. Istilah ini kemudian  menjadi mapan setelah Fry menyusun pameran penting berjudul “Manet and the post-Impresionism”. di London pada tahun 1910.

      8.    Ekspresionisme

      Berbeda dengan impresionisme yang menangkap kesan sesaat terhadap subyek karya, seniman ekspresionisme lebih mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas. Perkembangannya yang terjauh sampai kepada usaha sepenuhnya mengungkap dunia batin dan ituisi yang tidak bisa dicari identifikasinya di dunia kongkret kasat mata ini. Sebagai pemuka aliran ini antara lain Vincent van Gogh dan Paul Gaugauin. Ekspresionisme di Jerman sangat menonjol dengan tokoh-tokohnya: Ernast Ludwig Kirchner, Karl Schmidt Rottluf, Emil Nolde, Ernst Barlach (terutama patung), lalu W. Kandinsky, Paul Klee, dan lain-lain. Ekspresionisme di Perancis mendapat nama khusus ialah Fauvisme. Jika di Jerman suasana lukisannya nampak seram, pathos, dengan warna yang suram, maka Fauvisme di Perancis justru dengan warna-warna yang cemerlang. Barangkali karena iklim dan faktor geografi yang berbeda, membentuk perwatakan yang berbeda pula. Tokohnya: Henri Matisse, Andre Derrain, Maurice de Vlaminck, Roul Dufi, Kees van Dongen. Di Indonesia bisa disebut Affandi dan Zaini.

      9.    Fauvisme

      Kata fauvisme berasal dari frasa “wild beast” kata dalam bahasa Prancis mengandung arti “binatang buas yang liar”. Nama ini digunakan sekelompok seniman yang pameran bersama di  “Paris Salon d’Automme” pada tahun 1905. Anggota kelompok tersebut adalah Vlaminck, Derain, Marquet, Rouault, dan Henri Matisse. Semua berasal dari latar belakang percobaaan dan inspirasi berbeda. Kualitas umum dari karya yang dipamerkan adalah lukisan dengan warna-warna melengking (strident) dan pola-pola permukaan linier. Karya seperti ini secara kualitas formal tidak dihargai secara akademis, baik dari segi proporsi dan komposisi yang diinterpretasikan secara individual. Para fauvis juga menunjukkan persamaan dengan ekspresionisme Jerman. Dengan pengeksploiotasian warna-warna murni dan anti aturan akademik , mereka mendapat tempat penting dalam perkembangan seni lukis pada abad ke-20.

      10.                Suprematisme

      Suprematisme adalah gerakan yang didirikan oleh Kasimir Malevich di Moscow pada tahun 1913, yang berdiri sampai tahun 1920. Gerakan ini pendukung  abstrak murni yang didasarkan pada elemen-elemen sederhana dari lingkaran, segi empat, segi tiga dan salib. Contoh pertama yang dihasilkan adalah lingkaran hitam sempurna pada latar belakang putih. Semua karya-karya selanjutnya yang didasarkan pada abstrak geometris berhutang budi pada Suprematisme.

      11.                Kubisme

      Seni rupa yang kubistis mempunyai wujud bersegi-segi dan punya kesan monumental, terutama untuk seni patung. Bapak aliran kubisme adalah Pablo Picasso dan G. Braque. Sebelum menemukan kubisme, Picasso banyak dipengaruhi Goya, lalu El Greco, Lautrex, dan akhirnya Cezanne. Patung primitif Afrika dan lberia punya peranan besar hingga lahirlah ciptaan pertamanya. Dalam seni lukis Wanita Avignon, sedang dalam seni patung Kepala Wanita. Jenis-jenis atau fase kubisme agak banyak, namun yang berarti ialah kubisme analitis dan kubisme sintetis. Dalam hal yang analitis, seniman melihat obyek dari berbagai arah yang dibentuk dalam faset-faset kecil, lalu dilukiskan sekaligus. Model karya yang begini kita bisa melihat obyek lukisan yang dilihat dari depan, samping, belakang, dan sebagainya tergantung pada keinginan seniman. Melalui cara ini Picasso dianggap menemukan dimensi keempat dalam seni rupa. Kubisme sintetis bertolak dari bentuk abstrak menuju ke bentuk kongkret. Jadi kebalikan dari yang analitis dari bentuk kongkret ke bentuk abstrak. Tokoh utama kubisme sintetis ialah Juan Gris, katanya: Cezanne membuat silinder dari botol; aku membuat botol dari silinder. Pengikut kubisme tanpa menghiraukan analitis atau sintetis adalah Archipenko, Iplchitz, Henri Laurens, Brancusi (seni patung), Picasso, Braque, Juan Gris, Fernand Leger, Metzinger, dan lain-lain.

      12.                Futurisme

      Merupakan aliran seni rupa yang dibangun di luar Perancis pada tahun 1909 di Italia. Semboyannya seperti diucapkan Filippo Tornasso Marinetti ialah bahwa keindahan baru adalah mobil yang menggeram dan meluncur seperti peluru senapan. Itupun lebih bagus dari patung dewi kemenangan dari Samothrace. Mereka sangat mengagungkan peperangan. Dikatakan juga bahwa masa itu ialah mampusnya kesenian masa lampau. Lalu lahirlah seni untuk masa datang. Seni yang menguasai masa depan. Ada beberapa manifesto dilontarkan kaum futuris: Manifesto of futurist painting (1910) dan Technical manifesto (1910) yang dijadikan pedoman. Futurisme bisa dipandang sebagai pendobrakan faham kubisme yang dianggap statis dalam soal komposisi, garis, dan pewarnaan. Futurisme mengabdikan diri pada gerak. Sedemikian besar nafsu mengutarakan gerak hingga anjing lari lukisan G. Balla digambar tidak dengan kaki empat melainkan banyak sekali. Para tokohnya: Umberto Boccioni, Carlo Carra, Severini, Giacomo Balla, Ruigi Russalo.

      Futurisme (berorientasi ke masa depan), adalah suatu gerakan seni di Italia pada awal abad ke-20, yang cenderung menghubungkan seni dengan kecepatan mesin dan waktu yang memposisikan pengamat ditengah-tengah gambar. Seni rupa futuristik, pertama dipublikasikan penyair Filippo Marinetti melalui pameran yang diberi judul “ Futurism Manifesto” pada tahun 1909. Pada tahun-tahun berikutnya,  dengan bantuan Carlo Carra, Umberrto Boccioni, dan Luigi Russolo gagasannya diaplikasikan ke dalam lukisan . Menifesto futurisme kemudian menjadi issu yang berkembang dalam masyarakat. Tokoh-tokoh aliran ini mengabadikan  sensasi-sensasi dinamis dan “memasukkan” (interpenetration) figur-figur di dalam gerakan dengan menggunakan garis-garis diagonal yang dinamis.

      13.                Dadaisme

      Aliran dadaisme merupakan isyarat yang nihilistis dari aliran berikutnya, surealisme. Lahir di Zurich, merupakan produk yang histeris dari situasi perang dunia I. Sifatnya dapat dikatakan anti seni, anti perasaan dan cencerung merefleksi kekasaran dan kekerasan. Karyanya serba aneh seperti misalnya mengkopi lukisan Monalisa, tapi dikasih kumis. Tempat kencing diberi judul dan dipamerkan. Dilakukan juga metode kolase, bahkan dengan material lebih besar volumenya seperti kayu dan rongsokan barang bekas. Sedang dengan kubisme sintetis masih terbatas dengan sobekan koran, menaburi pasir. G. Gross, Max Ernst, Hans Arp, Marcel Ducham dan Picabia pernah berkecimpung dalam dadaisme.

      14.                Surealisme

      Pada awalnya gerakan dalam sastera, diketemukan oleh Apollinaire untuk menyebut dramanya. Pada tahun 1924 istilah itu diambil oper Andre Beton untuk manifesto kaum surealis. Dalam kreatifitas seninya kaum surealis berusaha membebaskan diri dari kontrol kesadaran, menghendaki kebebasan besar, sebebas orang bermimpi. Gerakan itu sangat dipengaruhi ajaran ilmu jiwa dalam, terutama psiko analisa Sigmund Freud. Dalam gerak selanjutnya terlihat ada tendensi menuju kepada bentuk-bentuk realistis namun dalam hubungan aneh seperti pada lukisan Salvador Dali, Sudibio dan Sudiardjo, yang disebut sebagai surealisme fotografis. Sedang pada Joan Miro dan A. Masson, disebut dengan surealisme amorfis.

      15.                Abstraksionisme

      Pada aliran-aliran sebelumnya, seniman masih bertolak dari kenyataan optis, maka pada aliran abstrak yang sangat banyak jenisnya, seniman berusaha menggali suatu kenyataan yang ada dalam batin para seniman. Mungkin dapat disebut dengan istilah fantasi, imaji kreatif, intuisi, atau istilah lainnya. Disebabkan hadir dari dunia batin, dunia dalam, maka akan muncul bentuk yang tidak ada identifikasinya dalam dunia optis yang orang lain bisa mengontrolnya. Jika suatu lukisan abstrak masih nampak bekas-bekas dengan alam, disebut orang semi abstrak atau abstrak impresionis. Sedang abstrak murni tidak sedikitpun dapat diidentifikasikan dengan alam yang dibagi menjadi dua. Pertama abstrak ekpresionis, yang kedua abstrak geometris. Abstrak murni sering juga disebut sebagai seni non obyektif atau figuratif. Abstrak geometris dapat dilihat pada karya-karya Piet Mondrian, Bart van Leck, Theo van Doesburg, yang dikenal dengan nama khususnya neo plastisisme, sedang Malevich dikenal sebagai penganut suprematisme.

      Abstrak ekspresionis di Amerika dapat dilihat dua kecenderungan, pertama dikenal sebagai color field painting dengan tokohnya Mark Rothko, Clyfford Still, Adolf Gotlieb, Robert Motherwell, Bornett Newman. Sesuai dengan namanya, lukisan mereka banyak menampilkan bidang lebar-lebar berwarna cerah. Sedang kecenderungan kedua dengan julukan action painting terdiri dari Jackson Pollock, Willem de Konning, Franz Kline, dan Jack Twarkov.

      Abstrak ekspresionisme di Perancis diikuti oleh H.Hartung, Gerard Schneider, G. Mathiew, dan Pierre Soulages. Lalu yang diberi nama khusus Tachisme adalah Wols, Aechinsky, Asger Yorn. Mendapatkan julukan abstrak impresionis adalah J. Bazaine, A. Manessier, N. de Stael, dan J. le Moal.

      16.                Konstruktifisme

      Konstruktifisme dapat dikategorikan dalam seni abstrak juga dan dominan dengan seni rupa tiga dimensional. Tokohnya A. Pevsner, Naum Gabo, Vladimir Tatlin, A. Rodchenko, A. Calder (yang lantaran patungnya bergerak-gerak dapat nama mobilisme). Patung yang bisa bergerak dengan banyak macam dan ragamnya, di Amerika dikenal dengan nama kinetic sculpture. Tenaga penggeraknya macam-macam, ada yang lantaran angin, air, baterai, dan listrik.

      Konstruktifisme adalah pergerakan seni rupa yang berkembang di Rusia pada awal abad ke-20. Para eksponen gerakan ini menciptakan patung, relief, konstruksi-konstruksi dan skema-skema arsitektur dengan material baru seperti plastik transparan, besi, kawat dan kaca. Secara umum mereka menggagas interaksi visual antara bentuk dan ruang dengan mengemukakan konsepsi-konsepsi ruang dan massa yang menempati ruang. Kelompok ini menerima pekerjaan pematrian (welding) dalam pembuatan patung sebagai teknik penciptaan karya. Pada tahun 1920 mereka membuat pameran besar yang diikuti tokoh-tokohnya antara lain : Antoine Pevner, Naum Gabo . Pada kesempatan yang sama mempublikasikan “Manifeto”nya, dengan mengulang klaimnya tentang seni dengan kecepatan mesin waktu dan menempatkan pengamat ditengah-tengah gambar.

      17.                Minimalisme

      Apa yang disebut minimal art adalah sikap yang lebih fundamental lagi dari aliran kunstruktifisme. Gerakan yang merupakan reaksi langsung terhadap abstrak ekspresionisme tahap permulaan ini, dari seni personal menjadi impersonal. Minimal art lahir karena situasi teknologi dan industri yang tinggi, di mana personalitas menjadi kurang. Daripada sculptural, minimal art cenderung architectural.

      Minimalisme adalah suatu paham berkesenian yang memunculkan unsur-unsur bentuk seni secara minimal dalam karyanya. Tampilan karya tersebut tampak sederhana. Misalnya pada karya seni lukis dan seni patung, bentuk-bentuknya disederhanakan sedemikian rupa sehingga yang diperlihatkan hanya esensi ( hakekat) yang mewakili citra visual yang ditampilkan.

      Istilah mininalisme dikenalkan oleh Barbara Rose pada pertengahan tahun 1960-an. Istilah ini tidak menunjukkan suatu gerakan kelompok maupun pribadi, tetapi hanya menunjukkan kecendrungan berkarya dengan penampilnan citra bentuk minimal.

      Perkembangan minimalisme berlangsung sekitar ahun 1960-an sampai dengan 1970-an, terutama di Amerika. Tokoh yang menganut aliran ini antara lain adalah Carl Andre, Ronald Bladen, Dean Flavin, Donald Judd, Sol Lewitt, Khisiso Sugo dan Katsuo di Jepang.

      18.                Op art

      Op art merupakan salah satu seni non obyektif dan non figuratif. Jadi termasuk dalam seni abstrak juga. Op art merupakan singkatan dari optical art alias rtetinal art. Wujudnya yang khas ialah susunannya yang geometris dengan selalu diulang-ulang biasanya teratur rapi, sehingga mata kita merasa dikecoh karena kelicikannya. Ia seperti mau mengeksploitasi kelemahan mata kita dengan ilusi ruang. Seperti halnya papan catur, ia menarik perhatian karena warnanya yang kontras. Jika kita lihat karya Piet Mondrian menghindari pengulangan, maka justru op art melakukan pengulangan sampai barangkali peninjau dalam keadaan trance sebagaimana mendengarkan bunyi gamelan kuda lumping. Tokoh kelompok ini antara lain Victor Vaserely, Bridget Riley, Yaacov Gipstein, Tadasuke Kawayama.

      19.                Pop art

      Pop art adalah gaya seni yang cenderung mengekspresikan spirit dunia pada jamannya (tahun 1960-an). Seniman Pop Art,  tidak ragu  mengkritik  beberapa keborokan jaman. Mereka mengangkat obyek murni/steril sebagai model-model, dan juga barang sehari-hari seperti  bola lampu listrik, kaleng bir, atau bungkus makanan dan sebagainya. Objek-obyek tersebut secara langsung akrab dengan pengamatnya. Tujuan pisikalnya lebih ditonjolkan daripada ungkapan intelektualnya. 

      Sebutan Pop Art diambil dari singkatan kata “popular” (yang dikenal umum). Jika dibandingkan dengan Dadaisme pada tahun 1920-an, gaya Pop Art ini tidak dihargai sebagai pendiri suatu mazhab seni yang mapan. Walau demikian tetap dihargai sebagai suatu fase perkembangan seni paruh kedua abad ke-20.